Novel kedua author ❤️
Bacaan Romantis komedi. Awas senyum-senyum nggak jelas!!! Penuh keuwuan dan kebucinan.
Kimmora, gadis jutek yang sangat benci diatur, tiba-tiba terbangun dari pingsan dan harus menikahi laki-laki yang merupakan anak dari sopir papanya. Kimmy yang cantik dan kaya, tak ingin dunia tahu jika dia sudah menikah, apalagi Arsen jelas tidak selevel dengannya. Saat Kimmy masih membenci suaminya, cinta dari pria lain datang menghampirinya. Mampukah Arsen membuat Kimmy bertahan dan mencintainya?
Ketika mereka baru merasakan indahnya pernikahan, fakta masa lalu mereka mulai terungkap. Siapakah Kimmy dan Arsen yang sebenarnya?
follow ig penulis: @ittaharuka
Selamat membaca Sayang-sayangnya Kimmy-Arsen 😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Dentuman musik dj terus menggerakkan tubuh manusia-manusia pencari hiburan ini. Di salah satu meja yang telah kami pesan, aku masih menggenggam gelas cocktail di tanganku. Sahabatku Dara, sudah mulai mabuk, sehingga aku dan Nana memutuskan untuk pulang.
Saat aku dan Nana akan memapah tubuh Dara, ponselku bergetar di saku celanaku. Aku yang biasanya cuek, entah mengapa malah mengecek ponselku. Rasanya ingin sekali melihat siapa yang meneleponku malam-malam begini.
ARSEN
Rasanya malas sekali berurusan dengan laki-laki itu. Tanpa menjawab panggilannya, aku memasukkan kembali ponselku ke dalam saku celanaku. Lalu, aku dan Nana memapah Dara keluar dari klub.
“Na, lo yang nyetir ya,” kataku setelah berhasil merebahkan tubuh Dara di jok belakang.
“Oke, tapi Kim, lo balik ke rumah bokap lo atau kemana nih?” tanya Nana.
“Anterin gue ke tempat tadi ya, lo bisa kan anter Dara sendiri.” Aku menutup pintu belakang mobil Nana.
“Bisa aja sih gue, ada satpam juga di rumah dia. Yaudah gue anter lo dulu deh.” Nana kemudian masuk ke mobilnya.
Aku pun akan masuk ke dalam mobil, samping kemudi, tapi tiba-tiba, tanganku dicekal saat tubuhku sudah hampir sempurna duduk di mobil.
Aku langsung menoleh untuk melihat pelaku yang dengan lancang memegang tanganku.
Arsen. Kenapa dia ada di sini?
“Ngapain sih?” tanyaku dengan nada kesal.
“Pulang bareng aku.” Arsen tak mau melepaskan tanganku.
“Kimmy, ada apa? Kak Arsen.” Nana hampir berteriak membuatku menoleh ke belakang untuk melihat wajah sahabatku itu.
Aku jadi salah tingkah, bingung harus mengatakan apa pada Nana. Aku sangat tahu Nana begitu menyukai Arsen, jadi aku tidak ingin memberitahu dia bahwa Arsen adalah suamiku saat ini.
“Kimmy ayo kita pulang.” Suara Arsen membuatku semakin bingung, lalu aku keluar dari mobil Nana untuk berbicara dengan Arsen.
“Arsen jangan lupa janji kamu untuk tidak memberitahu pernikahan kita pada siapapun,” bisikku tepat di telinga Arsen.
‘Kim, lo sama Kak Arsen ….” Nana menggerakkan telunjuknya ke arahku, lalu ke arah Arsen.
“Kimmy pulang sama aku.” Arsen masih terus memegang pergelangan tanganku.
“Na, Arsen ini anak sopir bokap gue, Pak Aji lo tahu, ‘kan?,” Aku berusaha membuat Nana tak curiga dengan hubunganku dan Arsen.
“Oh, Pak Aji, kok bisa Kim?” tanya Nana. Sahabatku itu sampai keluar dari mobilnya.
“Gue juga baru tahu ini, ya udah lo anterin Dara sana, gue balik sama Arsen aja,” kataku.
“Oke, gue balik dulu, lo ati-ati juga, jangan deket-deket Kak Arsen.” Nana langsung masuk ke dalam mobilnya.
Aku masih terus memperhatikan mobil Nana meninggalkan klub sampai mobil putih itu bergabung dengan mobil-mobil lain di jalanan.
“Kenapa nggak diangkat?” Arsen masih berdiri di belakangku, membuatku berbalik bdan untuk menatap wajahnya.
“Apa ada peraturannya kalau seorang Arsen menelfon Kimmy itu harus diangkat.” Aku mencebik karena kesal.
“Memang tidak ada, tapi, seorang istri yang baik seharusnya menjawab telfon suaminya.” Arsen menarik tanganku dengan kuat, membuatku langsung memeluk tubuhnya agar tidak jatuh.
Aku melotot dan hampir protes, namun gerakan mata Arsen menunjuk seorang laki-laki yang sepertinya mabuk berat tengah berdiri limbung di dekatku.
“Aku bukan istri yang baik, ingat itu,” kataku sambil berusaha melepaskan tangan Arsen.
“Belajarlah menjadi orang baik. Ayo kita pulang!” Arsen kembali menarik tanganku, menuntunku menuju motornya.
“Kamu nggak bawa jaket?” tanya Arsen saat ami telah sampai di tempat dia memarkir motornya.
“Aku kan naik mobil, kenapa juga bawa jaket, kayak orang sakit aja.”
“Kan aku bilang aku akan jemput kamu, udara malam nggak bagus buat kesehatan kamu.” Arsen memakaikan jaket yang ia lepas dari tubuhnya.
Lagi-lagi bersikap manis, dia ini suka sama aku atau gimana sih? Sikapnya sok baik begini, apa jangan-jangan dia mau bikin aku baper.
🌹🌹🌹
Kim, kalau nggak mau kasih aku aja jaketnya Bang Arsen, pasti wangi kan ya. Aku aja meleleh loh.
Okay, aku dah up 2 bab hari ini. Walaupun nggak banyak tapi masih oke kan ya 😄😄
Oke, ritual jejak dulu, like + komen + vote + hadiah berupa kembang 🌹 atau kopi ☕, manfaatkan poin kalian juga vote yang akan hangus setiap minggunya untuk hal bermanfaat yang akan membakar 🔥🔥🔥semangat Othor.
terimakasih, See U tomorrow, Sayang sayangnya Kimmy-Arsen.