Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memohon Maaf
Memohon maaf nyatanya tak semudah itu. Hati yang terlanjur terluka sudah telalu dalam untuk disembuhkan. Kini, yang tersisa hanyalah rasa penyesalan. Dan, untuk membuatnya kembali seperti semula butuh waktu dan komitmen yang nyata.
Penyesalan yang terlambat dari suami yang selalu dingin dan cuek pada istrinya, harus diganjar dengan sebuah kata cerai. Pukulan telak bagi dirinya yang selama ini tak pernah menghargai istrinya dengan benar. Dan untuk pertama kalinya ia akhirnya merasakan kehilangan sosok pentingnya. Kekosongan itu terasa begitu nyata, hingga membuatnya menyadari betapa pentingnya istrinya di dalam hidupnya.
Namun, tak semudah membalikkan tangan, kata maaf dan penyesalan tidaklah cukup untuk meluluhkan hati istrinya yang kadung terluka karena sikapnya. Kini, ia harus memperbaikinya jika tak ingin pernikahannya benar-benar berakhir.
...----------------...
Tiga hari tanpa kabar dan tak pulang kerumah, akhirnya Andreas menemukan keberadaan Rania. Saat ini Rania sedang tinggal disebuah kosan sederhana. Dan Andreas datang bertujuan untuk menjemputnya pulang.
"Aku kira kamu pulang kerumah kamu yang lama, tapi kenapa kamu malah tinggal disini?"
Andreas menemui Rania yang justru memilih tinggal dikosan dan langsung mengkonfrontasinya begitu sampai.
"Aku hanya tinggal sementara disini sampai urusanku selesai" Jawab Rania dengan tenang, walau sempat terkejut dan tak menyangka akan melihat kehadiran Andreas yang tiba-tiba datang ke kosannya.
"Urusan apa?" Tanya Andreas sembari melihat-lihat sekiling kosan yang ia tinggali.
Namun, Rania diam tak menjawab, membuat Andreas menoleh ke arahnya dan kembali bertanya hal yang sama.
"Memangnya urusan apa yang belum selesai?" Tanya Andreas lagi.
"Kamu kan tidak perlu tahu soal itu" Rania menjawabnya sedikit dingin dan melengos begitu saja ke arah lain.
Sikapnya itu mendapat perhatian dari Andreas, hingga membuatnya melangkah lebih dekat kearah Rania yang terus mencoba menghindarinya.
"Kenapa kamu terus menghindariku Rania?" Ujarnya sedikit tak terima dengan sorot mata yang terlihat sedih.
Lagi-lagi Rania hanya diam dan mencoba menghindari Andreas kembali.
"Rania, aku mohon lihat mataku" Panggil Andreas pada Rania yang terus menghindarinya dengan nada memohon.
Tapi, Rania tak bergeming dan terus menghindar. Mencoba untuk mengacuhkan Andreas dan berusaha tak membuat kontak mata dengannya. Sikapnya itu seolah mempertegas rasa kecewanya hingga tak lagi memperdulikan keberadaan Andreas yang datang untuk menemuinya.
"Sebaiknya kamu pulang saja mas, karena aku tidak ingin membicarakan apapun dengan kamu hari ini."
Rania akhirnya membuka suaranya, namun ia justru meminta untuk Andreas pergi dari kosannya. Yang tentu saja itu membuat Andreas tak bisa berkata-kata karena mendapat pengusiran dari Rania.
"Tidak bisakah kita bicara sebentar? Karena ada begitu banyak yang ingin aku katakan pada kamu" Kata Andreas dengan nada pelan.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku menganggap antara kita sudah selesai, mas"
Andreas tak berkutik mendengar perkataan Rania. Terlebih pada nada suara dari Rania yang begitu tegas.
"Apa tidak bisa kita memulainya dari awal lagi? Kali ini, aku benar-benar menyesal dan ingin menebusnya Rania.."
Andreas memohon dengan sangat dan penuh penyesalan, namun Rania menolaknya tanpa berfikir. Rania dengan tegas mengatakannya di depan wajah Andreas setelah dari tadi mencoba untuk menghindarinya.
"Hubungan kita sudah selesai" Tekan Rania kembali.
Tubuh Andreas seketika membeku melihat ketegasan Rania. Seolah tak ada cela bagi dirinya untuk merubah fikiran istrinya yang ingin berpisah darinya. Andreas mencoba untuk tetap tenang ketika melihat istrinya itu tak bergeming pada keputusan untuk berpisah darinya.
"Lebih baik kamu maki aku, kamu tampar wajahku biar kamu merasa lega, tapi aku mohon jangan tinggalkan aku"
Andreas yang biasa dingin dan tak banyak kata, kali ini memohon penuh penyesalan di depan istrinya.
"Aku.." Terdiam sejenak mengatur ekspresi dan nada suaranya "Benar-benar tidak menyetujui perpisahan kita."
Andreas terlihat frustasi dengan kata perpisahan, hingga membuatnya begitu kalut didepan Rania dan sangat berusaha untuk mempertahankan pernikahannya.