Dalam usaha menghidupkan kembali kota Happiness yang porak-poranda akibat badai dahsyat, David Booker mengusulkan agar mereka mengundang para wanita. Akhirnya dipasangkan iklan di surat kabar. Tak disangka, responsnya luar biasa. Deretan mobil yang melaju menuju kota Happiness membuat David benar-benar kaget, hingga ia terjatuh dari menara. Untung saja salah seorang pendatang itu dokter, Dokter Kendall Jenner yang manis dan menawan...
Namun, David gagal memberikan kesan pertama yang baik kepada Kendall, satu-satunya dokter yang kini mereka miliki di kota itu.
Mampukah David meluluhkan hati dan meyakinkan Kendall agar tetap tinggal di Happiness...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
David mengatupkan rahang. "Terus kabarkan perkembangannya." Ia memutus sambungan telepon sebelum sang kakak mengatakan hal konyol lainnya.
"Apa kata montirnya?" tanya Kendall dengan wajah penuh harap.
David ragu-ragu. Jika wanita itu memang sangat ingin pulang, mungkin ia harus menyambung kembali saluran bensin itu dan membiarkannya pergi. Keahlian Kendall mungkin akan sia-sia di tempat seperti ini. Di sini, kebanyakan hanya gejala ringan, mungkin hanya otot pegal dan disengat lebah.
Tapi David mengingatkan diri tentang tantangan besar yang sedang di hadapi oleh dirinya dan kakaknya. Suka atau tidak, wanita ini sangat dibutuhkan di sini.
"Ia bilang, sepertinya yang bermasalah saluran bensinmu."
"Lalu?"
"Ia sedang memesan... yang baru."
Kendall tertegun. "Saluran bensin baru? Berapa lama waktu yang dibutuhkan?"
David mengangkat bahu. "Mungkin beberapa hari."
"Dikirim?"
"Yeah."
Kendall memandang sekeliling. "Kantor posnya di mana?"
"Eh... sebenarnya kami belum memiliki kode pos."
Alis Kendall terangkat. "Bagaimana onderdil yang di pesan bisa di kirim?"
"Biar aku saja yang mengkhawatirkan soal itu," kilah David riang. "Kau sudah membetulkan tulangku, jadi aku akan membetulkan mobilmu."
Kendall tampak ragu, tapi David bisa melihat bahwa wanita itu sedang memikirkan sesuatu dan tidak mendapat hasil. "Kau harus makan sesuatu," ucap Kendall akhirnya, lalu berbalik dan mengitari bagian luar kantin, menuju asrama.
David merasakan tumpukkan rasa penyesalan karena sudah menipu wanita itu, tapi membatin, pasti ada alasan kuat sampai Kendall menanggapi iklan mereka. Mungkin jika cukup lama tinggal di sini, wanita itu akan ingat.
"Jangan lupa, ada rapat kota!" Seru David.
Tapi, kalaupun mendengar, wanita itu tidak menjawab.
David mengerutkan kening, lalu kembali menyusuri kantin. Ia menemukan Molly sedang berdiri di sebelah jendela, memeriksa jam tangan perak yang habis di bersihkan di bawah kaca pembesar.
"Kau menemukan tanda pengenal?" tanya David
Molly menyerahkan kaca pembesar kepada David.
"Tiga huruf. Kurasa dua huruf itu adalah S dan M. Kau bisa melihat yang ketiga?"
David menyandarkan tubuh di kruk, mengambil kaca pembesar, dan membiarkan Molly memegang jam.
"Mungkin B? Sulit dipastikan." Ia bersiul pelan saat mengusap perak penuh ukiran itu. "Barang bagus, eh?"
"Barang cantik," setuju Molly. "Mudah-mudahan bisa kita kembalikan ke tangan pemilik yang sah." Ia memandang sekitar. "Omong-omong soal makhluk cantik, ke mana Dokter Jenner?"
David tersenyum kecil. "Kurasa ia sudah muak padaku, dan kota ini. Ia ingin kembali ke tempat asalnya segera setelah mobilnya diperbaiki."
"Masa? Sayang sekali. Kelihatannya ia jenis wanita berakal sehat yang kita butuhkan di sini."
"Memang." David mengakui. "Meskipun aku tidak bisa menyebutnya cantik."
