NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:79.7k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertama Sejak Terakhir Kali

Di rumah yang hening, suasana terasa tenang. Udara siang yang lembut masuk melalui jendela ruang keluarga yang terbuka separuh, membawa aroma rerumputan basah setelah hujan kecil tadi pagi. Di dapur, Anita sedang berdiri di dekat meja, dengan secangkir besar berisi susu ibu hamil di tangannya. Ia sedang mengaduk perlahan, memastikan bubuknya larut sempurna ke dalam air hangat. Gerakan tangannya lembut, dan pandangannya sesekali tertuju ke luar jendela, menikmati ketenangan yang akhir-akhir ini semakin sering ia rasakan di rumah.

Sejak percakapannya dengan Arsen malam sebelumnya, ada sesuatu yang berubah. Mungkin bukan sesuatu yang besar, tetapi cukup untuk membuatnya merasa lebih ringan. Suasana hati yang tenang, perut yang tak lagi terlalu sering mual, dan perhatian yang mulai ia terima kembali dari Arsen membuatnya merasa sedikit lebih kuat menghadapi hari.

Ponselnya yang tergeletak di atas meja dapur tiba-tiba berdering, memancarkan cahaya dari layar. Sebuah pesan masuk dari seseorang yang namanya baru-baru ini tersimpan lagi di kontaknya: Baim

Anita menatap layar ponsel itu selama beberapa detik sebelum membuka pesannya.

“Hai, Anita. Ada waktu luang? Mau ngopi lagi seperti kemarin?”

Alis Anita sedikit terangkat. Ia menghela napas pelan. Sudah beberapa hari sejak pertemuan mereka di kafe terakhir kali. Pertemuan itu berlangsung santai, hanya obrolan ringan tentang pekerjaan dan kehidupan masing-masing. Namun kali ini dia tidak bisa menerima tawaran itu seperti sebelumnya.

Ia menanggapi pesan itu dengan jari yang sedikit ragu.

“Hari ini aku tidak masuk kantor, Baim.”

Balasan itu singkat, tetapi membuat lawan bicaranya penasaran, dalam beberapa detik kemudian, Baim membalas:

“Kenapa? Kau sakit?”

Anita tersenyum tipis membaca pesan itu. Baim selalu punya cara untuk terdengar perhatian tanpa terkesan mencampuri. Namun, kali ini, Anita tahu ia tidak bisa menjawab dengan jelas. Ada hal yang lebih dalam dari sekadar tidak masuk kerja. Sesuatu yang masih belum sempat ia bagi kepada siapa pun, selain kepada Arsen dan Miranda.

Setelah beberapa saat berpikir, ia pun mengetikkan balasannya:

“Aku tidak sakit, Baim. Nanti aku ceritakan kalau kita bertemu lagi, ya.”

Ia mengirim pesan itu, kemudian meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Tangannya kembali menggenggam gelas susu hangat, lalu menyesapnya perlahan. Rasa manis yang lembut dan tekstur hangat susu itu menyentuh tenggorokannya dengan nyaman. Rasanya menenangkan, mengisi perutnya yang kosong sekaligus memberi kelegaan yang tidak ia tahu ia butuhkan.

Anita tahu bahwa pertemuan selanjutnya dengan Baim mungkin akan membawa percakapan yang lebih serius. Ia tidak ingin menyembunyikan kenyataan bahwa ia sedang hamil, toh kalau Baim tau maka akan lebih bagus karena dia bisa mendapatkan informasi lebih banyak tentang kehamilan dari seorang dokter.

“Ya sudah, sampai bertemu lain kali”

Usai selesai meminum susu hingga tandas, Anita pun tak lupa mencuci kembali gelasnya. Dalam benaknya, terlintas bayangan Arsen yang semalam berdiri di dapur, mencuci piring sambil bersenandung pelan. Ia mengingat kembali betapa seriusnya wajah suaminya saat menyusun makanan di meja, atau ketika ia mengatakan ingin belajar menjadi lebih baik.

Sikap itu, meskipun terlambat datang, memberikan kekuatan baru untuknya. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Anita merasa bahwa mungkin—hanya mungkin—hubungan mereka masih bisa diselamatkan. Dan untuk itu, ia merasa bertanggung jawab menjaga agar tidak ada pihak ketiga yang mengacaukan perjalanan baru ini.

Ia kembali menatap ponselnya, lalu memutuskan untuk tidak membalas lagi pesan Baim. Ia ingin menikmati siang itu dalam ketenangan. Anita berjalan perlahan menuju sofa di ruang tamu, lalu duduk dan menyandarkan tubuhnya disana.

Beberapa menit kemudian, ponsel Anita kembali menyala.

Anita kira Baim kembali mengirimkan pesan, tetapi ternyata dugaan Anita salah, justru nama suaminya sendiri yang muncul di layar handphone.

