NovelToon NovelToon
REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

REINKARNASI PANGERAN TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Retto fuaia

kenyataan yang menyakitkan, bahwa ia bukanlah putra kandung jendral?. Diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi, dan tentunya akan melakukannya dengan hati-hati. Apakah Lingyun Kai berhasil menyelamatkan keluarga istana?. Temukan jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retto fuaia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HANYA INGIN IA BAHAGIA

...***...

Di sebuah penginapan.

Pemuda bertopeng sedang memeriksa keadaan Raja Ruo Xuan, ia benar-benar memastikan apa saja yang tersembunyi di dalam tubuh Raja tersebut.

"Bagaimana menurutmu?." Raja Ruo Xuan cemas. "Apakah saya mengalami sakit parah?."

"Racun yang ada di dalam tubuh Gusti Raja masih bisa disembuhkan." Jawabnya sambil memberi hormat. "Hamba hanya bisa memberikan obat penekan racun itu untuk sementara waktu." Ia berikan botol kecil dari kantong miliknya. "Sebab, ketika anda merasakan hawa dingin, racun itu sangat menusuk tulang, dan dapat membuat kehilangan kesadaran."

Deg!.

"Ho? Rupanya kau bisa melihatnya?." Raja Ruo Xuan terkesan. "Obat ini hanya bisa menekan sementara?."

Pemuda itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau yakin ini bukan racun?." Raja Ruo Xuan menggoyangkan botol kecil itu.

"Hamba hanyalah pengembara kecil." Ia memberi hormat. "Mencari hamba sangatlah mudah, apalagi di wilayah kekuasaan yang mulia kaisar guo haoyu." Ia tersenyum kecil. "Mana berani hamba berbuat gegabah, membunuh adik bungsu yang mulia kaisar."

"Hahaha!." Raja Ruo Xuan tertawa mendengar itu. "Kau cukup pintar juga bocah." Ada perasaan senang di hatinya. "Siapa namamu? Saya ingin meminta obat yang mampu mengobati tubuh saya secara permanen."

"Nama hamba wu xian." Ia memberi hormat. "Hamba hanyalah pemula di dunia pengobatan, ada seorang wanita yang mampu mengobati tubuh Gusti Raja."

"Katakan, siapa dia?." Raja Ruo Xuan heran. "Apakah dia berada di wilayah ini?."

"Hamba bisa saja mengatakannya, tapi berjanjilah pada hamba satu hal." Wu Xian menguatkan hatinya untuk melakukan rencana itu. "Aku harus segera melindungi ibuku, terlalu lama baginya menderita di sana."

"Perjanjian seperti apa yang kau inginkan? Katakan saja." Respon Raja Ruo Xuan.

Wu Xian membuka topeng penutup wajahnya, membuat Raja Ruo Xuan terkejut.

"Kau? Putra kakak kaisar?." Raja Ruo Xuan tercengang melihat itu.

"Bukan, hamba putra bungsu jendral xiao chen tao." Hatinya terasa sakit mengatakan kalimat itu.

"Tapi wajahmu sangat mirip sekali dengan kakak kaisar." Raja Ruo Xuan bingung.

"Mohon dengarkan apa yang hamba katakan." Wu Xian memberi hormat, menatap dengan serius.

"Tatapan mata itu sangat mirip sekali dengan kakak kaisar." Dalam hati Raja Ruo Xuan. "Baiklah, katakan saja." Raja Ruo Xuan berusaha tenang, dan tidak banyak bertanya lagi.

"Wanita ahli obat tersebut adalah ibu selir hamba." Ia berusaha tidak gugup. "Istri selir dari jendral xiao chen tao." Lanjutnya.

"Ia ahli obat?." Raja Ruo Xuan mengulangi kalimat itu.

"Benar." Responnya.

"Bukankah? Di larang memiliki kemampuan itu selain tabib dari istana?." Raja Ruo Xuan semakin bingung. "Apakah kau tidak mengerti dengan apa yang kau katakan wu xian?." Ada perasaan cemas di hatinya.

"Karena itulah hamba meminta perlindungan pada Gusti Raja." Jawabnya. "Membawa pergi ibu hamba dari kediaman jendral, menjadikannya sebagai tabib pribadi Gusti Raja." Sorot matanya begitu tajam. "Kemampuan pengobatan ibu hamba sangat luar biasa, beliau pasti mampu mengatasi racun yang ada di dalam tubuh Gusti Raja."

