NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:780
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_20 Penculik!

Tamparan itu mendarat telak di pipi Xiao Mei. Wanita itu langsung memegangi sebelah wajahnya yang terasa panas dan perih.

"Kau! Beraninya menamparku?!" teriaknya. Tangan Xiao Mei terangkat hendak membalas, tetapi Hanina dengan gesit menangkap tangannya ke udara dan menepisnya dengan kasar. Napas Xiao Mei memburu, matanya melotot tajam.

"Aku tidak akan membiarkanmu merendahkanku hanya karena mulutmu lebih cepat daripada otakmu, Xiao Mei," Hanina mendengus kasar, wajahnya berubah penuh emosi yang dia tahan.

Beberapa orang berhenti untuk menonton, bisik-bisik mulai terdengar, tetapi Hanina tidak peduli. Tatapannya tajam, berbeda jauh dari sikap kalemnya selama ini.

"Jangan pernah bicara seenaknya tentang aku lagi. Aku mungkin terlihat bodoh di matamu, tapi aku tidak selemah yang kau kira." lanjutnya dengan suara tegas dan terkontrol.  Hanina bisa saja meledakan emosinya apalagi jika menyangkut harga diri dan kehormatan, tapi gadis itu terlatih untuk tetap tenang dan menegur sewajarnya.

Xiao Mei hanya berdiri mematung, ingin berkata kasar tapi suaranya seakan tersangkut di kerongkongan.

"Pesan taksi online, kita pulang sekarang!" titah Hanina. Sebenarnya ia ingin membeli buku dulu untuk mengisi kebosanan di rumah, tapi karena situasinya berubah buruk, maka Hanina terpaksa mengurungkan niat itu.

Xiao Mei menggigit bibirnya kesal dan tatapan Hanina yang begitu tajam membuatnya tak berani membantah. Harga dirinya terasa tercabik, dia bersumpah akan membalas tamparan itu dengan pukulan yang lebih pedih.

Dengan gerakan buru-buru jarinya merogoh tas kecilnya, meraih ponsel dan membuka apalikasi layanan antar jemput.

Chen Jie diam-diam merekam kejadian itu, sempat terkejut dan kagum pada sikap Hanina yang berani tapi tetap menjaga ketenanganya saat emosi. Video itu pun di kirim langsung ke Wang Lei.

Kedua gadis itu berjalan ke arah tepi jalan raya menunggu taksi yang dipesanya. Hanya berselang 2 menit sebuah mobil putih berhenti, mereka segera masuk. Suasana hening dan kaku, antara Hanina maupun Xiao Mei hanya saling melirik tajam.

Saat mobil mulai melaju membelah jalan raya, Motor Chen Jie pun kembali mengikutinya di kejauhan, hanya berbekal menghafal plat mobil, dia tidak akan kehilangan jejak.

Tetapi kemudian Chen Jie merasa janggal saat menyadari sebuah mobil mewah berwarna hitam metalik juga mengikuti taksi itu sejak tadi.

"Mobil itu... seperti mengikuti, Apa hanya kebetulan?" pikir Chen Jie, matanya menyipit waspada.

Dia mempercepat motornya sedikit, mendekat ke lajur kiri agar bisa mengawasi lebih jelas. Namun tetap menjaga jarak agar tak terlihat mencurigakan.

Jalanan mulai sepi saat taksi itu berbelok ke ruas jalan kecil yang jarang dilewati kendaraan. Mobil mewah itu masih mengikuti, seperti sengaja menjaga jarak tepat di belakang taksi.

Dan kemudian—

Ciiiitttt!!!

Mobil mewah itu melaju kencang, menyalip, lalu berhenti mendadak tepat di depan taksi.

"Astagfirullah hal adzim!" seru Hanina spontan, tubuhnya ikut tersentak ke depan.

"Sialan! Apa-apaan ini?!" Xiao Mei memaki, memegang sandaran kursi agar tidak terjatuh.

"Maaf, Nona… mobil kita dihadang," jawab sang sopir dengan suara gemetar.

