NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Perlahan tapi pasti, tangan James mulai merayap bagaikan seekor cicak yang merayap di tubuh Celline. Spontan saja membuat mulut Celline jadi terbuka karena geli. Tangan liar James masih berkelana menjelajahi tempat tak semestinya.

James berhasil membuat Celline membuka mulutnya. Kemudian dia menyesap lembut. Seolah itu adalah madu yang manis. Dia menyesapnya sampai habis.

Tangan Celline mencoba mendorong tubuh suaminya itu, namun James benar-benar sangat kuat. Bagai sebuah vacum, James menyedot Celline sampai mongering.

Puas sudah membuat Celline jadi mongering, James baru mau melepaskan gadis itu. Ditatapnya wajah Celline yang terasa hangat.

“Kenapa wajahnya jadi panas begini?” Bibir James mengulas senyum. Dia percaya, kalau Celline juga merasakan hal yang sama seperti apa yang dia rasakan saat ini.

Ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih intim lagi, James mengecup bibir Celline sekali lagi. Anehnya kali ini bibir Celline terbuka dengan suka rela.

Celline sudah memberikan kode pada James. Sekali lagi James menyesap dengan lembut dan penuh perasaan. Mata keduanya kini saling terpejam, menikmati kelembutan masing-masing.

Lama-kelamaan, sesapan itu berubah jadi cepat, menuntut dan memburu. Karena sudah tak tahan lagi, James melepaskan tautan bibir mereka. Lengannya yang kekar langsung mengangkat tubuh Celline.

Dengan semangat yang berapi-api, James langsung membaringkan tubuh Celline di atas ranjang yang besar di kamar itu. Kini Celline berada dalam kungkungan pria dingin yang kini sedang hangat-hangatnya.

Dengan kedua siku yang menopang badan Celline, James mengangkat sedikit tubuh Celline. Ditatapnya kembali wajah Celline dengan dalam.

“Mengapa kamu sangat menggoda malam ini?” Lagi-lagi kata James dalam hati. Malam ini dia dibuat kalang kabut oleh Celline.

Melihat Celline yang begitu segar setelah habis mandi, dengan hanya mengenakan handuk kimono serta rambut yang basah, entah mengapa membangkitkan jiwa kelaki-lakian James.

“Ah, tidak apa-apa! Lagipula dia adalah istri sahku!” Batin James berkata lagi.

Seolah mengusir rasa bersalahnya karena sudah melupakan mantan kekasihnya itu. Sedangkan Celline sendiri sudah merasa berdebar-debar tidak karuan. Ini pertama kalinya dia dikungkung oleh seorang pria.

Bahkan, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Hembusan napas James juga sudah terasa saat menerpa wajah cantik Celline.

Apalagi James yang sedari tadi sudah terbuai. Aroma Celline membuat hawa panas mengalir di sekujur tubuh James.

Sudah tak tahan lagi, James langsung melepaskan pakaiannya. Dia melempar kaos pendek yang semula dia pakai ke sembarang tempat.

“Aduh!”

Hati Celline sudah tidak bisa dikontrol lagi. Matanya langsung berbinar sekaligus malu melihat deretan roti sobek yang terpampang di depannya itu.

Sungguh pemandangan yang membuat kagum kaum hawa menjerit saat melihatnya. Ini adalah pertama kalinya dia menatap James tanpa memakai apa pun. Mata Celline yang polos itu akhirnya tercemar sudah.

Rasanya malu, Celline memalingkan wajahnya kembali sambil menutup kedua matanya. Sedangkan James, pria itu sudah terlalu ahli dalam urusan ranjang. Sekali gerakan saja, dia sudah mampu membuat Celline jadi meremang.

Seperti saat ini, sebuah kata lembut James bisikan ke telinga Celline. Sesekali dia menggigit dengan gemas daun telinga itu, sehingga membuat Celline terus bergerak, karena menahan geli yang amat sangat.

James rasa, sudah waktunya dia meluncurkan timah panas. Sedari tadi ada sesuatu yang sudah mau keluar dari dalam tubuhnya itu. Hanya saja dia menahannya. Malu dong, belum apa-apa sudah keluar duluan.

Setelah membulatkan tekadnya, akhirnya James menembakkan senjata pamungkasnya. Dilihatnya wajah Celline yang menahan sakit dan rasa perih akibat ulahnya itu.

Detik berikutnya……..

Mata James menatap nanar saat melihat percikan darah yang keluar dan berserakan di sprai dan juga bantal yang semula dijadikan alat tumpuan.

“Ternyata kamu masih gadis, Celline?”

Pria tak berhati itu mengira kalau istrinya itu sudah tidak perawan lagi. Selama ini dia menilai Celline begitu rendahnya. Dia berpikir kalau rata-rata wanita di zaman sekarang itu memang seperti itu.

Bagaimana James tidak berpikir seperti itu? Nyatanya demi uang, Celline rela menjual rahimnya. Hingga dia sadar akan percikan darah perawan itu, seolah-olah telah menampar dirinya.

