NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:878
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Ahmad Dhani kosong, Hamam Mustofa kosong, Gayatri khodam nya jin kepala banteng, Purwanto khodam nya macan bir*hi, Deni waluyo kosong.

"C*k Janc*k"

Umpatan kasar disertai decak kesal seketika meluncur dari bibir seorang pemuda yang lagi nonton cek khodam online yang baru-baru ini Efyepe di aplikasi tik tuk.

Bukan tanpa alasan, ia merasa janggal saat host mengatakan jika ia tidak ada khodam nya atau jin pendamping yang membersamai nya.

Dia bernama Deni waluyo, seorang pemuda yang beberapa waktu lalu aktif di sosial media untuk mengikuti live streaming yang berlangsung setiap pukul 11 malam itu.

"Apa mungkin ada ritual yang terlewat ya?

Atau aku memang gak punya bakat manggil demit ya? Perasaan yang lain kok gampang banget punya khodam." Deni bergumam seraya menatap langit-langit kamar. Ia bingung sekaligus heran padahal segala macam ritual sudah dia lakukan, mulai dari mandi kembang tujuh rupa, melakukan semedi di kuburan tua, sampai mendatangi tempat-tempat yang di anggap keramat. Tapi boro-boro dapet khodam. Sakti nggak, masuk angin, iya.

Deni mendesah, ia nyaris berada di titik putus asa. Semangat nya luntur kayak cucian yang direndam tujuh hari tujuh malam. Usaha nya gagal total, bahkan sesaat kemudian ia kembali teringat saat peristiwa tadi siang, tepatnya saat ia tidak sengaja berpapasan dengan Lek To, salah satu orang pintar di desa nya.

"Wah, rapi sekali, mau kemana lek?"

"Mau pergi ke rumah pak Bahlil Den."

"Pak Bahlil yang terkenal kaya raya di desa sebelah itu ta lek?"

"Iya. Pak Bahlil yang mana lagi. Nih liat, kemarin aku dikasih hadiah sepeda motor baru dari beliau." Lek To memasang wajah sombong ketika pamer motor KAWAKI yang belum ada plat nomor nya.

Sebenarnya hati kecil Deni merasa iri, tak di pungkiri ia juga ingin sekali memiliki nasib beruntung kayak Lek To, salah satu orang yang sukses dalam hal per dukunan. Bahkan berkat profesi nya itu Lek To bisa membeli sawah serta tanah yang berhektar-hektar.

Belum lagi kerjaan Lek To terlihat mudah, ia tinggal duduk manis di depan tembikar untuk menyuruh jin perewangan nya membereskan segala macam pekerjaan yang berbau mistis.

Berawal dari situ Deni mulai tergoda untuk mengikuti jejak Lek To.

Tidak peduli jika suatu saat ia mendapat julukan sebagai seorang dukun. Nyata nya dukun sukses dan kaya raya mulai jadi trend di kalangan para anak muda jaman sekarang.

Malam sudah mulai larut, tapi Deni belum merasa ngantuk, ia sedang asyik-asyiknya berkhayal menjadi seorang crazy rich. Maklum aja, dia cuma seorang bujangan sad boy yang selalu gagal dalam hal percintaan. Bukan karena wajahnya jelek, meskipun gak punya perut kotak-kotak, tapi Deni mendapat julukan bujang paling tampan di desa nya.

"Kalo aku udah kaya, pasti aku bakal segera melamar Vira" Gumam nya sambil membayangkan kembang desa yang digadang-gadang mirip artis Anya Geraldine itu.

Ditengah-tengah pikiran nya yang sedang halu membayangkan pujaan hati nya, tiba-tiba Deni merasa ada yang menyentuh kakinya yang tertutup selimut. Sentuhan yang disinyalir dari gerakan tangan yang sedang meraba.

Glek!

Deni tersentak, bulu kuduknya tiba-tiba berdiri semua, apalagi sentuhan itu terus naik ke pangkal paha. Sontak saja Deni menyibak selimut dengan cepat, namun saat itulah gerakan itu menghilang.

"Tadi apa ya?" Pekik Deni sambil mencari.

