NovelToon NovelToon
Transmigrasi ABCDE

Transmigrasi ABCDE

Status: sedang berlangsung
Genre:Idola sekolah / Angst / Transmigrasi / Misteri / Balas Dendam
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: kurukaraita45

5 jiwa yang tertransmigrasi untuk meneruskan misi dan mengungkap kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kurukaraita45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Perasaan Tersembunyi

Petunjuk :

"Semua yang terjadi bukanlah kebetulan. Pasti ada sebab tertentu bagi hidupmu."

...ΩΩΩ...

Hari demi hari berlalu, pergerakan di antara keduanya semakin berkembang. Mereka tak membiarkan sekalipun ada ruang atau celah yang kosong.

"Lo harus klarifikasi di sekolah, guru juga bakal ngizinin. Ini semua buat nama baik lo, sekaligus rencana kita. Nanti sore gue tunggu hasilnya," ucap Rayn kepada Bercelly.

Sebelum berangkat, mereka menyempatkan pertemuan atas panggilan dari Rayn semalam.

"Baik. Ghea tau soal akibat transmigrasi kita."

Rayn tampak diam tak bersuara. "Dia sahabat lo, juga bagian dari misi. Aman aja!"

"Dia bilang siap bantu kapanpun soal misi ini, karena dia ada di pihak kita."

"Bagus. Jangan beritahu apapun soal pergerakan yang kita lakukan nantinya, karena mereka gak harus tau itu. Lo belum cerita hal ini 'kan?"

Bercelly menjawab dengan jujur. "Belum. Gue cuman kasih tau yang tadi doang."

"Kita gerakin salah satu anak dulu, yang di ujung siapa Shi gue lupa?" Tanyanya sambil memperhatikan permainan catur di depan.

"Sila! Apa gak sebaiknya kita kumpulin dulu 8 anak itu?" Akashi memberi saran.

Rayn mengangguk. "Bagus! Nanti lo atur aja soal itu, gue tugasin lo sama Celly aja yang ngumupulin mereka. Lo kasih tau mereka dan yakinin juga, tapi seperti biasa jangan kasih tau pergerakan kita. Mereka cukup terima perintah aja," papar Rayn.

"Okei! Serahin aja semuanya bang!"

"Bagus! Kalian berangkat! Nanti telat. Tapi ingat jangan barengan!" Rayn memperingati kelima temannya.

Sebelum berangkat, "Eh sini dulu! Kalian okei aja 'kan Nerima instruksi gue? Gak ngerasa disuruh-suruh?"

Mereka semua menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Aman aja!" Rayn merentangkan tangan kanannya, lalu setelahnya menyatu dengan tangan kelima temannya. "ABCDER! BERHASIL!"

Setelahnya mereka bubar, mulai mencari cara masing-masing supaya berangkat tidak bersamaan. Hingga akhirnya tiba di sekolah.

Saing hari tepatnya jam sekolah hampir selesai, berkisar pukul 14:00 WIB. Bercelly berangkat ke aula sekolah, tempat kejadian beberapa hari lalu. Ia mulai mengklarifikasi, sebelumnya telah mendapat izin dari Marseny, demi nama baiknya. Tak lupa juga ia mengaktifkan layar, yang mana akan muncul di luar lapangan nantinya.

"Mohon perhatiannya kepada seluruh siswa Bina Garuda, saya Bercelly Qaniya Harviana ingin mengklarifikasi jika kejadian kemarin itu murni kebohongan 100%. Ada orang yang membenci saya, lalu dia ingin saya telihat buruk di mata kalian. Tidak ada bukti apapun yang menunjuk ke sana, termasuk saya tak mempunyai tujuan lebih melakukan klarifikasi ini selain ingin memperbaiki nama baik saya. Saya yakin kalian akan memahami apa yang saya maksud, maka untuk itu saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya."

Selesai klarifikasi, Bercelly mematikan layar yang terhubung tersebut dan juga mix audio. Sementara dilapangan, orang-orang berteriak sekaligus tepuk tangan. Karena penjelasan itulah yang mereka nantikan, dari seorang idola sekolah.

Begitu Celly keluar dari ruangan, Ghea atelah menyambutnya dengan senyuman. "Keren besti gue! Lo nunggu jemputan pulangnya?" Tanya Ghea, dia mengikuti langkah Celly dan berbicara dengannya.

"Sebelum pulang, gue ada sesuatu buat lo."

Ghea memelototkan matanya, berdiri di depan dan menghentikan langkah Celly. "Apa? Hadiah ya?" Dia memasang wajah imutnya.

Celly yang merasa muak dengannya pun menampar pelan pipi Ghea lalu berlanjut jalan. "Udah ikut aja, gak usah so imut!"

"Eh... Galak banget dah lo sekarang, 'kan besti lo ini emang imut!"

