 
                            seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Jam sembilan lik cipto dan istrinya berpamitan pulang.
"Ini buat jajan dini sama agit!" Kata sena memberi uang pada dini dan agit masing masing 50 ribu.
Setelah lik cipto sekeluarga pulang sena mengajak adik adiknya masuk rumah, mereka duduk bersama nyantai di ruang tamu.
"Tari besok masuk sekolah di antar mamas lagi sekalian ngantar mas abi, galih besok bantuin bapak lagi sama ali ya!?" Ucap sena pada adik adiknya.
"Iya mas!" Jawab tari dan abi bersamaan.
"Iya, besok galih bantuin angkut pasir pakai truk mas, truknya galih kan kuat!" Jawab galih.
"Halah, coba besok mamas ikut naik truknya galih!" Ledek abi.
"Ya ga muat kalau mas abi naik!" Jawab galih polos.
"Katanya truknya kuat?" Tanya abi.
"Kuat tapi kan kecil!" Jawab galih.
"Ya wis, kalian pergi tidur, ingat jangan kelamaan main hape, terutama kamu bi, mamas belikan kamu hape biar kamu mudah belajarnya, jangan di gunakan buat yang tidak penting!" Ucap sena menasehati adik adiknya.
"Siap mas!" Jawab abi langsung masuk kamar, begitu juga dengan tari masuk kamarnya sendiri.
"Galih tidur sama mas sena boleh?" Tanya galih.
"Ya boleh, mas sena kan tidurnya bareng mas abi, sana ke kamar mas abi dulu!" Jawab sena, dan galih pun masuk ke kamar abi.
"Pak, mak, kalau sena bikin kamar satu lagi di depan gimana?" Tanya sena yang ingin bikin kamar di depan rumah, pas lurus dengan kamar abi.
"Ya gapapa sen, nanti pintu kamarnya menghadap selatan saja, depan kamar bisa di bikin teras nyambung dengan teras rumah!" Jawab bapak.
"Iya sen, gapapa, pokoknya mamak terserah sama kamu, kamu pulang saja mamak sudah sangat senang, tapi yang jelas bapak sama mamak masih ga punya apa apa buat nyenengin kamu sen!" Jawab mamak.
"Bapak sama mamak ga usah khawatir soal itu, insya Allah sena ada, sena ingin kehidupan bapak mamak dan adik adik sena tak kekurangan apa pun, sena sedang mulai dengan bikin peternakan bebek, nantinya itu jadi usaha keluarga kita, insya Allah ke depannya sena juga mau bikin usaha yang lainnya, sukur bisa menyerap tenaga kerja dari desa ini!" Kata sena menjelaskan keinginannya.
"Aamiin!" Saut mamak dan bapak bersamaan.
"Mudah mudahan semua yang kamu cita citakan terkabul le!" Kata bapak.
" aamiin pak, terimakasih doa nya dari mamak dan bapak!" Jawab sena.
Sena berpamitan untuk tidur, ia masuk kamar abi, di sana galih sudah tidur di samping abi, lalu ia mengambil tempat di samping galih dan segera tidur.
Sudah menjadi kebiasaan jam 3 sena terbangun, ia langsung ke kamar mandi untuk mandi sekalian berwudhu, setelah mengenakan sarungnya ia pergi ke mushola, sampai mushola ia segera mengerjakan sholat sunah malam, tahajud, hajat, dan sholat tasbih, lalu ia lanjut dengan berzikir.
Di tengah tengah zikirnya datanglah dua sosok laki laki tua bejubah putih ikut duduk bersila di belakangnya, karena merasa sedikit terganggu sena menghentikan zikirnya dan berbalik menghadap ke pada dua sosok laki laki itu.
"Siapa kalian, kenapa datang dan duduk di belakangku?" Tanya sena.
"Assalamualaikum anak muda, perkenalkan kami berdua adalah orang yang dulu pertama kali menyebarkan ajaran islam di daerah sini, saya kiai nurrohman, dan ini adik saya kiai nur rohim!" Jawab dua sosok tua itu.
