NovelToon NovelToon
Bukan Berondong Biasa

Bukan Berondong Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Berondong / Konflik etika
Popularitas:34k
Nilai: 5
Nama Author: Jemiiima__

Dikhianati oleh masa lalu, Lucyana terjebak dalam pernikahan mendadak dengan Sadewa—pria yang jauh lebih muda dengan luka sendiri yang membuatnya trauma.

Meski begitu, ia justru memberi Lucyana rasa aman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Bisakah keduanya bertahan? Ataukah cinta mereka akan menyerah pada masa lalu yang menghantui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jemiiima__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Grab

‎Sepeninggal dari apartemen  itu, Sadewa bergegas pulang ke rumahnya di kawasan Dago. Daerah yang tak terlalu jauh dari Pasteur, tapi cukup tenang untuk sekadar melepas lelah setelah seharian kerja.

‎Motor hitamnya melaju menembus dinginnya angin malam Bandung. Di sepanjang jalan, lampu-lampu kota memantul di helmnya, sementara pikirannya justru terus kembali pada sosok pelanggan terakhir malam ini.

‎Begitu sampai di depan rumah, ia memarkir motor di garasi kecil, menepuk bahunya sendiri karena udara yang makin menusuk. Rumah itu sederhana. Dengan dinding abu muda, pagar hitam, dan aroma melati dari pot di teras yang selalu disiram setiap pagi oleh tetangganya.

‎Tanpa banyak pikir, ia langsung masuk, meletakkan helm dan jaket di sofa, lalu melangkah ke kamar mandi. Air dingin mengalir di kulitnya, membuat kepalanya sedikit lebih jernih. Tapi tetap saja, wajah perempuan  tadi, entah kenapa, masih terbayang jelas.

‎“Apaan sih…” gumamnya, menyiram wajah lagi, mencoba menepis perasaan aneh yang bahkan dia sendiri nggak ngerti asalnya.

‎Sementara itu di lain tempat, Lucy duduk bersandar di sofa sambil membuka bungkus Reddog yang masih hangat. Aroma cheese hotdog dan tteokbokki memenuhi ruangan yang sunyi. Ia makan perlahan, menatap layar ponsel yang tiba-tiba bergetar.

‎Dika 💕:

‎“Sayang, gak lupa kan besok buat rayain ultahku? Aku tunggu di Gijeon Steak House , jam tujuh ya. Love you sayangku 😘”

‎Wanita itu berhenti mengunyah sejenak. Tatapannya kosong beberapa detik sebelum jempolnya mengetik pelan.

‎Lucy:

"Ok, sayang. Love you too 💕”

‎Pesan terkirim.

‎Setelahnya, ia membersihkan meja, lalu mengambil ponsel lagi. Sekadar scroll media sosial tanpa arah, menatap layar yang menyoroti wajah lelahnya.

‎Beberapa menit kemudian, ponsel diletakkan di meja samping tempat tidur. Kemudian akhirnya ia terlelap.

...****************...

‎Keesokan paginya, kantor Auralis Naturals terasa lebih riuh dari biasanya. Deadline kampanye akhir bulan membuat semua tim marketing sibuk luar biasa dan Lucy, sebagai manajer, ada di tengah-tengahnya.

‎Suara notifikasi email, panggilan Zoom, dan tumpukan laporan di mejanya nyaris nggak berhenti.

‎Jam di layar laptop sudah menunjukkan pukul enam sore, tapi tangannya masih menari di keyboard, menyelesaikan revisi terakhir untuk presentasi besok pagi.

...(Lucy Putri Chandra)...

‎Sampai akhirnya, ponselnya bergetar. Nama Andika muncul di layar.

‎Lucy menarik napas, lalu menekan tombol panggil balik.

‎“Sayang, kayaknya aku nggak bisa dateng malam ini,” ucapnya pelan, suaranya terdengar capek tapi tetap lembut.

‎Dari seberang, suara Andika terdengar agak kesal tapi berusaha terdengar manis.