Molly menggeleng-geleng. "Buka matamu, Tentara. Gadis itu memiliki kecantikan yang tidak akan pernah membuat pria bosan."
David mengerutkan kening. "Mungkin aku mencari tipe wanita yang bisa membuatku bosan."
"Tidak akan kulaporkan pada ibumu bahwa kau bicara seperti itu." Sahut Molly dengan wajah tegas.
"Maaf. Kakiku sakit sekali dan aku kelaparan. Kata Bu Dokter Kecil, aku harus minum obat pereda nyeri setelah makan. Kau bisa menolong?"
"Aku tidak menerima pesan dadakan."
"Ayolah, Kolonel." David menelengkan kepala.
"Jadilah satu-satunya wanita di kota ini yang tidak membuatku sengsara sekarang."
Molly mengerucutkan bibir. "Kurasa aku bisa membuat telur orak-arik."
David tersenyum lebar. "Itu baru wanita cantik."
"Jaga mulutmu, Tentara."
David menegakkan tubuh dan memberi hormat, yang mengundang senyum Molly. Pria itu memandang ke luar jendela dan mengawasi sosok ramping Dokter Jenner yang berjalan pelan ke arah asrama, seolah ia memikirkan banyak hal di pikirannya.
Wanita itu tidak tahu, tapi jelas ia menentukan nasib Happiness.
...----------------...
Kendall memeriksa persediaan obat dengan malas, pikirannya penuh dengan bayangan mantan kekasihnya yang baru saja bertunangan.
Air mata menusuk kelopak matanya. Di kejauhan ia bisa mendengar wanita-wanita mengobrol dan tertawa di dapur, dengung mesin cuci yang menyala. Ia merasa begitu terasing. Kenapa ia bisa datang ke sini? Hidupnya begitu berantakan. Kabur dari satu tempat, terjebak di tempat lain.
Ketika mendengar suara langkah kaki, ia mengusap mata. Saat Hailey muncul, Kendall menekan kekesalannya. Bukan salah wanita itu jika daya tariknya memengaruhi rasa tidak percaya diri yang selama ini merongrong Kendall.
"Apakah aku mengganggu?" tanya Hailey
"Tidak, masuklah. Apa kau butuh obat lagi?" Wanita itu digigit serangga dan terserang alergi, termasuk dirinya sendiri. Kendall sudah membagikan salep dan obat sepanjang hari. Sama sekali bukan kehidupan yang diimpikannya di sekolah medis.
"Tidak, aku baik-baik saja." tukas Hailey, sambil menggaruk-garuk lengannya yang gatal akibat gigitan dengan santai. "Aku ke sini ingin menjemputmu untuk menghadiri rapat kota."
"Oh." Kendall ragu-ragu. "Aku tidak pergi."
Hailey mengerutkan kening dan melipat tangan. "Kenapa tidak?"
Haruskah ia memberitahu wanita ini bahwa ia tidak berencana untuk tinggal? Tidak. Kendall tidak inginmenghadapi pertanyaan. Pastilah wanita ini sudah menelepon ke Denville untuk mengobrol dengan keluarga dan teman-teman. Besar kemungkinan semua orang sudah tau kabar pertunangan itu. Mereka akan menganggapnya menyedihkan, karena kembali untuk berusaha merebut hati sang kekasih.
Bahwa sebanyak apa pun kenangan buruknya di Denville, tempat kecil ini, dengan harapan-harapan besarnya, justru membuatnya lebih ketakutan.
"Aku... aku sibuk itu saja." timpal Kendall, alasannya terdengar lemah bahkan di telinganya sendiri.
"Kami membutuhkan mu di sana, Kendall, untuk bertanya dan mendukung kami. Kami ingin memastikan kota ini siap menyediakan semua yang dokter butuhkan."
Kendall mengakui dengan enggan. Meskipun ia pergi, dokter berikutnya pasti memiliki kebutuhan yang sama. Baru adil jika ia ikut membantu menyiapkan segala sesuatu untuk penggantinya. Itu termasuk bagian dari sumpah, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Kendall memiliki kewajiban khusus terhadap sesama manusia untuk menjaga kesehatan mereka.
Lagi pula, tak ada kegiatan menarik yang bisa ia lakukan.
...----------------...