"Membawanya dari kediaman jendral, dan menjadikannya tabib pribadi saya?." Raja Ruo Xuan berpikir keras. "Apakah menurutmu saya gila? Kakak kaisar, dan semua orang yang ada di istana menganggap saya bajingan! Karena telah membawa istri orang lain!." Raja Ruo Xuan mengetuk kepala Wu Xian.

"Aduh!." Wu Xian segera melindungi kepalanya. "Ibu hamba itu tidak pernah diperhatikan oleh ayah hamba." Rengeknya. "Sepuluh tahun pernikahan tapi tidak pernah disentuh sama sekali." Hatinya terasa sakit. "Setiap hari mendapatkan hinaan, dan kadang pelayannya kurang ajar, nyonya besar menindas ibu selir hamba." Wu Xian terlihat sangat dramatis sekali.

"Sifatnya yang seperti ini sangat mirip sekali dengan kakak kaisar." Dalam hati Raja Ruo Xuan merasa resah dengan rengekan Wu Xian. "Bukankah sekarang kau bisa menjaga ibumu? Apakah kau tidak bisa melawan ayahmu?." Raja Ruo Xuan mencoba tenang.

"Hamba bisa saja menjaga ibu selir secara fisik." Jawabnya setengah kesal. "Bahkan jika beliau dicambuk mati oleh yang mulia kaisar, hamba akan pasang badan untuk melindungi beliau." Ia semakin dramatis. "Tapi tidak mungkin bagi hamba." Ia lebih mendekat, dan berbisik di telinga Raja Ruo. "Memberikan kepuasan batin pada ibu hamba."

Blush!.

Wajah Raja Ruo Xuan memerah sempurna mendengarkan ucapan Wu Xian, bahkan sampai ke telinganya.

"Aduh!." Wu Xian meringis sakit ketika keningnya di ketuk oleh Raja Ruo.

"Bocah nakal." Raja Ruo Xuan merasa kesal. "Berani sekali kau membisikkan perkataan seperti itu pada seorang Raja?."

"Maafkan hamba." Wu Xian segera berlutut di bawah. "Hamba hanya ingin ibu selir bahagia, dan merasakan kasih sayang dari seorang laki-laki yang mencintainya."

"Hm." Raja Ruo Xuan tampak berpikir.

"Apa gunanya cantik? Tapi tidak mendapatkan perhatian dan disentuh oleh seorang laki-laki." Wu Xian tampak cemberut. "Ayah hamba itu terlalu sombong, dan bodoh."

"Bfuh!." Raja Ruo Xuan hampir saja tertawa melihat betapa lucunya raut wajah Wu Xian ketika mengembungkan pipinya. "Tapi saya tidak pernah bertemu dengan ibumu." Raja Ruo Xuan bersikap tenang. "Alasan seperti apa yang bisa saya gunakan untuk membawanya dari kediaman jendral?." Raja Ruo Xuan tampak bingung.

Wu Xian mencoba memikirkan kembali masa lalu ibunya, apakah ada kenangan yang pernah ia lupakan mengenai pertemuan ibunya dengan seseorang?.

"Kau tidak berpikir akan menjebak ibumu agar tidur dengan saya, kan?." Raja Ruo Xuan menatap curiga pada Wu Xian yang melamun.

"Aiya." Responnya. "Mana mungkin hamba menghina kehormatan ibu hamba seperti itu?." Wu Xian kesal. "Apa kata yang mulia kaisar nantinya? Jika mengetahui adik bungsunya yang belum menikah, tapi malah jadi selingkuhan istri selir jendral?." Hatinya jengkel, mengeraskan suaranya.

"Kau!." Raja Ruo Xuan menunjuk wajah Wu Xian, merasa tersinggung dengan ucapan itu. "Kau mengetahui jika saya belum menikah?." Hatinya terasa panas.

"Tentu saja mengetahuinya." Wu Xian berusaha tidak tertawa. "Itu karena Gusti Raja sangat takut disentuh seorang wanita, karena pengalaman masa remaja."

"Kau! Rupanya kau mengetahui banyak tentang saya?!." Raja Ruo Xuan panik, spontan mengeluarkan pedang, dan mengarahkan ke leher Wu Xian.