‎“Sibuk banget ya, sayang? Yaudah deh, gak. apa-apa… tapi, hmm… boleh minta hadiah duluan nggak? Transferin aku sejuta aja. Soalnya udah nanggung reservasi tempat, malu juga kalo batal.”

‎Lucy menatap layar laptopnya yang masih terbuka. Matanya lelah, tapi suaranya tetap tenang.

‎“Iya, udah aku transfer bentar lagi. Kamu rayain aja dulu sama temen-temen kamu, ya.”

‎“Iya, sayang. Makasih ya. Kamu semangat, jangan terlalu cape, Hati-hati nanti pulangnya.” jawab Andika sebelum menutup panggilan.

‎Telepon berakhir, meninggalkan keheningan yang aneh. ‎Lucy bersandar di kursinya, menatap langit Bandung sore itu lewat jendela kaca kantor. Hujan tipis mulai turun.

‎Ia tersenyum hambar — bukan karena bahagia, tapi karena sudah terbiasa menenangkan diri dengan kalimat, “Nggak apa-apa, nanti juga selesai.”

‎Perempuan itu mengetik cepat di ponselnya, membuka aplikasi mobile banking, lalu men-transfer sejumlah uang ke rekening Andika.

‎Suara notifikasi “transaksi berhasil” terdengar pelan di tengah sunyinya ruang kantor yang tinggal menyisakan beberapa orang lembur.

‎Dari sebelahnya, Detri— sahabat sekaligus rekan kerjanya melongo.

‎“Luc, lo serius? Sejuta? Lo royal banget sih sama cowok lo.”

‎Lucy menoleh sekilas, bibirnya tersenyum kecil. “Emang kenapa?”

‎Detri memutar kursinya, menatap Lucy tanpa basa-basi.

‎“Kenapa lagi? Lo masih pacaran, anjir. Gak takut dimanfaatin apa?”

‎Wanita itu terdiam sejenak, lalu tertawa kecil tanpa benar-benar lucu.

‎“Det, gue sama Dika udah pacaran bertahun - tahun. Gue percaya dia kok. Lagian kalau nanti udah nikah, uang dia uang gue juga, kan? Begitu juga sebaliknya.”

‎Detri mendengus pelan. “Ya kalau jodoh sampe pelaminan. Kalau nggak?”

‎“Husshh, sembarangan banget lo ngomong! Doain yang baik-baik aja kenapa buat gue,” sahut Lucy cepat, berusaha menutup obrolan itu dengan nada bercanda.

‎Detri mengangkat tangan tanda menyerah. “Ya udah, ya udah. Gue doain deh, asal lo juga jangan terlalu buta.”

‎Wanita itu tersenyum samar, tapi matanya sedikit redup. Ia kembali menatap layar laptop, mencoba fokus ke laporan yang belum selesai, menelan rasa aneh yang tiba-tiba muncul di dadanya. ‎Mereka pun melanjutkan lembur dalam diam hanya suara ketikan dan hujan yang terdengar dari luar jendela.

...***************...

‎Sementara itu, di salah satu restoran mewah di pusat kota Bandung, Andika tengah duduk di meja sudut dengan senyum puas menghiasi wajahnya. ‎Di depannya, seorang wanita bergaun merah menatapnya sambil menyipitkan mata.

‎“Kok kamu seneng banget sih, yang?” tanya wanita itu dengan nada manja.

‎Andika menyandarkan punggungnya ke kursi, mengangkat ponselnya, memperlihatkan layar berisi bukti transfer dari kekasihnya.

‎“Lihat, yang. Udah kubilang kan, cewek gila kerja kayak dia gak bakal bisa datang. Mana dapet transferan juga lagi. Apa ga kurang Hoki hidup ini?"

‎Wanita itu mendengus pelan. “Kamu nih parah banget, segitunya sama dia.”

‎Andika terkekeh ringan, memutar gelas wine di tangannya.

