Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.
bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.
Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.
Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Dan pada akhirnya Aron pergi bersama Ria dan mengikuti rencananya, walaupun Aron tidak punya maksud apapun dengan mengikuti Ria, ia hanya ingin memastikan lebih jelas lagi. Tentang rasa sakit di dadanya itu.
"Yo…!! kalian datang juga!"
"Kalian ngapain aja sih lama banget tau nggak" Ucap Mita yang kesal menunggu Ria dan Kevin yang tak kunjung datang.
"Maap maap ada urusan sebentar tadi, jadi... kita mau kemana dulu nih?"
Mendengar Ria bertanya Mita, Seli, dan Raka pun sama-sama tersenyum sambil saling pandang, sementara Roy hanya memutar bola mata malas. Padahal biasanya Roy tidak mau ikut bermain kekanak-kanakan seperti ini walaupun Roy dulunya orang yang ramah dan suka bergaul, tapi entah ia justru kembali berubah-ubah_seperti bukan dirinya saja.
"Karena ini adalah pasar malam pertama kita setelah penantian panjang…! KITA TAKLUKKAN SEMUA YANG ADA DI PASAR MALAM INI…!!!"
"WUOOO…!!!"
Seketika mereka berseru senang seperti anak-anak yang dapat mainan baru dan mulai menyusuri semua permainan di pasar malam ini.
***
Setelah berteriak keras seperti itu, pada akhirnya Raka dan yang lainnya benar-benar menaklukkan semua permainan di pasar malam dengan antusias. Walaupun Ria sudah merasa sangat malu saat Raka tiba-tiba berteriak keras di depan umum tadi, ditambah dengan Mita dan Seli yang tidak mau kalah dengan mencoba semua permainan juga.
"Hei Kevin! lo nggak coba? seru loh" Raka menawarkan Kevin dan menyeretnya ke salah satu permainan tembak keleng sampai jatuh.
"Ayo, nih" Raka pun memberikan pistol mainan itu pada Kevin yang hendak menolak, Aron pun dibuat kesal olehnya. Melihat hal itu Ria pun langsung mendekati Aron dan berbisik padanya.
"Ayolah Aron lo udah janji kan mau ikutin rencana gue… lo cuman tinggal tembak aja kaleng-kaleng itu" bisik Ria meyakinkan Aron.
"Cih!" walaupun Aron sendiri yang memutuskan untuk mengikuti rencana Ria tapi ia juga tidak ingin diperintah oleh manusia lemah yang nantinya juga akan hancur di tangannya.
Aron yang sudah terlanjur marah dan muak pun melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan pistol mainan itu hanya dengan satu kepalan tangan. Sontak hal itu pun langsung menjadi pusat perhatian Raka dan lainnya.
"Duuuh... Udah gue tebak, nggak ada gunanya kerja sama dengan iblis kayak dia” batin Ria sambil menunduk dalam, tak ingin melihat reaksi teman-temannya yang mungkin akan tahu yang sebenarnya.
"Hei Kevin, kok lo jadi kuat banget sih abis koma?" tanya Raka yang justru tidak merasa aneh dengan sikap Kevin.
Sementara Roy terus memperhatikannya dengan serius, Mita,Seli, dan Raka justru menganggap itu masih bagian dari Kevin yang mereka kenal karena setahu mereka Kevin itu jago bertarung dan punya otot-otot yang kuat.
"Siapa kau memerintahku seperti itu? apa kau tidak bisa bercermin hah?!" ucap Aron yang tidak tahan dengan semuanya, kini menunjukkan sifat aslinya membuat Ria gemetar takut karenanya.
Hening… tidak ada satupun yang berbicara baik Aron ataupun lainnya mereka hanya saling tatap dengan raut wajah yang tak bisa dibaca.
"Hei Kevin… lo… sebenarnya…"
Ria pun menutup telinganya tidak ingin mendengar apa yang akan dikatakan Raka tentang Aron.
"Amnesia!!?" ucap Raka dengan lantangnya sambil memegang pundak Aron yang spontan memelototinya bingung.
"Heh?!"
"Eeeh…!!!?"
Mendengar Raka mengatakan hal itu pun sontak membuat Mita dan yang lainnya terkejut, bahkan Aron yang ia tuduh pun juga ikut terkejut dengan orang yang ada di depannya ternyata sepolos itu sampai bisa menyimpulkan bahwa ia amnesia seperti rencana Ria.
