NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Mereka berjalan beriringan menuju lapangan di mana Alaska masih berlatih, dan setibanya di sana para siswa sudah berkumpul dan menyuarakan iyel-iyel.

Sedangkan di bawah sana, Friska dengan baju cheerleadernya tengah meneriaki Kapten Basketnya.

Alluna tersenyum kecut, teringat di mana pertama kali mendapatkan tamparan yang begitu menyakitkan hingga sekarang rasa nyut-nyutan di pipinya masih terasa.

Ingin sekali Alluna membalas jika dia tidak menahannya dan mungkin dirinya lah yang mendapatkan kerugian besar apalagi baru menyandang siswa baru di sekolah ini.

Andai di luar sekolah Alluna akan menghajar dengan melampiaskan emosinya.

Sabar Alluna ... kamu harus bisa menahannya. Batin Alluna.

Semua orang di sana saling berteriak padahal ini baru latihan, dan hanya Alluna yang menatap semuanya dengan tatapan kosong karena pikirannya yang tengah menahan emosi kala melihat wanita itu.

Rendra dan Gisel berada di samping Alluna, dan terlihat Rendra begitu dekat dengan Alluna terlihat seperti sepasang kekasih dengan tangan berada di pundak Alluna.

Dan saat Alaska berbalik mengambil bola basket dari yang lain, pandangannya tanpa sengaja mengarah kepada Alluna.

Dengan sengaja Rendra tersenyum smirk kepada Alaska dengan tangan yang masih berada di bahu Alluna, dan semua di lakukan hanya untuk memanasi Alaska.

Syukurin lo Al, gagal fokus loh, emang enak gara-gara Lo, Alluna jadi begini ha, mikir aja sih. Orang baru ... seenaknya deketin cewek yang sudah lama berada di dekat gue. enak aja. Batin Rendra yang dengan seringai senyuman terbit di bibirnya.

Alaska yang sedang bermain pun hanya menatap mereka sekilas, dan kembali fokus memainkan bola di tangannya dengan sedikit emosi mencoba melampiaskan amarahnya melalui bola di tangannya.

Beberapa jam kemudian... permainan pun berakhir dan mereka di bubarkan, saat itu, Alaska yang berada di tengah lapangan melihat ke arah Alluna di mana jemari Alluna di pegang erat oleh Rendra.

Membuat Alaska semakin terpuruk melihat semua itu, entah bagaimana caranya dia kembali mendekati Alluna jika saat ini mereka harus jaga jarak seperti ini.

Tanpa di sadari Alaska, tiba-tiba sebuah botol mineral tengah berada di hadapan mukanya, Alaska pun melirik dan ternyata Friska dengan wajah tersenyum menatap Alaska.

"Kamu pasti haus, ini kebetulan masih baru," tawar Friska sedikit ada keraguan di tolak.

"Terimakasih," Alaska menerima air itu lalu membuka tutupnya, namun bukannya di minum malah air itu dia tumpahkan seluruhnya membasahi tubuhnya.

Friska mengerutkan keningnya, "Apa Lo sepanas itu setelah berlatih?" tanya Friska heran.

"Terimakasih," singkat Alaska lalu beranjak pergi meninggalkan Friska di tengah lapangan.

Sabar Fris, memang orang cool itu sulit di dekati tapi perasaannya pasti bahagia mendapatkan perhatian dari Lo. gumamnya sambil mengelus dada. Tapi setidaknya dia telah berhasil memberikan perhatian dengan memberikan sebotol air mineral dan di terimanya air itu jelas membuat Friska sangat bahagia.

Alaska berjalan dengan langkah penuh emosi, berharap guyuran sebotol air itu dapat meredakan amarahnya.

Alaska pun telah berada di ruang ganti, dia mengganti pakaian basahnya dengan pakaian yang kering, dan bergegas beranjak dari tempat itu berharap bisa mengejar Alluna, setidaknya bisa melihat Alluna sampai dengan selamat itu bisa membuatnya sangat bersyukur.

"Al ... ke mana? ga akan nongkrong dulu apa?" teriak Zyan saat melihat Alaska keluar ruangan.

"Duluan nanti gue nyusul," timpal Alaska dengan berteriak.

Alaska pun berjalan dengan tergesa-gesa di antar lorong sekolah, namun langkahnya terhenti kembali kala Friska berada di hadapannya.

