Kuntilanak Merah

Setelah sibuk lama mencari akhirnya mereka menemukan tiga sekawan itu yang sedang ketakutan menghadapi kuntilanak merah, udah di hadapan mereka bertiga memang hanya melempar batu saja dan tidak menampakkan diri secara nyata, tapi ketika tadi mengejar mereka sudah bisa melihat sendiri bagaimana bentuk kuntilanak merah yang kejam dan juga jahat itu.

Setelah bertemu dengan mereka dan memastikan bahwa ini memang tiga kawannya maka Arka segera mengajak pulang karena ini sudah tidak bisa untuk di selidiki biasa lagi, dia harus bekerja untuk mencari member yang bisa di hadapkan dengan kuntilanak merah dan juga para iblis lain yang ikut campur dalam rel kereta api angker ini.

Kalau cuma mengajak tiga sekawan ini maka yang ada dia akan terus terjebak dengan ulah setan, gampang sekali dipermainkan oleh iblis di sini dan Arka juga sangat yakin bahwa iblis yang ada di hadapan Dia memiliki kekuatan yang tidak biasa alias sangat kuat dan tidak bisa di kalahkan begitu saja.

Harus mengajak member dan itu bukan hanya satu atau dua saja melainkan sekitar lima, ini saja sudah bertemu dengan dua iblis dan mereka sama-sama kuat ketika bertarung melawan anak Pangeran ular ini. semenjak menikah Arka memang jarang sekali latihan, Iya lebih sering menghabiskan waktu di dunia nyata untuk mengurus pekerjaan dan juga mengurus anak yang saat ini sudah mulai tumbuh menjadi yang sangat lucu.

Untung nya tadi Dewa iblis datang dan membantu dia sehingga masih bisa lolos dari maut dan sekarang bisa menemukan teman-teman yang sudah ketakutan karena di kejar oleh kuntilanak merah, Arka sangat yakin kalau kuntilanak ini akan memangsa banyak orang akibat dendam di masa lalu yang sangat membara, yang salah satu tapi banyak orang akan menanggung rasa sakit atas perbuatan dari wanita yang di bunuh itu.

"Aku tidak akan pernah mau lagi ikut di tempat seperti ini." Udin mengusap lengan yang merinding.

"Gila, bagaimana bisa kau malah meninggalkan kamu begitu saja?" Digo protes pada Arka.

"Demi tuhan aku tidak ada niat untuk meninggalkan kalian, lah kan baru saja bicara bareng tapi mendadak kalian sudah menghilang dari belakang ku!" jelas Arka pada mereka semua.

"Ini pasti ulah kuntilanak itu karena dia ingin mengerjai kita." Riski yakin sekali.

"Ah aku takut sekali pokok nya, kau lihat ini kepalaku yang habis di lempar terus oleh kuntilanak itu." Digo menunjukkan di kepala yang memar.

"Kalian ketemu juga dengan kuntilanak itu?!" Arka kaget karena tadi dia juga ketemu.

"Dia mengejar kami tidak ada sudahnya, mana ini gerbong terasa sangat panjang jadi kami terasa begitu lelah." jelas Udin.

"Dia pasti tidak suka bila ada orang yang mengusik ketenangan dia di rel kereta api ini." Xavier berkata sambil memperhatikan sekitar.

"Masalah nya kuntilanak merah ini suka membunuh orang, menurut kabar yang beredar kalau sudah ada yang melihat dia muncul maka esoknya orang itu pasti akan mati." gumam Arka.

Dewa iblis mengangguk paham dan dia juga tertarik ingin menyelidiki apa yang sudah terjadi di rel kereta api ini sehingga kuntilanak itu sampai tega membunuh banyak orang hanya untuk dendam yang tidak berdasar, entah pria yang sudah membunuhnya sudah mati atau memang belum ketemu sampai saat ini sehingga dia melampiaskan pada banyak orang.