Belum sempat mereka bertanya, tiga pria turun dari mobil metalik itu. Mereka berpakaian serba hitam, memakai topeng badut menyeramkan, dan berjalan cepat ke arah taksi.

"Diam dan jangan bergerak!" salah satu dari mereka, Fang Jie, menodongkan pistol ke kaca depan. Sopir itu langsung angkat tangan, wajahnya pucat pasi.

Hanina dan Xiao Mei bergerak gelisah, tiba tiba saja tubuh mereka berkeringat dingin.

"Ya Allah ada apa ini... Lindungi kami.." Hanina melirihkan doa dengan bibir bergetar. Tiba-tiba pintu di sampingnya ditarik paksa oleh seorang pria bertopeng. Hanina menjerit, tubuhnya gemetar. Salah target, pintu segera di tutup kembali lalu menahanya seolah tak membiarkan gadis itu keluar.

Giliran Zhou Kun yang membuka pintu bagian kanan, Xiao Mei berteriak, suasana kacau, pria bertopeng menarik paksa tangan wanita itu.

"Lepaskan aku, sialan!" Xiao Mei meronta, Hanina pun berusaha keras menahanya, tapi tenaganya jelas tak sebanding.

"Lepaskan dia!" pekik Hanina, tapi sia-sia saja karena

Zhou kun akhirnya berhasil meringkus Xiao Mei ke atas bahunya lalu membawanya lari.

"Xiao Mei...." pekik Hanina, tanpa berani keluar.

Tepat saat itu juga supir hendak mengambil ponsel untuk lapor polisi, tapi dengan cepat di cegah Fang Jie. Dia bergerak dan membuka pintu si supir paru bayah yang tubuhnya gemetar.

"Beraninya lapor polisi?!" Dia merebut ponsel itu lalu menampar wajahnya bolak-balik, kepalanya berputar, Fang Jie segera melumpuhkan si supir  dengan mengentutinya tepat di wajahnya, suaranya seperti terompet rusak dan ya, benar saja, pria itu langsung terkapar tak berdaya karena aroma telor busuk yang menguar di dalam mobil.

"Astagfirullah hal adzim... Bau bangkai! kurang ajar Kalian!" teriak Hanina menutup hidungnya dengan hijab. Fang Jie dan Lu Yan tertawa puas sebelum akhirnya menyusul ke mobil Bos Lou Sheng.

Hanina segera keluar, menghirup udara segar setelah hidungnya di susupi bau busuk.  Jantungnya masih berdegup panik, matanya menatap nanar Pada mobil yang menculik Xiao Mei yang telah melaju dengan kecepatan tinggi.

"Ya Allah... Kalau mereka penculik, kenapa mereka hanya menculik Xiao Mei?" ucapnya lirih, napasnya sedikit memburu.

"Dan... Bagaimana aku sekarang? Apa yang harus aku lakukan, aku bahkan tidak tahu alamat rumah yang kutinggali..." keluh Hanina, air matanya menggenang. Frustasi.

•<•<pearlysea•<•<•

Di tempat lain, di dalam mobil ekslusif nan mewah, Wang Lei dan Bos Liang Zemin duduk berdampingan di kursi penumpang, mereka mengenakan jas formal serba hitam yang memancarkan aura dingin nan misterius.

Dua orang di depannya pun mengenakan stelan yang sama. Mereka duduk tenang, bersandar tegap dengan wajah datar, ekspresi yang sangat serius mencerminkan isi kepala mereka tentang, pelelangan barang ilegal dan negosiasi sengit yang mempertaruhan nyawa.

Keheningan itu pecah saat dering ponsel dari saku jas Wang Lei bergetar, jantung pria itu berdebar tak karuan karena lupa menonaktifkanya di waktu sensitif seperti ini. Dia tidak bergerak, membiarkan ponselnya terus berbunyi, tangannya mengepal di atas paha.

Bos Liang yang duduk di sampingnya melirik tajam dan itu membuat suasana semakin mencekam.

"Angkat." ucapnya dingin dan datar.