"Iya imut, item mutlak!"

Ghea mengerucutkan bibirnya kesal, sambil mengusap pipinya yang tidak terasa sakit sama sekali. Dia terus mengikuti langkah Ghea hingga sampai ke labolatorium.

Di dalamnya sudah terdapat 3 orang perempuan. Mereka adalah Sila, Dila dan Asri. "Eh kalian udah di sini!" Sapa Ghea.

Mereka bertiga mengangguk. "Kita disuruh sama Akashi, tapi ternyata di sini belum ada siapapun." Kata salah satu diantara mereka, dia adalah Sila.

"Gitu ya! Tuh gue pun di suruh dia." Ghea menunjuk Celly yang hanya diam.

"Emang ada apa sih Cell?" Tanya Asri.

"Ada sesuatu yang penting banget, kita tunggu dulu Akashi."

"Eum gitu!" Timpas Dila.

Tak lama dari itu Akahsi datang membawa keempat temannya yang lain. Orun, Irun, Zidan dan Afgi. "Sorry lama!"

Akashi memandang Celly yang selalu seperti biasanya, tak berubah apapun selalu pendiam. Dia terkekeh. "Gak banyak basa-basi, kita mau nanya kalian heran gak sama sistem sekolah yang tanpa buku rapot?" Tanya Akashi.

Mereka semua menganggukkan kepala, terkecuali Ghea yang hanya tersenyum dia sudah tau hal itu dari Celly.

"Kalian mau kita ungkap hal itu?" Celly yang berbicara.

Mereka semua menganggukkan kepala. "Ada Bima Nusantara yang harus kita lawan, kalian sebagai 13 besar ditugaskan untuk mengikuti perlawanan dengan mereka. Misi ini bukan permainan, kalian harus menyerahkan diri sepenuhnya untuk lancarnya misi kita. Apa kalian siap untuk itu?" Bercelly tak banyak bertanya, membiarkan Akashi yang berbicara.

"Maksudnya seperti apa?" Tanya Orun.

"Ibaratnya permainan catur, kalian maju atas perintah atasan. Setiap kalian maju, harus ikhlas dengan apapun konsekuensi yang akan terjadi." Bercelly angkat bicara.

"Seperti itu! Kita siap untuk ikut perlawanan, jika ini yang terbaik untuk sekolah." Irun mewakili yang lainnya.

"Tentunya kalian gak mau 'kan aturan ini terus menerus berlaku hingga ke tahun-tahun berikutnya?" Tanya Akashi.

"Tentu!" Seru Zidan.

"Jadi kapan kita mulai bergerak?" Afgi bertanya.

"Nanti sesuai instruksi ya, akan kita kabarin semuanya. Kalo bisa kalian buat grup khusus 8 orang ini," saran Akashi.

Mereka semua mengangguk menuruti. "Kita cukupkan pertemuan hari ini." Bercelly menutup pertemuan dengan mereka.

Setelah 7 orang tersebut keluar, Ghea menghampiri mereka. "Lo berdua keren, BTW tadi Akashi lirik dan sennyumin lo," beo Ghea.

Akashi yang dibelakang pun merasa malu, karena terciduk. Sedangkan Celly masih menetap dengan sikap cueknya. "Gak usah ngawur!" Celly menarik Ghea untuk segera pergi dari sana.

Akashi menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu terkekeh. "Lucu juga tuh anak," ucapnya sambil memandangi Bercelly yang keluar dari ruangan.

3 detik setelahnya ia menyadari apa yang baru saja di ucapkan. "Eh? Maksud gue apa? Gak! Gue gak jatuh cinta sama modelan cewek cuek kayak gitu." Dia berjalan keluar dari ruangan, lalu menguncinya.

"Lo tuh gak usah ngawur kalo ngomong!" Tampaknya Celly marah kepada Ghea karena ucapan tadi.

"Kenapa sih? Gue tau lo juga cinta sama dia, makannya tadi langsung pergi gitu aja." Sambungnya.

Bercelly menginjak kaki Ghea yang berbalut sepatu. "Ngawur!" Ia berlari meninggalkannya.

"Eh dasar! Bilang aja salting." Ghea meringis dan mengusap sepatunya yang kotor.

...-ToBeContinued-...

1
kurukaraita45
Sangat bagus!
Bowo
seruh baget cerita nya ayo semangat Buat lag
kurukaraita45: ayok mampir lagi, tiap hari upnya dan kalo hari Minggu 2 kali lho. ketinggalan banyak gak nih kakaknya?
total 2 replies
khun :3
Buatku terbawa suasana banget. Gimana thor bisa bikin ceritanya seperti itu?
kurukaraita45: ayok kak boleh mampir lagi, aku up tiap hari lho dan kalo hari Minggu spesial 2 kali up.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!