Tapi menurut kabar yang beredar dia dendam pada semua orang ketika kematian dia datang orang yang mengambil tubuhnya mencaci-maki, mengatakan bahwa dia bunuh diri dan tidak punya iman yang kuat sehingga melakukan bunuh diri walau dalam keadaan hamil besar.

"Antarkan saja kecoak ini pulang, mereka pasti sangat takut sekarang." Dewa iblis menatap tiga pria yang sudah pucat.

"Syok lah, tidak pernah melihat setan sedekat itu dan ini hampir saja nyawa mereka melayang." Arka juga paham dengan perasaan mereka bertiga.

"Ayo lah cepat kita pulang, bisa di amuk Seruni aku kalau tidak segera pulang ini." Udin sudah cemas memikirkan sang istri.

Akhirnya mereka bertiga pun pulang dan hanya Arka yang masih menahan rasa sakit di tubuh namun dia tidak mengatakan pada semua yang ada di sana, padahal dada ini terasa sesak dan bila di buka maka akan muncul bercak hitam kebiruan karena tadi di hantam sangat kuat oleh kuntilanak merah.

Mengadu ada mereka juga tidak ada guna karena tidak akan bisa mengobati, harusnya mengadu pada Gun karena tabib itu yang bisa mengobati segala macam penyakit dan dia memang selalu sibuk mencari obat untuk kekuatan pengobatan yang ada di dalam diri.

...****************...

"Kamu dari mana kok baru pulang jam segini, Mas?" Bintari menatap suami nya.

"Maaf ya membuat kamu menunggu, tadi Mas ada menyelidiki sesuatu." jawab Arka sambil membuka sepatu.

"Kamu kembali mengurus soal ghaib?" Bintari menatap suami nya karena selama ini Arka sudah vakum.

"Ya, kasihan karena banyak orang yang menjadi korban." angguk Arka.

Bintari menatap suaminya dengan tatapan yang sangat cemas karena teringat dulu ucapan Purnama bahwa mereka sudah memiliki anak dan memiliki kehidupan baru, takut nanti bila iblis lain malah mengganggu kehidupan mereka dan yang paling ditakuti adalah mengganggu Khodijah anak mereka yang baru berusia tiga tahun.

"Jangan cemas, Mas cuma untuk perantara saja dan nanti Mama yang akan mengurus." hibur Arka.

"Aku takut kalau malah terjadi masalah." ucap Bintari.

"Yang tenang dong, Mas juga bukan orang biasa." Arka mengedipkan mata genit.

"Tapi kan kamu sudah lama tidak terjun di sana, pasti ada kaku juga kan." Bintari paham dengan sang suami.

Arka hanya bisa mengangguk karena memang dia sudah lama dan ada rasa kaku, mana tidak pernah latihan juga sehingga sudah pasti ada beberapa kekuatan yang melemah, oleh sebab itu Purnama menekankan agar mereka selalu latihan agar kekuatan tidak pudar dari dalam diri mereka sendiri.

"Sudah, kamu tidur sana biar besok tidak kesiangan." suruh Arka.

"Ngantuk banget aku memang, tapi enggak bisa nyenyak karena kamu belum pulang." jelas Bintari.

"Sekarang sudah pulang, aku mau mandi dulu ya." pamit Arka menuju bagian belakang untuk mandi.

"Kenapa tidak mandi di kamar dalam saja?" heran Bintari.

"Ini kotor sekali, jadi mandi di belakang saja." ujar Arka.

Padahal Arka ingin menutupi bagian tubuh yang mengalami luka, nanti yang ada Bintari akan semakin cemas ketika melihat tubuh Arka yang mengalami banyak luka baik itu di dada atau di punggung. Bintari segera masuk ke dalam kamar untuk istirahat dan Arka sedang mandi membersihkan diri, tidak mereka tahu bahwa di atas pohon ada sosok mata merah menatap ke arah rumah dengan tatapan sinus dan penuh kebencian.

Selamat siang besti.