Tiga tahun bersabar menjalani pernikahan terpaksa ini, akhirnya lelah itu datang juga menghampiri Sonia Larasati.
Rumah tangga yang awal nya di harapkan penuh kebahagiaan nyata nya tidak lebih dari sekedar penyumbang kesedihan terbesar dalam hidup nya Sonia.
" Aku Lelah mengalah,Mari kita akhiri semua ini." pinta Sonia dengan kesadaran penuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Paksa Pindah
Karena tidak berhasil mendapatkan jawaban apapun dari Delon,Kimi berlari masuk ke dalam lift lalu menekan sebuah angka yang akan membawa nya menuju ke lantai paling atas.
Tok...Tok..
Ketukan pintu terdengar tergesa-gesa.Kimi gelisah berdiri di depan pintu,tapi tidak ada jawaban apapun dari dalam sana karena memang tadi Azzam sedang tidak berada di ruangan nya.
" Pak Azzam,ini saya Kimi." teriak Kimi dari luar, meksipun sedikit tidak sopan tapi Kimi masih berusaha agar bisa masuk menemui Azzam.
" Ada yang ingin saya bicarakan Pak." teriak Kimi lagi dan belum juga mendapatkan jawaban apapun dari dalam sana.
Kimi berdecak kesal,Azzam terlalu lama mengulur waktu.jika seperti ini dia tidak bisa mengejar Sonia lagi.
Kimi memutar tubuh dengan wajah lesu, mungkin Azzam sedang sibuk dan tidak ingin di ganggu oleh kedatangan nya.tapi tidak biasa nya Azzam mengabaikan nya seperti ini.Kimi rasa nya ingin menangis menjerit keras.
" Hei! Adik ipar? Ada apa dengan wajah mu itu?" tanya Azzam yang baru keluar dari lift dengan Hilman yang mengikuti dari belakang.
" Mas Azzam! Jadi dari tadi tidak ada siapa pun di ruangan itu?" tanya Kimi menatap bergantian antara Azzam dan pintu ruangan yang masih tertutup rapat.
Azzam mengangguk sekilas dengan wajah bingung.pria ini juga belum tahu tentang Sonia yang pingsan di dalam ruangan nya.
" Tapi tadi...Sonia dan Delon ada di sana." ucap Azzam lirih sambil meminta jawaban dari Hilman.
" Biar saya cek dulu Bos." Hilman maju hendak mengetuk pintu,namun suara melengking milik Kimi berhasil menghentikan langkah kaki pria tegas itu.
" Stop!" seru Kimi sambil merentangkan kedua tangannya di hadapan Hilman.
" Kenapa Mas Azzam nggak bilang Kalau Mas mengenal Pak Delon? " tanya Kimi mengintimidasi Azzam.
Selama ini Azzam begitu santai dan tidak menunjukkan ekspresi apapun ketika Kimi menceritakan tentang keburukan Delon.bahkan dengan begitu lantang nya Azzam berucap akan melindungi dia dari Delon.
" Dia itu sahabat Aku,dua hari setelah Sonia bekerja di sini,dia menelpon ku dan mengakui bahwa Sonia adalah istri nya.Delon ....." Azzam melanjutkan cerita nya tanpa ada yang tertinggal sedikit pun,jangan sampai adik ipar nya ini menjadi salah paham dan menolak kedekatan nya bersama Eva.
" Dia tidak akan berani mengganggu Kamu lagi,jangan takut." kata Azzam menenangkan Kimi.
Tapi masalah nya bukan itu yang Kimi takut kan sekarang,tadi Ia melihat sendiri bagaimana pucat nya Sonia berada di gendongan Delon.