Wang Lei meneguk ludah dan menarik napas panjang. Perlahan merogoh saku jasnya, lalu mengangkat panggilan itu di bawah tatapan tajam Bos Liang.

Sebuah panggilan video, Wang Lei menggeser ikon hijau lalu wajah Chen Jie muncul dengan ekspresi panik.

"Kabar buruk." katanya.

"Ketiga pria bertopeng badut menculik Xiao Mei, dan meninggalkan gadismu di tepi jalan, apa yang harus aku lakukan?" lanjutnya.

Wang Lei mendengus pelan, dia tahu siapa yang dimaksud tentang pria bertopeng badut, jelas hanya anak buah Lou Sheng yang mengenakan atribut saat melakukan eksekusi kriminal, dan soal Xiao Mei dia tidak perduli.

"Bawa Hanina kerumah, aku percayakan dia padamu. Tapi kalau sampai kau apa apakan dia... kupastikan kau akan dimutilasi hidup-hidup."

Chen Jie mengangguk cepat, wajahnya serius.

"Baik, aku mengerti. Aku akan pastikan dia aman," jawabnya tegas sebelum menutup panggilan.

Wang Lei memasukan kembali ponselnya dan membungkuk ke arah Bos Liang.

"Terima kasih, Bos."

Bos Liang menoleh, tatapanya tak berubah.

"Nampaknya kau sedang jatuh cinta. Siapa gadis itu?"

"Hanina. Gadis yang sekarang masih dirumah lamamu, Bos."

Mendadak dahi pria tua berkarisma itu mengernyit.

"Gadis berhijab itu?" tanyanya lalu tekekeh kecil, tawa yang dingin.

"Kau jatuh cinta pada pandangan pertama dan berusaha menahanya disana?"

Wang Lei terdiam sejenak, matanya sedikit meredup.

"Aku tidak punya alasan untuk menyangkalnya, Bos,"

Bos Liang Zemin memiringkan kepalanya, menatap Wang Lei seperti membaca pikirannya.

"Seorang pria sepertimu... jatuh cinta pada gadis polos berhijab? Kau pikir itu ide bagus, Wang Lei? Dia bukan dari dunia kita."

Wang Lei menunduk sejenak, sudut bibirnya terangkat sedikit menciptakan senyum samar.

"Aku tahu, Bos. Tapi untuk pertama kalinya aku merasa hidup lagi setelah sekian lama, mengingatkanku pada seseorang yang telah menjagaku dengan kedua tanganya. Kenangan berharga itulah yang membuatku ingin menjaga... Hanina."

Liang Zemin menyeringai sinis.

"Sejak kapan kau bermain-main dengan perasaan Wang Lei? Kau baru beberapa hari mengenalnya dan gadis itu bisa saja membahayakan organisasi kita, jika itu terjadi kau sendiri tahu apa resikonya, Lou Sheng mungkin akan menggilingmu untuk jadi pakan babi."

"Aku akan terima resikonya, Bos." jawabnya langsung.

Liang Zemin menghela napas panjang, tatapannya berubah lebih gelap ke arah Wang Lei.

"Kau benar-benar gila," decitnya.

"Kita akan bicarakan ini lebih serius nanti, kau harus di beri peringatan." Dia mendengus kasar sebelum kembali melanjutkan.

"Aku tidak suka orang-orangku bertindak gegabah hanya karena urusan perasaan."

Wang Lei hanya diam, pandangannya lurus ke depan dengan rahang yang mengeras. pikirannya langsung membayangkan Hanina yang polos terjebak di antara intrik gelap dunia mereka. Tetapi ia telah bertekad mempersiapkan diri untuk menerima konsekuensi apa pun yang akan datang.

1
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Waw,,,sangat menarik ceritanya keren banget 👍👍👍
Siti Nina
oke ceritanya 👍👍👍
Siti Nina
Mampir thor salam kenal kesan pertama menarik ceritanya keren kata"nya juga enak di baca 👍👍👍 tapi yg like nya dikit banget padahal oke banget ceritanya 👍👍👍🤔🤔
Nalira🌻: Salam kenal juga, Kak...🤝🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!