NovelToon NovelToon
Surga Lain Pernikahanku

Surga Lain Pernikahanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

"Apa yang sebenarnya membuat Mas enggan menyentuhku? Mas bahkan selalu menghindar jika aku membicarakan hal itu. Apapun jawaban Mas, aku akan berusaha ikhlas. Setidaknya Mas bicara. Jangan diam seolah-olah hubungan kita itu normal seperti pasangan suami istri yang lain.”

Banyu mengangkat wajahnya. Tanpa bicara apapun, ia segera meraih jas yang ia letakkan di kursi makan lalu melangkah pergi meninggalkan Haura.

***
Pernikahan yang Haura harapkan bisa mendatangkan kebahagiaan itu nyatanya tidak seindah yang gadis itu harapkan. Banyu, lelaki yang enam bulan ini menjadi suaminya nyatanya masih enggan memberikan nafkah batin kepadanya. Lelaki itu terus menghindarinya jika gadis itu mengungkit masalah itu.
Tentu saja itu menjadi pertanyaan besar untuk Haura. Apalagi saat perdebatan mereka, Haura tidak sengaja menemukan sebuah kalung indah berinisial 'H'.

Apakah itu untuk dirinya? Atau apakah kalung itu menjadi jalan jawaban atas pertanyaan besarnya selama i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ES KRIM PEMBAWA KEBAHAGIAAN

Hampir satu jam Haura berada di ruangan Banyu tetapi tetap saja bukannya solusi yang ia dapatkan melainkan perdebatan yang seperti tiada ujung yang terjadi. Banyu bukannya membantunya untuk segera pindah justru semakin berusaha mempertahankannya untuk tetap di timnya. Tentu saja Haura lebih memilih untuk menyudahi perdebatan itu daripada meladeni tingkah Banyu yang semakin menyebalkan.

"Lama banget, Ra. Ngapain aja?" Daffa tersenyum miring untuk menggoda Haura saat melihat gadis itu keluar dari ruangan Banyu.

"Bos Bapak gila," dengus Haura kesal.

Daffa tertawa pelan. Wajah Haura semakin kesal. "Tergila-gila sama kamu, ya?"

"Jangan ketularan gilanya Bos deh. Sumpah, akhir-akhir ini sikapnya aneh banget."

"Katanya buru-buru, kenapa sekarang malah di sini? Akrab banget kayaknya sama Daffa." Tiba-tiba saja Banyu sudah berada di ambang pintu. Tangannya dimasukkan ke saku celana. Matanya menyipit menelisik keduanya dengan curiga.

Haura menghembuskan napasnya. "Orangnya udah ada. Nanti kita lanjutin gosipnya di grup ya, Pak. Saya permisi dulu." Haura lalu segera pergi dari tempat itu.

Daffa geleng-geleng kepala melihat istri bosnya itu. Meskipun ia bercanda meladeni ucapan Haura, tetapi tetap saja dua jempolnya ia acungkan untuk mengiyakan ajakan Haura. Tentu saja disertai tawa yang memperlihatkan betapa bahagianya ia saat meladeni Haura.

"Kalian memang seakrab itu, ya?" tanya Banyu curiga kepada Daffa. "Grup? Grup apalagi itu?"

"Sama Haura sih sebenarnya nggak akrab juga bisa jadi akrab, Pak. Dia aja seceria dan seramah itu. Tingkahnya ada-ada aja. Gimana bisa nggak tertawa." Daffa tanpa sungkan memuji Haura di depan Banyu. "Kalau soal grup, dia nggak benar-benar serius. Bercanda kali...Hah? Grup apaan ini?!" Daffa tercengang melihat notifikasi grup baru muncul di ponselnya.

GHIBAHIN BOS YUK!

(Haura Salsabila)

Pak daffa awas aja kalo pak banyu tau ini grup

ini khusus buat ghibahin dia

pokoknya diam-diam aja ya

^^^(Me)^^^

^^^Haura kamu ngapain buat grup beginian?^^^

^^^-BANYU-^^^

...Ullya Faramadina left group...