"Tenanglah sedikit Gusti Raja." Wu Xian mendorong pelan pedang itu, agar menjauhi lehernya. Ia menelan ludah paksa, takut lehernya mendadak lepas dari tempatnya.

Raja Ruo Xuan menyarungkan kembali Pedang Api Naga. "Jika kau mengetahui bahwa saya takut disentuh oleh seorang wanita? Lantas kenapa kau malah menyarankan agar menikah dengan ibumu?." Raja Ruo Xuan heran. "Kau tidak takut jika saya malah membunuh ibumu nantinya?."

"Ibu selir adalah wanita baik hati, baik budi, dan pandai merawat seseorang." Ucapnya penuh kebanggaan. "Tidak akan mungkin membuat Gusti Raja takut, malahan Gusti Raja akan bersikap manja pada ibu hamba nantinya."

"Ho? Kau terlihat sangat meyakinkan sekali." Raja Ruo Xuan merespon dengan baik. "Kalau begitu, pertemukan saya nantinya dengan ibumu." Raja Ruo Xuan tersenyum ramah. "Akan saya pikirkan cara untuk membawa ibumu dari kediaman jendral."

"Hamba akan mengusahakannya di acara pernikahan pangeran pertama nantinya." Wu Xian memberi hormat.

"Benar juga." Raja Ruo Xuan teringat sesuatu. "Saya datang ke sini memang ingin menyaksikan pernikahan pangeran pertama, dengan nona muda kediaman jendral." Raja Ruo Xuan memperhatikan penampilan Wu Xian. "Kalau begitu, kau bawa ibumu pada saya nantinya."

"Akan hamba lakukan." Wu Xian bersemangat, dan ia memberi hormat.

"Kau mengenakan topeng penutup wajah." Raja Ruo Xuan melihat ke arah topeng hitam yang tergeletak di atas meja. "Memangnya kau prajurit bayangan istana?."

"Benar Gusti Raja." Ia kembali memberi hormat. "Hamba sedang berjaga-jaga di kawasan perbatasan, tidak sengaja melihat Gusti Raja di serang."

"Nanti akan saya ceritakan pada kakak kaisar." Raja Ruo Xuan kesal. "Bagaimana mungkin ada rampok di kawasannya?."

"Mohon ampun Gusti Raja." Responnya. "Rampok itu biarkan hamba yang menyelidikinya, hamba takut terjadi kesalahpahaman nantinya."

"Baiklah, akan saya serahkan padamu wu xian." Raja Ruo mengerti. "Apakah itu nama aslimu?."

"Nama asli hamba lingyun kai." Jawabnya dengan senyuman ramah.

"Nama yang bagus juga." Raja Ruo Xuan terkesan. "Kalau begitu, saya akan mengandalkan mu, wu xian."

"Baik Gusti Raja." Wu Xian merasa lebih baik.

Apakah itu akan berjalan dengan baik nantinya?. Apa yang akan dilakukan Lingyun Kai selanjutnya?. Bagaimana kisah selanjutnya?. Temukan jawabannya. Next.

...***...