Ia masih duduk diam di atas ranjang, matanya memindai ke segala sudut ruang, hingga ekor matanya menangkap sekelebat bayangan yang masuk ke dalam lemari.

Tanpa lama, ia segera melompat turun dan mendekati lemari yang tertutup. Tiba-tiba muncul dorongan yang seolah-olah memaksa dirinya untuk membuka.

Meskipun Deni juga semakin ngeri saat mengingat kalau malam ini adalah Jum'at Kliwon.

Krieeett!

Pintu lemari berhasil terbuka, tapi Deni tak menemukan apapun di dalam. Ia menduga itu cuma halusinasi semata. Namun saat hendak menutup nya, dari pantulan kaca tiba-tiba muncul penampakan sosok wanita berwajah menyeramkan dengan pay*dara gundal gandul.

"Hwaaa susuu, eh Hantuuuu!"

Secepat kilat Deni lari tunggang langgang ke kamar ibu nya. Ia menggedor pintu sekeras mungkin, sembari memegangi icibos karena nyaris terkencing-kencing.

"Bu ada setan bu! Ada setan!" Teriak Deni begitu ketakutan.

Mendengar suara gaduh itu, Sulastri buru-buru membuka pintu dengan mata melotot dan bertolak pinggang.

Tengah malam begini teriak-teriak! Kamu pikir ini di hutan hah?" Berang Sulastri yang galaknya melebihi banteng ngamuk.

"Ada setan di kamar ku bu."

Setan gundulmu! Mana ada setan yang berani masuk ke rumah kita!" Sambar Sulastri tak percaya.

"Buktinya barusan mbak wewe masuk ke kamarku" Pengakuan Deni membuat Sulastri diam sesaat, ia melipat tangan di depan dada. Tentu saja, ekpresi ibunya membuat Deni gak punya nyali.

"Kalo emang ada yang berani masuk ke rumah ini berarti kamu patut dicurigai." Ucap Sulastri dengan tatapan mengintimidasi.

"Lah! Kok aku bu?"

"Lah iya, sekarang ngaku! Kamu habis ngapain?"

"E e enggak, aku gak ngelakuin apa-apa." Deni beralasan, ia lebih memilih berbohong dari pada harus terkena amukan ras terkuat di bumi. Meskipun naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi.

"Oo, gak mau ngaku ya? Ibu dapat laporan dari mbok yem katanya kamu pergi ke kuburan tua. Ngapain haa?" ujar Sulastri sambil memelintir telinga Deni sampai meringis kesakitan.

"Aw aw aw, sakit bu! Galak amat sama anak sendiri."

Wajah memelas yang dipasang Deni membuat ibunya merasa tidak tega. Ia melepaskan tarikan telinga nya sambil komat kamis memberi nasihat kepada putra satu-satunya.

"Udah, gak usah mikir aneh-aneh, sekarang tidur. Besok anter ibu ke pasar."

"Lah, mana bisa? Aku kan harus kerja. Ibu tau sendiri gimana perangai juraganku yang pelit itu."

"Salah kamu sendiri ngapain masih kerja disana. Sudah ibu bilang berapa kali? Kamu gak usah kerja ikut orang, gajinya gak seberapa tapi effort nya gak kira-kira. Lebih baik bantu ibu jualan di pasar."

"Ck! Perasaan ibu sama pak haji sama aja." Gumam Deni yang masih bisa di dengar ibunya.

"Ngomong lagi yang keras?"

"Eh enggak bu, anakmu ini cuma bercanda."

"Pokoknya ibu gak mau tau, besok kamu yang anter. Ibu lagi males naik angkot." Sambung Sulastri sambil menutup pintu kamar.

Suasana kembali sepi senyap. Ia masih bergidik ngeri teringat setan berdaster yang memiliki tete yang ukuran nya gak ngotak.

"Ck! Gara-gara si setan tobrut itu. Aku jadi gak berani tidur di kamar. Lagian ngapain dia pake nongol segala." Gerutu Deni kesal.

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Slemkleseman: tiap hari update ya kak
ditunggu aja
total 1 replies
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Slemkleseman: makasih udah mampir
total 1 replies
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!