Kendall bisa merasakan perasaan tegang orang-orang di aula makan, juga sedikit curiga. Wanita-wanita itu sudah mulai merindukan kenyamanan rumah. Cuaca, serangga dan tampak kurangnya kecocokan dengan pria-pria lajang yang dijanjikan akan menyambut mereka dengan tangan terbuka, tidak memperbaiki situasi.
Harry Booker memulai presentasi dengan menggambarkan bagaimana ia dan adiknya mengenang Happiness saat mereka tumbuh besar. Gambaran kehidupan kota kecil ditayangkan di layar putih besar. Orang-orangnya tampak sederhana dan bahagia.
"Tapi keadaan ekonomi memburuk," ujar Harry. "Kota ini terisolasi dan banyak yang berbondong-bondong pergi. Lalu keadaan terus memburuk. Ketika badai menerjang pada musim panas sepuluh tahun lalu, semua yang tersisa di kota ini pun tersapu."
Foto-foto kehancuran terlihat di layar dan membuat orang-orang menatap terpaku. Hati Kendall diremas, hanya sedikit sekali gambar dalam foto itu yang bisa dikenali. Happiness berubah menjadi tumpukan puing reruntuhan.
Pikiran Kendall melayang pada benda-benda di ruang penyimpanan yang telah David tunjukkan kepadanya. Pantas penduduk tidak bisa menemukan harta benda mereka. Dan tak heran memutuskan untuk pergi.
"Setelah beberapa tahun." Lanjut Harry, "negara bagian mengambil alih kepemilikan pegunungan ini dan membiarkannya jadi daerah terlantar. Kebakaran hutan yang dibiarkan membuat tempat ini makin tidak dapat dihuni. Beberapa bulan lalu, kami mendapat dana dari pemerintah untuk mereklamasikan tanah di sini dan mengubahnya jadi kawasan ramah lingkungan dengan pungutan pajak yang wajar. Kami di beri waktu tiga tahun untuk memenuhi persyaratan minimum program, dan sejauh ini berjalan lancar."
Gambar-gambar yang dihasilkan oleh komputer membantu membayangkan seperti apa wajah kota itu nanti.
Ia mengalihkan presentasi kepada David Booker dan Kendall tidak terkejut mengetahui bahwa pria itu ahli dalam bidangnya. Bagaimanapun, David memiliki bakat alam. Tapi tetap saja Kendall heran mendapati betapa lugas pria itu menyampaikan visi untuk menjadikan Happiness sebagai tujuan wisata bagi para pecinta aktivitas luar ruang, sampai bahkan memiliki karisma tersendiri.
"Kami ingin nama Happiness memiliki makna bagi pengunjung," paparnya. "Kalau kita bisa menarik perhatian mereka dengan produk daur ulang serta pepohonan dan sungai-sungai, kita juga bisa mendidik mereka."
Harry mengambil alih podium lagi untuk menjelaskan bahwa, semua penduduk terdaftar dan memiliki peran. "Kami akan memberi Anda akomodasi selama tiga tahun dan menyediakan segala kebutuhan pokok. Sebagai imbalan, semua orang harus berkontribusi sehingga kita semua akan mendapat keuntungan saat kota ini tumbuh."
"Ini kesempatan untuk membantu membentuk tempat Anda akan tinggal dan membangun keluarga. Happiness akan jadi koperasi sejati, tapi kami tidak bisa melakukannya tanda Anda." Timpal David, ia melihat langsung ke arah Kendall, menatap tajam dengan mata hazelnya yang menawan. "Anda semua."
...****************...
kendall udah balik ga usah buru2 juga 😅
Beneran End ya K Devoy🥺Semoga sukses dgn karirnya d Real,sehat sllu dan jgn lupa tengok2 rumah halu kita ya kk,love youuu k dev😘😘😘
hayuu David bilang I lope yu atuuuh meuni susyaaah...
eta baju d kamanakeun atuuh,pasti d alungkeun kamana karep🤦♀️🤣🤣🤣
kuy semangat nyatakan cinta David,hanya itu yg bisa membuat Kendall menetap d happinese....
Cara kayanya orang yg sama,dy mantan Harry yaa??
knpa Cara sampe pergi dan meninggalkan Harry?
kabooooor🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️
Terima kasih banyak untuk karyanya, semoga akan hadir karya² yang baru. Semangat berkarya dan semoga sukses selalu ❤❤