1
Sarah Q. M
Tapi Mingmei kok tau aja sih? Punya mata batin kah? Yang bisa langsung melihat jiwa seseorang gitu? 😅
Rettofuaia: selir Mingmei tahu dari jindannya Lingyun Kai yang beda
total 1 replies
Sarah Q. M
Waduh, semoga gak ada tukang fitnah lagi. Nanti karena sering datengin tempat Mingmei, Lingyun Kai disangka selingkuhannya 😩. Sebelumnya 'kan gitu. Tapi kalau dulu bisa ngaku adeknya karena emang bener, kalau sekarang Identitasnya lain kan bisa berabe~😌
Sarah Q. M: Aku pengen baca kak, tapi endingnya bagus atau gantung yah...? 😔.
total 8 replies
Sarah Q. M
Tapi jujur ini reaksi Mingmei agak kurang realistis sih pas tau itu Lingyun Kai 😕. Harusnya dia bisa dibikin lebih banyak tanya, nangis lebih banyak dan lain sebagainya. Tapi yaudahlah, ini kan hanya fiksi 🗿Termasuk An-hong ku juga sayangnya hanya fiksi 😩 (mungkin author sendiri bosan mendengarku yang menyebut An-hong terus. Sorry yah, hehe :D)
Sarah Q. M: Oh, udah dianggap bestie nih? 😄
Berarti boleh dong chat langsung atau masuk grup.... ? 😅
total 8 replies
Sarah Q. M
Hahahaha, kebayang gesturnya kayaknya lucu banget 🤣
Rettofuaia: aura bumil emang beda 🤣
total 1 replies
Sarah Q. M
ini responnya agak kurang tepat yah. Harusnya lebih ke "Hah... " gitu baru helaan. Kalau "Hm." itu deheman / berdehem. Gitu kak.
Rettofuaia: ok, thanks sarannya 👍
total 3 replies
Sarah Q. M
Akhirnya dijelasin juga tentang transmigrasi Bai Chenguang. Rupanya selir Mingmei yang asli pun menyesal yah? Tapi kenapa dia bunuh Bai Chenguang? Apa karena cinta sesaat? 😯
Rettofuaia: pelan² pak supir,,, 😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
"Hampir limbung" bukan "Hampir limbong"
Rettofuaia: Limbong nama orang 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
Kopiku memuncur untukmu thor! Semangat! ☕☺
Rettofuaia: terima kasih dukungannya
total 1 replies
Sarah Q. M
Btw aku penasaran, ini baka jadi novel panjang, sedang, atau pendek nih? 👀
Rettofuaia: rencana 90Eps aja sih kalo masih kuat mikirnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Wait, wait, wait! "Darah Naga Merah berstatus Naga emas? "
Gimana ceritanya dah 'Naga merah' jadi 'Naga emas' jadi yang benar warnanya emas atau merah? 👀
Rettofuaia: terima kasih atas dukungannya ya
total 3 replies
Sarah Q. M
Aura Naga Marah? 😅. Naga auranya jangan marah-marah dong! 🤣
Rettofuaia: tanda penguasa yang sangat tinggi, makanya dibuat merah seperti darah yang membara
total 1 replies
Sarah Q. M
habis dialog Xin-Taio jangan ditambah kutip lagi dong. 'Kan ini narasi.
Sarah Q. M
Oalah, Jun-hie udah tau toh! Habisnya sama sekali gak ada narasi yang menjelaskannya dengan jelas, gak ada kalimat penjelasnya. Jadi sekarang Anda mengerti 'kan thor? Kenapa Saya menyuruh kakak untuk memperbaiki narasi, deskripsi, dan kepenulisan? ☺
Rettofuaia: harap bersabar 😶
total 3 replies
Sarah Q. M
Qiang-Long itu anak Jendral yang asli yah?
Rettofuaia: Yoi, anak kandungnya
total 1 replies
Sarah Q. M
Selir hati?
Rettofuaia: salah deh
total 1 replies
Sarah Q. M
Lixin Beiye tuh cinta gak sih sama Jun-hie?
Rettofuaia: enggak sama sekali 😶
total 1 replies
Sarah Q. M
Jadi Jun-hie udah tau dia Bai Chenguang?
Rettofuaia: Udah, cerita detailnya nanti 😂😂😂
total 1 replies
Sarah Q. M
X?
Rettofuaia: lah? bisa gitu ya? 😂😂
total 7 replies
Sarah Q. M
Jujur aja cerita kakak tuh masih banyak beberapa kekurangan. Kayak misalnya, deskripsi wujud karakter, terus kayak di sini ada banyak banget karakter tapi gak terlalu di sorot pas muncul dan jarang muncul lagi yang memungkinkan pembaca udah lupa sama karakternya. Nah, terus salah satu yang agak gak sesuai kriteria novel yang bagus itu karena kakak tuh kurang banget di deskripsi narasi jadi di sini juga kalau bikin momen sedih atau perpindahan emosi agak kurang terasa dan kurang "smooth" gitu perpindahan suasananya. Harap diperhatikan lagi yah kak. ☺
Rettofuaia: terima kasih sarannya ya. akan diusahakan.
total 1 replies
Sarah Q. M
Double kata nih, jadi bertele-tele. "Kedatangan Xin-qian yang 'akan' berjanji 'akan' menemuinya"

Dan

"Menemuinya membawanya sarapan" juga tidak enak di dengar bukan?

harusnya "Menemuinya membawa sarapan" atau "Menemuinya membawa sarapannya"
Rettofuaia: terima kasih koreksinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!