...Hania Pitaloka left group...

(Haura Salsabilla)

nggak seru bgt ih

pak banyu main rampas hp orang

"Dia emang sering begini, Daf?" tanya Banyu lalu menyerahkan ponsel Daffa ke pemiliknya.

Daffa menerima ponsel tersebut sembari mengangguk. "Ini baru sebagian kecilnya. Grup yang isinya kita semua kecuali kamu aja dia yang buat."

"Yang berisi info sarapan bareng waktu itu?"

"Iya. Tapi celetukan mereka di grup emang bisa membuat kepala mumet jadi lebih ringan. Jokes istri kamu itu bisa bikin orang tertawa."

Banyu mengernyit bingung. Jika pendapat Daffa tentang Haura seperti itu, mengapa di saat bersamanya Haura lebih marah-marah?

"Kenapa diam? Jangan-jangan kalau sama kamu bawaannya dia marah-marah terus, ya?" tebak Daffa yang sangat tepat sasaran.

Banyu mendesis pelan. "Saya saja bingung ngeredain amarah dia kayak gimana. Kamu kalau Hania kesal, kamu ngapain?"

Daffa terdiam. Ia baru tahu bahwa bosnya itu pernah menyukai Hania beberapa hari yang lalu. Seperti tahu penyebab berubahnya raut Daffa, Banyu kemudian bersuara kembali. Mengklarifikasi perasaannya untuk Hania.

"Tenang saja. Saya sudah punya Haura, jadi fokus saya hanya untuknya. Bukan lagi Hania dan perempuannya lain."

Senyuman lega itu terulas di wajah Daffa. Sebelum ini, ia jarang sekali membahas tentang hubungannya dan Hania karena khawatir Banyu tercubit perasaannya.

"Hania sih enak, Bro. Marahnya jarang lama. Dia juga jarang ngambek. Ya bisa dibilang, pembawaannya memang tenang kalem begitu. Marahnya juga bisa selesai kalau kita bicara dari hati ke hati. Biasanya saya bawain bunga atau harum manis. Dia suka banget itu."

Banyu mengangguk paham. Kepalanya begitu berisik. Ia bahkan tidak tahu apa yang menjadi kesukaan Haura. Selama ini ia jarang membawakan Haur hadiah. Gadis itu tidak pernah minta apapun padanya.

"Mungkin kamu bisa membawakan dia sesuatu yang dia suka," usul Daffa.

"Iya. Terima kasih sarannya. Tapi...." Banyu ragu melanjutkan kalimatnya.

Daffa menatap sahabat sekaligus bosnya itu penasaran. "Tapi?"

"Sebenarnya saya tidak tahu apa yang Haura suka," ungkap Banyu terdengar frustasi.

Detik itu juga Daffa rasanya ingin membenturkan kepala Banyu ke dinding. Kenapa sahabatnya yang terkenal pintar ini justru sangat bodoh dalam urusan percintaan?

...***...

"Kedai es krim?"

Haura menatap Banyu tidak percaya. Sejak kapan suaminya bisa punya ide untuk mengajaknya sore-sore ke tempat seperti ini? Bukannya langsung pulang ke rumah, mereka berdua justru berdiri di depan kedai es krim.

"Iya. Kamu bisa pesan es krim dengan rasa dan toping apapun yang kamu suka. Saya traktir."

"Tumben banget. Mas kenapa tiba-tiba bawa aku ke sini? Nyogok mau poligami, ya?"

Air wajah Banyu mendadak keruh. Kepalanya langsung berdenyut dengan celetukan asal Haura. Pertanyaan itu sungguh di luar dugaan Banyu. Tanpa basa-basi sentilan ringan mendarat di kening perempuan yang kini menatapnya penuh curiga itu.

"Aw! Sakit, Mas!" seru Haura mengusap keningnya.

Banyu menghela napasnya. "Pikiran kamu itu tidak bisa diisi dengan yang baik-baik ya tentang saya? Kayaknya negatif terus tiap hari." Tak urung Banyu kemudian meniup kening istrinya yang katanya sakit itu.