"Udah gue duga! setelah sekian lama kita nggak ketemu dan lo yang nggak tahu kapan bisa bangun dari koma, lo pasti hilang ingatan. Gue seharusnya sadar dari awal kita ketemu, setelah mengalami kecelakaan dan divonis koma, ingatan lo pasti kacau dan berakhir dengan amnesia!!" ucap Raka membuat kesimpulan dengan dramatis sambil mencoba untuk menahan air matanya yang justru sudah mengalir deras.
"Heh…! beneran lo hilang ingatan Vin?" tanya Mita pada Kevin langsung.
"Gue bener-bener nggak nyangka lo bakalan hilang ingatan Kevin. padahal semuanya udah pada nungguin lo balik lagi" ucap Seli yang percaya dengan Raka sambil memasang wajah sedih dan kecewa.
Ria yang mendengar itu pun melihat teman-temannya yang langsung percaya dengan hal itu, membuatnya juga ikut tidak percaya mereka ternyata bisa terpengaruh dengan mudah seperti itu.
"Gue tau!!" tiba-tiba Raka bicara dengan keras sampai membuat yang lainnya tersentak kaget.
"Lo hobi banget sih bikin orang kaget Raka!" protes Mita sambil memukul punggung Raka dengan kesal.
"Gue tau gimana caranya lo bisa inget lagi Vin" ucap Raka sambil tersenyum licik pada Aron.
***
Raka pun mengajak yang lainnya ke tempat yang ia maksud, yaitu pusat rekreasi pasar malam yang wajib dicoba jika ingin merasakan sensasi pasar malam yang sesungguhnya.
"Bi bianglala?"
"Kenapa harus bianglala?" tanya Seli tidak mengerti dengan maksud Raka membawa mereka kemari.
"Lo tau kan kalo Kevin itu nggak kuat naik bianglala segede itu" ucap Mita mengingat tentang Kevin yang tidak bisa naik wahana itu. Saat tiba-tiba terbersit dalam pikiran liciknya yang juga memikirkan hal yang sama dengan Raka
"Hooh! apa jangan-jangan…"
Raka pun tersenyum puas sambil berlagak keren dengan mencolek hidungnya dengan ibu jari. Mita yang berpikiran sama pun ikut berlagak keren seperti Raka, sementara yang lainnya tidak mengerti dengan yang mereka berdua pikirkan.
"Kalian juga tau kan kalo Kevin itu nggak bisa naik bianglala karena takut dengan ketinggian, dia nggak kuat dan bakalan muntah kalo naik itu" terang Raka dengan percaya diri
"Iya… terus emangnya apa hubungannya sama hilang ingatannya Kevin?" tanya Ria yang masih tidak paham dengan jalan pikiran Raka, yang tidak masuk akal dan tidak bisa ditebak.
"Justru itulah satu-satunya kesempatan buat balikin ingatan Kevin, dengan naik bianglala yang bikin dia mual dan muntah, dia pasti bakalan inget semuanya" ujar Raka antusias.
"Dari mana lo dapet teori kayak gitu?" tanya Ria sambil menepuk jidatnya sendiri, tidak habis pikir dengan pikiran Raka yang mudah dipengaruhi hal-hal yang tak perlu.
"Gimana, hah! hah! kalian juga pengen naik itu kan…" ucap Raka antusias.
Ria pun melihat Aron yang tengah menatap bianglala besar itu.
"Tenang aja, lo nggak bakalan muntah kok walaupun badan lo Kevin tapi lo kan iblis" bisik Ria meyakinkan Aron.
"Cih! lemah, hanya karena benda besar itu dia bisa muntah, aku bahkan bisa saja menghancurkan benda besar yang berputar itu dengan satu serangan" ucap Aron yang siap-siap dengan kepalan tangannya yang sudah memancarkan cahaya merah.
"Nggak, nggak!!, lo nggak boleh ngehancurin bianglala itu, seenggaknya sebelum mereka tahu kebenaranya" ucap Ria menurunkan tangan Aron yang kini tak lagi memancarkan cahaya merah.
Aron yang tidak suka dipegang oleh Ria pun melepas tangannya dengan kasar.
"Aku yang memutuskan bukan kau" ucapnya menatap Ria tajam dan berlalu mengikuti yang lainnya menunggu giliran naik.
***