NovelToon NovelToon
HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:306.6k
Nilai: 5
Nama Author: zarin.violetta

Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Aman

Devon berkendara dengan kecepatan tinggi. Menghindari anak buah Don Vittorio yang mungkin saja masih mengikutinya.

“Kau gila!” marah Ava.

Devon hanya mengangkat bahunya, tak terlalu peduli dengan umpatan dan kemarahan Ava.

Devon membelokkan setir dengan gerakan lihai, seakan sudah sangat mengenal medan itu. Mesin mobil mulai pelan menyesuaikan dengan medan berbatu yang mulai menanjak.

Ava duduk di sampingnya, diam membeku. Tangannya yang terborgol, masih erat menggenggam jendela yang terbuka.

Bau jalanan basah yang lembab, parfum Ava yang manis, dan keringat dinginnya bercampur aduk di dalam kabin mobil.

Ava menatap lurus ke depan, tetapi matanya kosong, tidak benar-benar melihat hutan yang mereka lalui.

“Kau mau membawaku ke mana?” Akhirnya Ava bersuara kembali ketika melihat perbukitan yang begitu rimbun dan sepi.

"Kita hampir sampai," ucap Devon, suaranya terdengar lebih tenang daripada tadi.

Ava hanya mendengus pelan. Pikirannya masih terpusat pada Alex dan Don Vittorio.

Mobil akhirnya melewati gerbang besi tua yang dicat ulang dengan warna hijau pudar, nyaris tersamar oleh dedaunan yang merambat.

Roda berputar di atas batu kerikil sebelum akhirnya berhenti di depan sebuah villa batu berukuran kecil.

Villa itu tidak megah, justru terlihat sederhana dan berusia tua, dengan cat yang mengelupas di beberapa bagian, namun terpelihara dengan baik.

Sebuah teras kecil dengan beberapa kursi kayu dan pot bunga geranium yang cerah menyambut mereka.

Ini adalah tempat yang tenang, terpencil, dan sama sekali tidak mencerminkan kekacauan yang baru saja mereka tinggalkan tadi.

"Ini ... rumah siapa?" tanya Ava akhirnya, suaranya lirih, hampir tertiup angin.

"Keluargaku. Sudah beberapa generasi. Nenek buyutku dulu tinggal di sini. Sekarang hampir tidak pernah dipakai, hanya dikunjungi sesekali untuk perawatan," jawab Devon sambil mematikan mesin.

“Tidak ada yang akan mencarimu ke sini. Vittorio bahkan tidak tahu tempat ini ada,” lanjut pria itu.

Devon keluar mobil dan berjalan ke sisi penumpang, membukakan pintu untuk Ava.

Ava masih terlihat kaku, seperti boneka porselen yang retak. Devon membuka borgolnya dan akhirnya terlepas.

Namun, Ava masih diam beberapa lama. Devon hanya menunggu. Akhirnya, Ava mengangkat dirinya dari kursi dan melangkah keluar.

Sepatu hak tingginya sudah lama dilepas, dia hanya bertelanjang kaki di atas kerikil yang masih hangat oleh sisa matahari.

Devon melihat kaki putih pucat itu, yang kontras dengan warna batu hitam di bawahnya. “Perlu kugendong?” kata Devon.

“Aku tidak lumpuh.” Ava menjawabnya dengan sedikit ketus.

Devon kemudian mengeluarkan kunci besar yang tampak kuno dan membuka pintu kayu yang cukup tebal itu.

Suaranya berderit memecah kesunyian. Bagian dalam villa gelap dan berbau kayu tua dan sedikit lembab.

Dia menyalakan lampu, menerangi ruang tamu kecil dengan perabotan sederhana yang tertutup kain penutup putih.

Sebuah perapian batu menjadi pusat ruangan.

"Aku akan menyalakan generator nanti. Untuk sekarang, kau aman di sini," ujarnya, melemparkan kunci ke atas meja kayu.

Suaranya datar, tampak profesional. Suara seorang polisi yang sedang menangani korban.

Ava berjalan masuk, matanya mengedar di dalam rumah itu. Dia merangkul dirinya sendiri, merasa dingin meski udara masih hangat.

“Apa kau akan menyekapku di sini? Bukan di penjara?”