Bukan kah tadi Azzam yang memanggil Sonia untuk datang ke ruangan nya? Tapi kenapa ada Delon di sana? Akhhh....Kimi mengeram kesal...Otak nya berubah menjadi lemot, Delon itu penguasa dan mengenal dekat Azzam, sehingga membuat laki-laki itu dengan mudah melakukan apapun yang dia inginkan termasuk menemui Sonia secara mendadak, berarti sekarang Sonia sudah tidak leluasa lagi karena Delon yang terus mengawasi Sonia.
" Tadi...Aku melihat sendiri Sonia pingsan dan di bawa pergi oleh suami nya,dia itu jahat Mas,dia sudah sering menyakiti Sonia." ucap Kimi membuat Azzam sangat terkejut.
" Hilman! Cepat buka pintu nya,bukan kah tadi mereka ada di dalam ruangan ku?" belum selesai Azzam berucap,Hilman sudah lebih dulu bergerak membuka pintu.
Kosong, tidak ada Delon dan Sonia di dalam sana.berarti yang Kimi lihat tadi benar ada nya.
" Delon yang sekarang sudah berubah Kim, dari yang Aku lihat dia begitu mencintai Sonia, tatapan mata nya terhadap Sonia itu berbeda dari tatapan yang selama ini Aku lihat,jangan takut sahabat mu akan baik-baik saja." kata Azzam menenangkan Kimi karena memang Kimi begitu dekat dengan Sonia,dan dia sangat mengerti betapa khawatir nya Kimi saat ini.
" Apa di dalam ruangan ini mereka sempat Berantam,saling pukul misal nya? Tadi aku lihat wajah Delon juga lebam dan masih kotor sama noda merah segar." lirih Kimi sambil memikirkan nasib Sonia.
Seharusnya tadi dia tidak melepaskan Sonia datang ke ruangan Azzam sendirian.sehingga dia bisa menolong Sonia dari marabahaya yang mengintai.Kimi belum percaya jika Delon sudah berubah.bukti nya selama ini Sonia tidak pernah cerita apapun dan tatapan mata Sonia terlihat jelas masih menyimpan banyak luka.
Hahahaha...Azzam tertawa keras mendengar pertanyaan konyol dari Kimi,mana mungkin seorang Delon Bramasta berani bermain tangan di dalam ruangan milik orang lain.jika sempat terjadi ketegangan sih iya,tapi Azzam yakin Delon tidak akan berani macam-macam kepada Sonia.
" Luka itu sudah ada jauh sebelum dia datang ke sini,Delon babak belur di tangan ayah nya sendiri, mereka sudah tahu tentang Delon yang menyakiti Sonia termasuk juga Delon yang masih berhubungan dengan mantan sialan nya itu. " jelas Azzam membuat Kimi sedikit bernafas lega.
" Kim! Delon berhak mendapatkan kesempatan kedua,dia sudah ingin berubah menjadi lebih baik.semua orang punya dosa di masa lalu, sekarang tergantung bagaimana cara dia menyakinkan Sonia,dia tidak seburuk yang kalian pikirkan." kata Azzam tidak ada maksud untuk membela sahabat nya,tapi dia hanya ingin membuka mata Kimi membuat Kimi tenang tidak panik seperti tadi.
Tapi Kimi masih belum bisa tenang juga, dengan terpaksa Azzam menghubungi nomer ponsel Delon demi meyakinkan Kimi bahwa Sonia akan baik-baik saja di tangan Delon,namun sayang nya satu pun panggilan yang mereka lakukan tidak ada yang di terima oleh Delon.
" Nanti jika sudah ada kabar dari Delon,Aku akan memberitahu Kamu." Kimi mengangguk lesu lalu kembali ke ruangan nya .mau menghubungi Sonia juga percuma karena ponsel milik Sonia masih tertinggal di atas meja kerjanya berikut dengan tas hitam milik Sonia.
Akhirnya Kimi menjadi tidak bersemangat lagi untuk bekerja,semua yang dia lakukan salah dan harus mengulang hingga beberapa kali tapi tetap salah juga.Kimi memukul meja sambil menjatuhkan kepalanya di meja.