“Sedang apa?”

“Ada kendala di rumah?”

Jika dilihat lagi dari deretan percakapan mereka, ini pertama kalinya Arsen mengirim pesan, biasanya Anita yang selalu memulai percakapan, jika bukan dirinya maka tak akan ada obrolan.

“Baru selesai minum susu, semuanya aman pih”

"Syukurlah….“

“Sudah makan siang?”

Anita membalas seadanya jika dirinya belum makan apa-apa lagi sejak sarapan bersama Arsen.

“Belum pih, belum lapar juga” ketik Anita.

Seketika Arsen menelpon Anita setelah pria itu membaca balasan dari sang istri.

Sontak bola mata Anita melebar kala layarnya beralih pada panggilan suara, tentu dia terkejut. Arsen menelponnya! Ya, hanya karena suaminya sendiri menelpon Anita terkejut bukan main. Sejak bila Arsen mau menghubunginya lebih dulu, Anita sendiri sudah tak ingat, mungkin satu tahun lebih.

Sambil menahan gugup Anita menekan tombol hijau yang menghubungkannya dengan Arsen.

“Ya, pih?”

*“Kenapa kamu tidak makan siang? Ini sudah jam 12 lewat. Apa tidak ada makanan yang bisa kamu makan?” *

Arsen langsung memborbardir Anita dengan segala pertanyaan, yang membuat wanita tersebut meneguk saliva.

“B-belum lapar, pih. Mungkin sebentar lagi aku makan”

*“Jangan menunggu perutku keroncongan dulu, sebaiknya makan sebelum lapar” *

“Iya, pih. Perutku masih begah karena minum susu barusan, tunggu sepuluh atau lima belas menit lagi baru makan siang”

Terdengar helaan nafas dari seberang sana tetapi arsen tak memarahi Anita atau menegur istrinya itu.

“Ya sudah, nanti hangatkan lagi saja makanan yang aku masak. Tapi kalau sekiranya sudah tidak enak, lebih baik pesan makanan lewat online saja, jangan capek-capek memasak”

“Iya, pih. Pokoknya papih tenang saja. Aku pastikan semua aman terkendali” balas Anita.

“Kemungkinan aku pulang cepat hari ini, apakah ada yang ingin kamu titipkan untuk kubelikan saat aku pulang nanti? Makanan ringan, buah-buahan, atau mungkin sesuatu yang sedang kamu inginkan?"

Anita berpikir cepat, kali ini dengan perasaan membuncah di dadanya.

“Mau buah anggur, pih”

“Nanti aku beli”

"Aku tunggu. Selamat bekerja pih❤️"

Anita meletakkan ponselnya kembali, lalu merebahkan tubuhnya dengan nyaman di sofa. Hari itu ia menghabiskan waktu membaca buku, mendengarkan musik lembut, dan beberapa kali menulis di jurnal kecil miliknya. Di dalam jurnal itu, ia mencatat berbagai perubahan yang ia alami selama hamil—baik secara fisik maupun emosional. Ia ingin suatu hari nanti anaknya membaca catatan itu dan tahu betapa besar cinta dan harapan yang ia tanamkan bahkan sejak dalam kandungan.

Menjelang sore, cuaca di luar mulai hujan. Rintik-rintik air mengetuk jendela dengan lembut. Anita menutup bukunya, bangkit, lalu berjalan ke dapur untuk menyiapkan makanan ringan untuk menemaninya menonton televisi sembari menunggu Arsen yang katanya akan pulang cepat.

Seharian ini dia sangat menikmati seluruh kegiatannya di rumah, meskipun sendirian tetapi Anita tak merasa kesepian sebab Arsen memberinya perhatian meskipun dari jarak jauh sekalipun.