"Jangan ngaku ngaku, kalian bukan beliau berdua itu, kalian hanya qorin yang mendampingi beliau berdua sejak lahir, beliau berdua sudah tenang dan damai dalam naungan Allah subhanahu wa ta'ala, jadi katakan saja apa keinginan kalian!?" Ucap sena.
"Maaf anak muda, anda sangat luar biasa, bisa memahami hakikat kami yang sebenarnya, kebanyakan orang seperti anda masih suka terkecoh dengan wujud kami, mengira kami adalah sukma dari orang yang kami dampingi, maksud kemunculan kami adalah ingin berkenalan dan menyampaikan selamat datang, serta ingin menyampaikan amanat dari kiai nurrohman dan nur rohim sebelum beliau berdua kembali ke hadirat Allah subhanahu wa ta'ala!" Jawab qorin kiai rohman.
"Katakan apa amanatnya dan kenapa harus di sampaikan kepadaku, kan masih banyak kiai sepuh di desa ini yang bisa menerima amanat tersebut!?" Kata sena lagi.
"Maaf anak anak muda, hanya andalah yang mempunyai ciri ciri yang sesuai dengan yang di maksud oleh kiai," jawab si qorin lagi.
"Apa ciri cirinya?" Tanya sena.
"Kata kiai, ciri cirinya adalah anak muda yang yang gemar sholat malam, dia mempunyai tanda lahir di punggung tangan kananya berbentuk seperti angka 9, dia mempunyai tahi lalat di atas alis kanannya, dan dalam keseharianya ia berpakaian santai tak seperti kiai atau ustadz pada umumnya kecuali saat dia mengerjakan sholat, dan itu semua ada di diri anda anak muda!" Jawab qorin.
"Baiklah, katakan apa amanatnya insya Allah kalau aku bisa akan menjalankannya, dan segeralah pergi sebab sebentar lagi waktu subuh!" Ucap sena.
"Amanat dari kiai supaya anda menjaga desa ini dari kemusrikan, dan mengajari generasi muda untuk mengenal agama lebih dalam, serta mensejahterakan warga desa ini, dan jika anda membutuhkan bantuan apa saja termasuk biaya kami di suruh selalu siap membantu!" Jawab qorin.
"Baiklah, insya Allah akan aku laksanakan amanat itu, tapi dengan kemampuan manusiaku sendiri, jika kalian ingin membantu silahkan saja, tapi jangan samapai terlihat orang lain, dan aku tidak memaksa dan meminta, sebab aku tak akan pernah memohon bantuan kepada siapa pun kecuali Allah, sekarang kalian silahkan pergi, aku akan adzan!" Kata sena lalu bangkit dari duduknya jalan mendekati mimbar untuk mengumandangkan adzan.
Setelah sena mengumandangkan adzan satu persatu para jamaah berdatangan ke mushola, termasuk bapak, abi dan galih.
Galih sebenarnya masih ngantuk, tadi saat ia bangun tak menemukan kakaknya, namun setelah mendengar suara sena adzan ia lekas bangun dan ingin menyusul kakaknya ke mushola.
Entah kenapa galih sekarang sangat lengket pada sena, setelah sebelumnya ia sangat lengket pada abimanyu.
Setelah sholat subuh sena dan keluarganya pulang berjalan sama sama, galih di tuntun sena dan abi sedangakan bapak mengikuti dari belakang.
"Mas, nanti sore abi pinjam vespanya boleh, ada seleksi pemain bola junior di gor, abi pengin coba ikut!?" Ucap abi saat mereka sedang jalan menuntun galih.
"Pakai saja bi, besok besok mamas carikan motor buat kamu, kamu maunya motor yang gimana?" Jawab sena malah menawari abi motor.
"Kaya punya mas sena saja, kelihatanya keren!" Jawab abi.
"Ga pengin motor model sekarang?" Tanya sena lagi.
"Engga mas, motor model sekarang bagus di warna doang!" Jawab abi.
"oke, nanti mas cari dan tanya sama teman mas!" ucap sena kemudian.
 
                     
                     
                     
                    