Kini, mata yang menatap nanar pada gadis yang sudah James ambil keperawannya itu sedikit berubah. Bukan lagi tatapan kesal penuh kebencian, tapi wajah kasihan.

James tak mengira kalau dia telah menjebol gawang itu. Dia tidak tahu kalau Celline masih gadis.

“Apakah sesakit itu?” Tanya James penasaran dalam hati saat melihat wajah Celline yang menahan perih.

“Pasti sangat sakit. Lihat saja, wajahnya sampai seperti itu!” Kata James lagi dalam hati.

Sedangkan Celline, selain merasa sakit, dia juga merasa sangat malu. Dengan cepat dia meraih handuk kimono yang sebelumnya terlepas. Entah siapa yang melepasnya tadi, Celline tidak bisa mengingatnya.

Hanyut dalam pertemuan pertama, membuat James tidak bisa fokus. Dia lupa akan semuanua. Otaknya membeku dan tak bisa berpikir dengan jernih.

James sempat terdiam, saat melihat Celline yang langsung menutupi seluruh bagian tubuhnya. Percuma juga ditutupi. Tubuh gadis itu sudah terlanjur terukir dengan jelas di pelupuk mata James.

“Sial!” Umpat James dalam hati.

James hanya bisa mengumpat di dalam hatinya. Rasa yang diberikan oleh Celline padanya membuatnya jadi terngiang-ngiang. Pria itu merasa sudah tidak waras lagi.

James pun menghela napas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar. Kemudian dia memandang Celline kembali.

“Kamu bisa bangun tidak?” Tanya James yang kini nadanya sudah jauh lebih rendah. Tidak meletup-letup seperti sebelumnya. Mungkin karena dia sudah tahu rasanya.

Karena sibuk melamun, James sampai tak sadar kalau kini Celline sudah menghilang dari pandangannya.

“Celline…… Celline……!” James memanggil nama istrinya di depan kamar mandi.

“Iya!”

“Tolong buka pintunya!”

Celline langsung bergidik ngeri. “Mau apalagi sih Tuan James itu? Belum puaskah dia? Badanku sudah nyeri semua.”

Celline menggerutu sambil berusaha jalan pelan-pelan membuka pintu kamar mandi, karena James sudah mengganggu dirinya.

“Ada apa, tuan?”

James tidak peduli dengan pertanyaan Celline barusan, James langsung masuk dan melepas kembali celana yang dia pakai itu.

Celline terkesiap bukan main. “Ya Tuhan! Ujian apalagi ini?! Lukaku saja belum mengering!” Gerutu Celline dalam hati.

“Tutup lagi pintunya!” Perintah James sambil membetulkan celananya kembali.

“Oh, Tuan James mau buang air kecil rupanya!” Suara hati Celline. Hampir saja jantungnya mau copot lagi.

Setelah selesai, James kembali keluar dari kamar mandi. Dia membiarkan Celline membersihkan dirinya. Sepuluh menit kemudian, Celline sudah terlihat segar kembali. Gadis itu sangat takut melihat James yang menatapnya kembali.

Celline jadi sedikit trauma dengan rasa perih yang James torehkan padanya tadi.

“Tidurlah!” James menepuk sisi ranjang di sampingnya.

Dengan wajah menunduk, dengan perlahan Celline naik ke atas ranjang. Dia masih merasa canggung, meskipun beberapa saat yang lalu mereka sudah berhasil menyatu. Tetapi, tetap saja hal ini masih terasa aneh bagi Celline.

Sepertinya Celline sudah melibatkan hatinya dalam jual beli rahim. Bila itu sampai terjadi, maka Celline akan kalah sebelum berperang.

Setelah perjanjian ditandatangani, Celline hanya akan mendapatkan uang. Tidak lebih dari itu. Anaknya akan menjadi hak milik James sepenuhnya.

“Kamu jangan serakah, Celline!” Kata Celline dalam hati sambil menasehati dirinya sendiri. Supaya dia sadar diri, tidak boleh ada hati antara dirinya dan James. Bila hal itu dia langgar, maka satu-satunya yang terluka adalah dirinya sendiri.

“Jangan kebanyakan melamun. Tidur sajalah!” Seru James yang membuat Celline langsung menarik selimutnya dalam-dalam.

Celline ingin mengusir semua pikiran yang sedang berkecamuk di dalam kepalanya yang kecil itu.

Kemudian dia menutup matanya, mungkin karena kelelahan.

Tak butuh waktu lama, gadis yang sudah tidak berstatus gadis lagi sejak malam ini itu pun akhirnya terlelap.

“Cepat sekali dia tidur?” Cibir James yang mendengar dengkuran lembut Celline.

James sendiri tidak bisa memejamkan matanya.

Tidur di samping gadis dengan kecantikan alaminya itu nyatanya membuatnya goyah juga.

Sama seperti halnya Celline, James ingin mengusir pikiran-pikiran yang mengusik. James pun mencoba menutup matanya, berusaha untuk tidur, karena kini sudah larut malam.

Bersambung........

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!