1
Ma Em
Anita benar jgn memaksakan diri untuk mencintai seseorang tapi yg kita cintai tdk mau peduli daripada Anita hdp tdk tenang hanya menyiksa diri lebih baik lepaskan daripada dipertahankan tdk membuat Anita bahagia .
Ais
setuju nit kepaskan jauh lbh baik dr pd bertahan dlm hubungan yg toxic dan ngak ada artinya fisik bagus tp kelakuan minus ngapain dipertahankan pasangan macam begini bkn berarti kamu menuntut sempurna dr suami kamu tp setidaknya stiap badai yg dtng hrsnya bs menjadikan suami kamu sbg kepala rumah tangga yg mampu menenangkan badai tersebut bkn malah smakin menciptakan angin topan yg dasyat yg membuat rumah tangga kamu jd hancur lebur ngak bersisa seharusnya arsen adalah tempat kamu berbagi suka dn duka tp arsen hny bs menjadikan rumah tangganya tempat suka aja sementara dukanya dianggap virus buat arsen dn arsen ngak siap dan ngak mau belajar buat menghadapi duka tersebut bsnya hny mengedepankn egosi dan keinginannya semata juga perasaannya aja tp mau melihat klo anita jg sm butuh ditenangkan dam dikuatkan dr duka itu ditmbh dgn masuknya dgn sengaja orang ketiga dlm rumah tangga mereka yg sdh hancur lebur ini membuat pertahanan dan cinta anita luluh lantak tak bersisa
mama
klu km diem aj trs Ending ny gimana Anita.. diam tak akan menyelesaikan masalah.. masa rmh tangga km gini trs gk ada kemajuan atau pling gk km hrs ngambil Keputusn gk tepat buat semua ny agar cpt selesai.. diam gk akan menyelesaikan ap2..
Uthie
Segeralahh Anita 👍😁
partini
arsen kalau istrimu lelahnya dah sampai titik nol dah ras cinta,sayang akan hilang dengan sendirinya,,kamu akan hidup dengan penyesalan
partini
rumah tangga mereka udah ga sehat kaya masakan ga di kasih bumbu hambar ,, Anita dengan rasa lelah yg udah sampe ubun ubun Arsen yg difikirkmnya masalah ga penting,,no good no good
Rahma Inayah
Arsen pikr Anita .Mudha di lulujkan spt dulu anita yg selalu mengemis cnt Arsen walau Arsen terlampau cuek dan kadang2kasasr suka kdrt tp Anita ttp sabar dan bertahan .tp sekrng Anita TDK spt dulu .dia TDl mau di injak2 lagi harga dirinya
Ana_Mar
Arsen terlalu meremehkan perasaan Anita selama ini. satu hal yang perlu kamu ingat sen.. bila sudah kedapatan pengkhianatan, meski masih satu rumah..maka hubungan tersebut tidak akan seperti semula, justru hubungan itu akan menjadi hambar dan tidak ada kebahagiaan.
karena pada dasarnya sekali kamu lakuin pengkhianatan, kamu akan mengulangi lagi di suatu saat nanti, meski kamu berjanji akan berubah.
Elen
👍👍👍
wawa aza
pergilah anita dari laki laki yang tdk menghargai mu berbahagialah dengan caramu sendiri dan hargai dirimu sendiri dari orang yang merendahkan mu
Yuliana Purnomo
mantap Anita,,,,,cuekin Arsen biar makin tersiksa
Uthie
Bagus... tunggu si Arsen goyah lagi aja, Nita .. maka saat itu saatnya kamu Stop pergi dari dia.. dan kau akan bisa melihat ada seorang laki2 yg sudah menunggu kamu lama karena Cintanya pada kamu yg tak pernah berubah 👍🤨
Halimah
Bener Nit mending km pergi aja yg jauh...Terserah keluarga Arsen mau ngapain cuekin aja.Km jg berhak bahagia Nit
Uba Muhammad Al-varo
kalau yang terbaik buat Anita pergi maka pergilah buatlah hidupmu bahagia buat apa mencintai kalau membuat hati dan ragamu menderita lepaskan lah semua nya, yakinlah setelah badai akan datang pelangi
partini
laki laki kaya gitu mah jangan di tangisi rugi,,laki dah punya istri begitu diem aja terus coba sampai kapan dia tahan
n
Rahma Inayah
klu km sdh lelah baiknya lepaskan Anita .jika jati mu terlampau sakit dan tdk mudah utk di obati.hrs Anita km sampaikn PD Arsen klu ananda dan Natasha ke butik nyamperin km dan km jg bilg dpt SALM dr Natasha .pasti nya Arsen sangat marah dan jg merasa bersalah PD Anita Krn luka yg di torehkan arsen ckp menyakitkan
Rahma Inayah
coba km blkkan Anita omongan ipar mu klu seandainya suami ananda spt Arsen gandeng tangan wanita bertm dimal dan TDK BS menemani istri dgn alasan pekerjaan tau nya ketahuan jln dgn wanita lain GK mkn Diam saja ananda pst km marah .lgian ngapain nyamperin Anita bwk pelakor .hrs nya Arsen yg km dtgi BKN Anita ..dasar ipar GK PNY akhlak
Ais
bnr nita buat apa menangis memohon apalg menghiba pd laki”yg kamu anggap rumah buat kamu pulang melepas lelah dan berbagi suka dan duka lbh baik skr kamu fokus sm hidup kamu sm kesehatan kamu dan sm bisnis yg kamu bangun susah payah dr nol biarkan laki”kasar macam arsen ini kena karmanya sndr
mama
ya Anita,.mungkin yg terbaik adalah pergi.. good Anita km kuat.. aq yakin km wanita yg hebat dan jgn lgi tunjukkan kelemahan mu pd Arsen.. atau memohon untuk ditemani
Ana_Mar
yang kuat Nita .. buktikan pada mereka bahwa kamu yang terbaik.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!