Alaska mencoba menghindari Friska ke kiri dan ke kanan, namun Friska terus saja mengikuti tubuhnya yang sedang menghindari dirinya.

Akhirnya Alaska berhenti, "Menyingkirlah dari hadapanku," dengan tatapan penuh emosi menatap Friska.

Friska seakan tidak peduli dengan kata-kata yang terlontar dari mulut Alaska, bahkan tidak sedikitpun menggeser tubuhnya.

Alaska menutup matanya, mencoba bersabar dengan wanita satu ini.

"Jangan sampai kata-kataku bisa lebih kejam dan menyakitimu Friska," Alaska dengan penuh penekanan dalam berkata, dengan tangan di kepal.

Friska hanya memberikan senyuman menariknya, namun saat hendak bersuara. saat itupun teman-teman Alaska hadir tepat waktunya.

"Katanya terburu-buru?, kenapa malah diam di sini?" ucap Rauf dengan merangkul bahu Alaska dan membawa Alaska menjauh dari tempat tersebut.

"Thanks kau selalu datang tepat pada waktunya," bisik Alaska dan Rauf pun melepaskan tangannya dari bahu Alaska.

Sedangkan Friska menggertakkan kakinya berulang kali karena kesal dengan tingkah kawan-kawannya Alaska.

"Kenapa Fris?" tanya Trisna yang baru saja tiba bersama Pretty.

"Ga bisa apa gue itu bareng sama Alaska walau sebentar, selalu aja rauf dan Zyan ganggu," gerutu Friska dengan memajukan bibirnya.

"Kita coba lain waktu Ok, sekarang kita senang-senang dulu saja agar besok kita bisa menampilkan tampilan kita dengan sempurna," ujar Trisna dan merangkul lengan Friska.

"Ide bagus, ayo fris," sahut Pretty Risa Andriani bersuara karena hal ini yang sangat di tunggu-tunggu oleh dirinya.

Sedangkan Di parkiran, Alaska mencari sosok Alluna ataupun Rendra, namun ternyata yang di cari pun tidak terlihat batang hidungnya, bahkan motor Rendra pun tidak ada di parkiran sekolah.

Terlambat ... mereka sudah pergi. gumam Alaska sambil menggunakan helmnya dan menaiki motornya.

"Al ... benar ya nanti nyusul di tempat biasa," ujar Rauf.

Alaska hanya membulatkan kedua jarinya dan berlalu dari parkiran tersebut.

Alaska mengendarai motor dengan laju yang cukup cepat, berharap bisa menyusul Alluna, dia hanya ingin mengantarnya meski hanya berada dalam kejauhan.

Meski Alluna menginginkan dirinya jauh, namun Alaska tidak akan membiarkan dirinya jauh begitu saja dengan Alluna, dia akan secara diam-diam memperhatikan dan menjaganya dari jarak jauh untuk sementara hingga semua terbongkar dan dirinya bisa kembali mendakati Alluna.

Rasa rindu bertahun-tahun di pendam Alaska membuatnya tidak akan mundur selangkahpun dari Alluna, dan tidak akan membiarkan lelaki lain singgah dalam hati Alluna.

Dan sebelum semua terlambat maka Alaska memiliki seribu cara untuk selalu ada bagi Alluna.

Bibirnya terangkat melebarkan senyuman, dia akan melakukan hal itu, dan akan mengisi hati Alluna meski tidak berada di sampingnya.

Alluna... tunggu aku, kau akan segera mengingatku. Batin Alaska penuh percaya diri.

Sedangkan Alluna sedang memegang jaket Rendra, dan Rendra pun menarik lengan Alluna hingga ke depan perutnya sambil menikmati perjalanan pulang dengan motor Rendra.

"Kalau pegangan ya di sini, kenapa mesti jauh-jauh sih, pegangan kaya gitu bisa terlepas kapan saja jika ada hal yang buruk," modus Rendra.

"Alah bilang saja modus, pengennya kan di peluk begini?" sindir Alluna dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Tahu aja lo Lun. timpal Rendra dalam hatinya.

"Ga beneran percaya deh," ucap Rendra lain dengan dalam hatinya.

"Iya ... iya terserah lo deh," timpal Alluna yang malas berdebat dan membiarkan lengannya berada di perut Rendra.

Tanpa mereka sadari ... sebuah motor di belakang mereka tengah melaju dengan memperhatikan interaksi mereka berdua

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!