Wajah Banyu yang berada dekat dengan Haura membuat perempuan itu salah tingkah. Tubuhnya mendadak tegang dengan kedua tangan mencengkram sisi samping bajunya.

"Maafin saya, ya," ucap Banyu pelan. "Masih sakit?"

Sentilan yang sebenarnya tidak sakit itu membuat Haura reflek menggeleng. "Masih sakit sedikit."

"Jadi gimana? Mau masuk atau pulang aja?" tanya Banyu kembali ke mode seriusnya.

"Ya masuklah. Masa udah nyampai sini kitanya malah pulang."

"Ya udah, yuk masuk!"

Banyu baru saja akan meraih pergelangan tangan Haura. Akan tetapi, perempuan itu justru berjalan cepat meninggalkan Banyu yang masih berdiri di tempat. Menatap tangannya yang menggantung di udara.

"Mas, ayo!" suara Haura terdengar jelas.

Banyu tersentak dan segera menyembunyikan tangannya karena malu sekaligus prihatin. Sementara di depan pintu kedai berwarna pink putih itu, istrinya melambaikan tangan dengan senyuman cerah.

Akhirnya Banyu melangkah mantap menghampiri Haura. Tanpa diduganya, begitu ia sudah mendekat, tangannya lebih dulu digapai Haura. Sontak aliran listrik terasa mengalir ke tubuhnya.

"Malah diam. Ayo masuk!" protes Haura lalu menarik tubuh Banyu perlahan.

"Iya. Ayo." Hati Banyu perlahan menghangat.

Mereka berdua pun sampai di dalam kedai tersebut. Keduanya langsung mengantri di belakang barisan pertama yang sedang memesan pesanan. Jari-jari mereka saling bertautan. Musik yang mengisi keheningan ruangan tersebut membuat mereka seperti sedang jatuh cinta.

Baik Haura maupun Banyu tidak ada yang ingin melepaskan tautan jari mereka. Bahkan saat memesan es krim mereka pun, jari mereka tetap saling bertaut. Barulah saat pesanan mereka selesai dibuat, tautan itu terlepas.

"Mau langsung pulang?" tanya Haura saat mereka baru keluar kedai dengan es krim di tangan masing-masing.

"Ra," panggil Banyu serius. Lelaki itu menatap lurus kepada Haura.

"Iya?"

"Kalau kita ngedate dulu sore ini kamu mau tidak?" tanya Banyu pelan dan hati-hati.

Sedangkan Haura menatap Banyu tak percaya. Kenapa hari ini suaminya begitu menyenangkan?

"Kalau kamu tidak mau tidak apa-apa. Saya ti-"

"Mau, Mas. Mau! Aku mau banget kencan kayak orang-orang." Mata Haura begitu berbinar dan nada jawabannya begitu antusias.

Seulas senyum Banyu pun terbit. Sepertinya ia harus memberikan hadiah untuk Ullya atas saran yang diberikan gadis itu.

"Maaf ya, Ra. Sekecil traktiran es krim dan dating saja saya tidak tahu bisa membuat kamu sebahagia ini. Terima kasih untuk antusias kamu yang terlihat sangat menghargai usaha saya. Terima kasi, Ra." batin Banyu.

*

*

*

Jangan lupa dukungannya ya. Terima kasih :)

