Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.
Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Rintangan yang Semakin Berat
Ketika malam semakin pekat, Edward dan kawannya menyambangi paviliun pangeran Julian untuk mengajaknya minum-minum sesuai yang telah mereka rencanakan di perpustakaan. Sayangnya, pangeran justru tak ada di sana.
"Ke mana putra mahkota?" tanya Edward pada Barbara.
"Saya kurang tahu. Dia pergi bersama ketiga pengawalnya dari sore dan belum pulang hingga sekarang."
Edward dan kawannya saling melirik lalu menoleh ke sekeliling sebelum mendekati Barbara.
"Kami perlu bantuanmu!" ucap Edward dengan nada berbisik.
"Bantuan apa yang Anda butuhkan dari saya?" tanya Barbara dengan penuh kesopanan.
"Kerajaan Spanyol ingin beraliansi, mereka ingin menawarkan pernikahan antara putri Spanyol dengan putra mahkota. Namun, entah mengapa putra mahkota menolak tawaran itu dan mempertahankan calon istri pilihan ibu suri. Jadi, kami ingin kau membantu kami untuk membujuknya agar mau mengganti calon pengantinnya. Akan banyak keuntungan yang putra mahkota dapatkan jika menikahi putri Spanyol."
Barbara terdiam sejenak. Jujur, apa yang dikatakan menteri militer sedikit membuatnya terkejut karena pangeran tak menceritakan tentang masalah itu padanya. Biasanya, pangeran akan menceritakan apa pun padanya.
"Maaf, saya hanya seorang kepala pelayan. Tak punya kuasa untuk memengaruhi keputusan putra mahkota," ucapnya menunduk.
"Kau, kan, orang yang paling dekat dengan pangeran! Jangan lupa selama ini kami cukup berbaik hati dengan tak melaporkan hubungan kalian pada ibu suri! Kau tahu sendiri, kan, apa yang akan ibu suri lakukan padamu jika tahu kau memiliki hubungan dengan putra mahkota. Mungkin sedari dulu kau sudah dilempar keluar dari istana!" cetus Edward dengan sedikit ancaman.
Apa yang mereka katakan memang benar, meski skandal hubungan terlarang antara dirinya dan putra mahkota telah menjadi rahasia umum, akan tetapi ibu suri sama sekali tak mengetahuinya. Baik kubu ratu, maupun kubu militer kompak ikut menyembunyikannya demi kepentingan masing-masing.
Di saat yang sama, kereta kuda yang membawa putra mahkota memasuki halaman paviliun. Barbara dan kedua pejabat militer itu tercengang saat pangeran dibopong keluar dari kereta kuda dalam keadaan tak sadarkan diri. Lantas, Barbara pun buru-buru menghampirinya. Baru saja hendak menanyakan apa yang terjadi, aroma alkohol yang menguar tajam cukup menjadi jawabannya.
"Kenapa Pangeran bisa mabuk berat?" tanya Barbara dengan nada khawatir.
"Hei, pertanyaanmu seperti baru pertama kali melihat pangeran mabuk berat!" cetus pejabat militer sambil menggeleng-geleng.
"Kami akan membawa masuk pangeran ke kamarnya!" seru Theo.
Barbara lantas mengekor mereka yang memapah Bright menuju ke kamar. Sekaligus ikut menyelamatkan dirinya dari tekanan para pejabat militer itu.
"Sialan! Kita ingin membuatnya mabuk, tapi dia sudah lebih dulu mabuk berat hingga tak sadarkan diri seperti itu!" umpat Edward dengan guratan kekesalan yang tergambar jelas di wajahnya.
Inilah yang menjadi tujuan Bright memabukkan dirinya sendiri sebelum para pejabat militer itu mengajaknya minum-minum. Tentu hal itu harus dihindarinya, mengingat antara dirinya dan Julian tentu akan berbeda tingkah laku saat sedang mabuk.