Devon tertawa kecil. “Jadi … kau pura-pura tak mengenalku tadi? Kau tahu bahwa aku polisi. Apa kau takut aku memenjarakanmu karena kau adalah komplotan Don Vittorio?”

“Aku tak tahu apa yang kau bicarakan. Kau punya borgol, jadi aku pikir kau memang seorang polisi.” Ava menoleh pada Devon. “Don Vittorio ayahku, dan aku bukan komplotannya.”

Devon mengernyit dan mendekati Ava. Namun kaki Ava mundur. Devon tetap berjalan maju hingga punggung Ava menyentuh dinding yang dingin.

“Jadi … kau sedang berpura-pura hilang ingatan di depan Don Vittorio? Kau tak bisa membohongiku, Ava. Kau mengenalku dan jangan bermain drama di depanku.” Devon memegang dagu Ava dan menatap mata indahnya yang tampak waspada. “Bagaimana kabarmu, hmm? Apa yang terjadi setelah kau terjatuh dari air terjun? Sebenarnya aku senang melihatmu masih hidup dan sangat baik-baik saja. Tapi … aku tahu, kau pasti menyembunyikan sesuatu.”

Ava menepis tangan Devon yang memegang dagunya. “Aku harus kembali, lepaskan aku jika kau memang tak mau menangkapku.”

“Melepaskanmu? Tak mungkin.”

“Apa yang kau mau dariku?” tanya Ava dengan melebarkan matanya.

“Kau. Kau lah yang kumau.”

1
shabiru Al
ceritanya bagus..
Diandra Kirana
Tidak lapor antara rasa terimakasih dan ingin menyelamatkan, kayaknya sejak awal bertemu Devon dah tertarik juga
Tribudi Nuraini
up
Pandin Beatrix
Nenek Kate benar benar malaikat y dikirim Tuhan untuk Anya , tidak disangka Anya mendapatkan warisan yang sangat besar dari Kate
Pandin Beatrix
Kate dan Anya saling membutuhkan disaat yang tepat mereka bisa saling terhubung oleh masalah masing-masing yang akhirnya menemukan jalannya dgn baik
Pandin Beatrix
Anya mendapatkan pekerjaan dantempat tinggal yang nyaman dan aman
Pandin Beatrix
syukurlah Anya cepat bisa mendapatkan solusi dari masalahnya, semoga keadaan ditempat baru bisa membuat nya betah bertahan
Pandin Beatrix
betul betul keluarga ayahnya keluarga yang tidak tau diri, semoga kondisi ini tidak lama dihadapi Anya
Pandin Beatrix
pilihan yang sangat sulit sebenarnya pergi meninggalkan apartemen milik sendiri untuk ditempati orang lain yang tidak tau diri tidak tau terimakasih
Pandin Beatrix
wah ini sih sudah keterlaluan, segera usir mereka dari apartemen mu Anya
Pandin Beatrix
kasian Anya sekarang semua beban keluarga ayahnya ditaruh dipundaknya
Pandin Beatrix
pada saat masih punya harta duniawi ayahnya melupakan Anya setelah terpuruk miskin baru ingat kalau punya anak , hadeuh 🤦
HR_junior
di rasa sakitmu Karana ayah km ..km ketemu orang baik ya Anya..
Pandin Beatrix
kasian Anya begitu pergi selesai dari tugas merawat Alex langsung lagi dihadapkan dengan masalah ayahnya
Pandin Beatrix
pulang dari bulan madu sudah langsung ada hasilnya , tokcer juga AVA dan Devon
Pandin Beatrix
berdua mereka sudah saling tertarik dengan kedekatan mereka selama ini tapi mereka berdua masih ragu
Pandin Beatrix
sudah mulai timbul riak riak ketidak percayaan diri pada Alex dan Anya , ayo kalian semangat hilang rasa yang negatif itu jangan mundur lagi
Pandin Beatrix
kedekatan yang dijalani selama periode latihan fisik selama ini menimbulkan kedekatan hati yang tidak mereka berdua sadari
Pandin Beatrix
setelah rutinitas latihan yang melahirkan mulai terbukti ada kemajuan, Alex sudah mulai mandiri mandi sendiri wkwkwk 😂🤣
Pandin Beatrix
berhasil mulai dari langkah pertama menuju langkah langkah berikutnya dengan Anya yang setia dan tulus melatih Alex , bravo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!