1
Teti Hayati
Gpp, asal si Hania jangan dibiarin menang... /Joyful/
Teti Hayati
Syafakillah ka...
Teti Hayati
Kasian Daffa... ayoolah cepet dibukakan matanya. Biar tau yg kebenaran bagaimana aslinya seorang Hania.
Kenapa Haura...?? yaa karena dia istrinya. lahh kamu siapa.. hanya masa lalu..
Teti Hayati
Good Job mas Air... jangan biarin celah sedikitpun.. Prioritas mu saat ini yaa istrimu, se-urgent apapun kerjaan usahakan gak menomorduakan Haura.
Pilihan yg tepat buat kembaliin projeknya Haura, dg begitu dia gak akan tantrum minta pindah departemen lagi. 😂
Satu buat Hania, emang enak. Udh ditolak terus Haura dipuji-puji lagi. makiin kebakaran gak tuuh... 😂😂
Ninik
wah ternyata hania diem2 licik jg ya mau JD pelakor dia
Teti Hayati
Basmi aja Raa...
kamu cantik jelas terlihat apa adanya.
sedangkan yg jadi bandingan kamu, cerdas kalem, tapi licik.. ada udangnya dibalik bakwan..
Teti Hayati
Khan khan.... mulai aneh2 ni cewek...
Teti Hayati
Nah lho.. khan ada bibit-bibit pelakoor...
gak kebayang gimana kalo Daffa tau tentang ini..
Gak dapet dua-duanya baru nyaho kamu Han.
Teti Hayati: Hayook lahh.. mending Ullya ..
biar nyahoo si Hania ni... 😂
Edelweis Namira: Kita jodohin ke Ullya aja, Kak
total 2 replies
Teti Hayati
Eiiih... ngapain mesti klarifikasi..?? penting bgt kah nama mu terlihat bersih dimata Banyu..??
Yang lain aja slow, ngapain km repot2 jelasin.. yaa kecuali km ada mksud lain..
maaf ya Han, sikap mu bikin saya su'udzon..
Edelweis Namira: Sabar Kak. Si Hania masih mode denial aja itu
total 1 replies
Teti Hayati
Lempar sini sebagian gpp Ra.. 😂
Edelweis Namira: harusnya sih gitu
total 1 replies
Teti Hayati
Rekomended... yuu baca..!!
Novel kedua yg aku baca setelah kemren Arsal-Ayra yg menguras esmosi... mari sekarang kita jadi saksi kisah Haura - Banyu akan bermuara dimana akhirnya. Karena pernihakan bukan berarti akhir kisah sepasang anak manusia. Jika bukan jodohnya mereka bisa saja berpisah, dan kembali mencari tulang pemilik tulang rusuk yang sesungguhnya. Jika sudah jodohnya, mungkin hanya maut yg memisahkan mereka di dunia.
Semangat ka... sukses selalu untuk karyanya.. ❤
Teti Hayati: Aamiin.. doa yg baik in syaaAllah kembali pada yg mendoakan...
Edelweis Namira: Kaaaak makasih banyak lho supportnya. Semoga segala kebaikan menghampiri kamu yaaa.
total 2 replies
Teti Hayati
Lanjuuuut kaka....
Teti Hayati
Kelamaan gamon sih.. jadinya fokus mu bukan ke istri..sampe hal kecil gini aja baru tau sekarang.
Berdoa aja, semoga Haura lupa sama ngambek dan traumanya..
Edelweis Namira: Wkwkwk. secuek itu emang dia.
total 1 replies
Teti Hayati
😂😂😂

Mahalan dikit napa, masa nyogok poligami cuma es kriim.. minimal nawarin saham ke..
Teti Hayati: Hayoook lahh, sampe kere pun gak apa.. biar gak berulah lagi...
Edelweis Namira: Nanti kita suruh Haura mintain uangnya Banyu aja yaaa
total 2 replies
Teti Hayati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

Baru launching udh ketahuan sumber ghibahnya... anggota lain langsung pada ngaciiir kabuuuur ..
Edelweis Namira: hahahaha
total 1 replies
Teti Hayati
Ngalong up nya ka... 😁
makasih up langsung 2..
kalea rizuky
mending cerai ra laki bejat nganu la istri sebut cwek lain itu fatal lo jangan terbodohi
Teti Hayati
Jangan lupa doanya juga kencengin, karena harapanmu kayaknya terlalu berat..
Edelweis Namira: Iya emang /Proud/
total 1 replies
Teti Hayati
Waaah Kinan... 😂
Teti Hayati
😂😂😂
Good job Ra, saya dukung... ayooo buat Air semakin jatuh dalam penyesalan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!