‎“Cewek workaholic kayak dia siapa juga yang mau selain aku? Sibuk terus, gak punya waktu buat diri sendiri. Tapi duitnya ngalir terus. Sayang banget kalo gak dimanfaatin, kan?”

‎Wanita di depannya pura-pura cemberut, tapi matanya jelas menikmati obrolan itu.

‎Andika meraih tangannya sambil tersenyum sinis.

‎“Ayo, sayang. Kita nikmatin dinner ini. Abis itu kita ke PVJ (Paris Pan Java Mall) , kamu mau apa aja, tinggal pilih deh.”

‎Keduanya tertawa pelan, diiringi denting gelas dan musik jazz lembut di ruangan itu. Kontras sekali dengan hati seseorang di kantor yang masih bekerja keras demi cinta yang tak tahu arah.

‎Jam lembur akhirnya usai. Kantor Auralis Naturals sudah sepi, hanya tersisa suara hujan tipis yang membasahi jendela. ‎Lucy menutup laptopnya, memijat pelipis. Kantuk sudah menyerang sejak satu jam lalu, tapi baru sekarang ia bisa benar-benar berhenti.

‎“Ngantuk banget lo keliatannya,” ujar Detri sambil merapikan tas. “Gimana pulangnya? Mau gue anter?”

‎Perempuan itu menggeleng pelan, matanya nyaris setengah tertutup.

‎“Gak usah, rumah lo jauh banget dari sini. Kayaknya gue naik ojol aja deh. Mobilnya gue tinggal di kantor aja malam ini."

‎Detri menatapnya khawatir tapi akhirnya mengangguk.

‎“Yaudah, hati-hati ya. Jangan ketiduran di jalan.”

‎Lucy tersenyum kecil. “Okay, lo juga. hati-hati.”

‎Begitu Detri pergi, wanita itu menguap besar, lalu mengambil ponselnya. Dengan mata setengah terbuka, ia membuka aplikasi Grab dan memesan kendaraan.

‎Di tempat lain, Sadewa baru saja menutup rolling door outlet Reddog Pasteur. Semua karyawan sudah pulang, tinggal dia yang sibuk mengecek laporan penjualan hari ini.

‎Ponselnya tiba-tiba berbunyi — notifikasi masuk dari aplikasi Grab Driver.

‎Ia mendecak pelan. “Eh, aing poho wae, teu dipareuman.” (Eh, aku lupa terus belum dimatiin.)

‎Jari telunjuknya sudah siap menekan tombol tolak pesanan, tapi matanya mendadak berhenti.

‎Nama pelanggan yang tertera di layar membuat jantungnya ikut berhenti sepersekian detik.

‎Lucy.

‎Alisnya terangkat. “Apa ini… Lucy yang waktu itu ya?” gumamnya pelan.

‎Tanpa berpikir lama, ia langsung menekan tombol accept order dan meraih helmnya. Mesin motor dinyalakan, suara knalpot menggema pelan di bawah langit Bandung yang jernih sehabis hujan.

‎Sadewa tersenyum tipis di balik helm full-face nya.

“Ya udah, kita lihat aja kemana nasib bawa gue malam ini.”

‎Sesampainya di depan gedung PT Auralis Naturals, Sadewa menurunkan kaca helmnya sedikit, memastikan alamatnya benar. Ia melirik layar ponsel dengan nama pelanggan masih sama: Lucy.

‎“Bener di sini…” gumamnya pelan, lalu menatap ke arah lobi yang remang.

‎Di sana, seorang perempuan berdiri sambil memeluk tas kerja di dada. Matanya terlihat sayu, rambutnya agak berantakan karena lembur, tapi sorotnya… tetap sama seperti yang ia ingat waktu di lift apartemen malam itu.

Beneran dia...

‎Sadewa turun dari motor, menepikan kendaraan ke sisi trotoar.

"‎Pesanan Grab atas nama Kak Lucy?” tanya Sadewa begitu sampai di depan kantor.

‎“Iya, saya,” jawab Lucy singkat, suaranya lelah tapi tetap sopan.