Tak hilang akal, kawan Edward lantas tersenyum sembari memberi sebuah ide. "Bagaimana kalau besok kita mengajak putra mahkota berburu? Kau tahu sendiri, kan, Putra mahkota sangat senang bermain taruhan. Kita cukup memintanya bertaruh, jika dia kalah, dia harus mengganti calon pengantinnya."
Ide itu langsung disambut tawa gelitik dari Edward. "Ya, ya, dan kita tahu ... putra mahkota tidak mahir dalam hal berburu."
****
Di sisi lain, pangeran Flynn dan putri Adella masih dalam perjalanan menuju istana. Putri Adella tak menyangka jalanan yang akan mereka lalui dikelilingi hutan pinus yang dingin. Tubuhnya terus terguncang karena jalanan yang dipenuhi bebatuan.
"Apakah Veridia selalu sedingin ini?" keluh putri Adella.
Para dayang-dayangnya lantas sigap membungkusnya dengan kain yang berlapis. Sayangnya, itu tak cukup membantu menghangatkan tubuhnya. Ia terus menggigil kedinginan.
"Hei, aku ingin beristirahat!" teriak putri Adella pada pangeran Flynn yang menunggang kuda di depan sana.
Mendengar teriakan putri Adella, Pangeran Flynn pun menghentikan gerakan kudanya sesaat, kemudian menoleh ke belakang. Ia mengarahkan kudanya untuk menghampiri putri Adella.
"Ada apa?" tanyanya sambil memerhatikan tubuh putri Adella yang telah terbungkus penuh oleh kain sehingga hanya menampakkan wajahnya.
"Aku ingin beristirahat dan membuat api unggun untuk menghangatkan tubuhku!"
"Tidak bisa!"
"Hei, kita sedari tadi terus berada di perjalanan tanpa berhenti sedikit pun. Bahkan aku harus makan dan minum di atas kendaraan jelek ini!" protes putri Adella yang mulai kehilangan kesabaran.
"Pernikahan hanya tersisa empat hari lagi dan kau ingin kita bersantai-santai di jalan?" ketus pangeran Flynn.
Putri Adella mengernyit bingung. Ini aneh, di awal perkenalan lelaki itu terlihat seperti menolak pernikahan. Namun, ucapannya saat ini justru seolah ia tak sabar dengan momen pernikahan tersebut. Entah mana yang benar, yang pasti ia harus lebih sabar menghadapinya.
Tanpa menghiraukan permintaan putri Adella, pangeran Flynn kembali melanjutkan perjalanan.
"Pangeran, kenapa kita harus tergesa-gesa kembali ke istana? Bukankah masih ada waktu empat hari lagi sebelum hari pernikahan tiba? Lagipula, raja telah memutuskan kalau putri Adella hanya sebagai tamu undangan di hari pernikahannya, kan?" tanya pengawalnya yang ikut menunggang kuda di sisi kirinya.
Pangeran Flynn bergeming sejenak. Dengan mata yang menatap lurus ke depan, ia berkata, "Oscar, aku setuju jika kerajaan Veridia tak cepat menerima ajakan Spanyol untuk beraliansi. Tapi, di sisi lain, aku juga ingin wanita itu mengacaukan pernikahan putra mahkota. Apa aku terkesan licik?"
"Kenapa Pangeran tiba-tiba punya pikiran seperti itu?" tanya sang pengawal dengan setengah terkejut.
"Aku hanya tak bisa membiarkan nona Claney harus menikah dengan pria seburuk Julian."
.
.
.
Like dan komeng
Flynn sedang mengobati luka hati 😅😅
penasaran sama kehidupan mereka stelah sah jd pasangan suami istri buat kak author ayo dong semangat aku selalu nunggu kelanjutan cerita novel ini 💪💪💪
main kabur kaburan aja
apalagi kabur dari istana, opo gak sekerajaan yg cari
Semoga Alone dan Bright saling jatuh cinta