‎Sadewa menyodorkan helm cadangan. “Ini, Kak.”

‎Lucy menerimanya, mengenakannya pelan lalu naik ke jok belakang. ‎Motor melaju perlahan meninggalkan area kantor.

‎Langit malam Bandung tampak jernih tanpa kabut, hanya bintang-bintang kecil bertaburan di atas sana. Angin malam berembus lembut, membawa aroma pohon pinus dari kejauhan. ‎Entah kenapa, Sadewa tersenyum di balik helm full-face nya.

‎Ada rasa tenang aneh yang datang begitu saja. ‎Mungkin karena malamnya indah. ‎Atau mungkin karena penumpang di belakangnya. Perempuan yang tak sadar sedang menarik perhatiannya.

‎Beberapa menit berlalu.

‎Dug.

‎Helm perempuan itu menyentuh punggung helm Sadewa. Sekali, dua kali. ‎Sadewa tersenyum kecil — tanda kalau perempuan itu mulai terkantuk.

‎“Eh, Kak… jangan tidur dulu. Dikit lagi sampai,” ucapnya pelan.

‎Tapi Lucy sudah setengah terlelap. Tubuhnya makin condong ke depan.

‎Refleks, Sadewa menahan tangan Lucy agar tidak jatuh. ‎Sentuhannya spontan — hangat di udara malam yang dingin.

‎Dan tiba-tiba —

‎Grep

...----------------...

Kenapa tuh Lucy?

Halo halo readers semua...

Jangan lupa untuk sertakan vote like dan komen sebagai bentuk dukungan untuk author yaa 🥰

Terimakasih! 💖

1
ginevra
ini seriusan Sadewa sama Lucy mau nikah? aku aja terkejut apa lagi Asep.
ginevra
pak RT ini belum cari kebenarannya udah langsung nyuruh nikah aja... kelagapan kan si sadewa
Sarifah_Aini97
Ketegangan, amarah, dan kesedihan campur aduk banget melihat Andika mengancam Lucy dengan pisau sampai berdarah di hadapan polisi bersiaga yang siap menembak, rasanya pengen nonjok si Andika ini 👊🤨
nuraeinieni
yg tabrak lucy,pacarnya andika tuh
Aquarius97 🕊️
maklumin dew.. emak2 sering overthinking tentang masa depan anak cewenya
Aquarius97 🕊️
asli jantung mu pasti dah dig dug derrr kan wa 🤣
Aquarius97 🕊️
jangan suudzon ma.... mama gak tau .. eh belum tau aja dewa siapa..
Aquarius97 🕊️
wkwkwkwkk pelan aja Napa luc..kesangkut di selang infus kan berabe🤣
-Thiea-
ini cocok di sebut perintis bukan pewaris..
-Thiea-
nanti mudah-mudahan bisa kebeli lagi..😊
-Thiea-
kadang justru yang bukan keluarga yg dukung kita. 😢
Oksy_K
kamu kenapa dewaaaa,,, coba cerita siapa tau beban kmu ringan/Grimace/
Oksy_K
jelas beda, si mokondo mah nggk pake hati. dia cuma peduli sma uang kmu🤧
NH..8537
loo.. semakin terkuak masalah..nya..ayo dewa km hrs kuat dan lindungi istri..mu dari si mantan..mu🤭 lanjuttt Kaka cantikkk 💪🙏😘
Nuri_cha
kenapa harus nunggu 2 tahun buk. kalau aku mah anak semalem gak pulang, udah lgsg dicariin. gak peduli larangan orang
Nuri_cha
kenapa kamu marah pak... kan kamu udah ngebuang dewa
Nuri_cha
anaknya belum siap buat pake cincin kawin buk 🤭
Nuri_cha
hihihi, udah mikirin anak aja. makanya segera belah duren ya Dew
Salim ah
waaahh... bagaimana ini🤔 dew itu lucky kecelakaan cepetan tolong istrimu Dew🙄
Xlyzy
ngomong nya gampang tapi pasti sulit buat jalani nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!