Sementara di dalam kamar utama,Sonia dan Delon berbaring telentang di atas kasur yang sama.di samping mereka sudah ada kedua orang tua yang harap-harap cemas menunggu Dokter selesai memeriksa keadaan Sonia.untuk luka Delon sudah di bersihkan dan di obati oleh perawat yang ikut serta menemani sang Dokter.
" Nona Sonia sedang hamil,tekanan darah nya cukup tinggi, mungkin karena terlalu syok dan lelah maka nya beliau jatuh pingsan,lain kali jangan sampai kejadian ini terulang kembali, wanita hamil tidak boleh menyimpan banyak beban pikiran."
" Untuk hasil yang lebih jelas,Nona Sonia harus memeriksa kandungan nya ke dokter obgyn." ucap Sang dokter memberitahu.
Sayup-sayup Delon bisa mendengar ucapan dokter tersebut, perlahan tapi pasti dia membuka kedua mata nya.
" Sonia hamil? Sonia mengandung anak ku." teriak Delon mengubah posisi tidur menjadi duduk lalu memeluk Sonia dengan erat
Tanpa malu Delon mencium kening Sonia,lalu turun ke pipi, hidung dan terakhir bibir tipis milik Sonia.
" Terimakasih sayang! Kita akan segera punya anak." ucap Delon lirih dengan senyuman yang mengembang sempurna.
" Jangan senang dulu Kamu! Meskipun Sonia hamil,Mama tetap akan membantu dia berpisah dari Kamu." tegas Bu Noni membuat urat-urat Delon menonjol keluar,ia marah dan juga kesal tapi sekarang tidak bisa berbuat banyak.
" Ma! Jangan mengancam ku dengan kata itu lagi, istri ku sedang hamil dan butuh kehadiran ku di samping nya." ucap Delon lembut agar tidak menyulut emosi dari Mama nya.
Di depan sana,Pak Bram sedang berbincang dengan dokter keluarga mereka,beliau sibuk bertanya kepada Dokter Voni tentang dokter obgyn yang paling bagus yang bisa di percaya memeriksakan kandungan menantu nya.
Bohong jika mereka berdua tidak bahaya setelah mendengar kabar tentang Sonia yang sedang hamil saat ini,tapi mereka juga sedih mengapa harus terjadi di saat kondisi rumah tangga anak nya sedang retak.
" Jangan Gr Kamu! Mama dan Papa bisa mengganti kan Kamu untuk Sonia,bahkan bila perlu Kami akan mencari laki-laki baik yang mau menikahi dan menerima kehadiran anak Sonia." ucap Bu Noni terdengar begitu kejam padahal Delon adalah darah daging nya sendiri.
Mata Delon berair tidak sanggup membayangkan bagaimana anak nya memanggil ayah kepada laki-laki lain,Delon sudah sejak lama menunggu Sonia di nyata kan hamil, karena dengan Sonia hamil lah wanita itu tidak akan berani menuntut cerai dari nya,tapi sekarang keadaan malah semakin runyam akibat kemunculan kedua orang tua nya.
" Mama...Aku masih menghormati Mama,Aku akan melakukan apapun jika sampai Mama melewati batasnya.Aku tidak akan tinggal diam Ma." ujar Delon dengan tegas
" Aku sudah mengaku salah dan tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi,kenapa Mama terus-menerus menyudutkan Aku,anak ku butuh ayah kandungnya Ma,bukan ayah pengganti.memang nya Mama mau melihat mental anak ku hancur karena keegoisan Mama?" Sambung Delon lagi yang rela melakukan apapun agar Sonia tetap bertahan menjadi istri nya.
Tentu saja Mama tidak rela nak,tapi Kamu harus di beri pelajaran supaya Kamu tahu kalau kesalahan mu itu sudah sangat besar,Kamu harus merasakan bagaimana sakit nya berada di posisi Sonia ucap Bu Noni dalam hati sambil memalingkan wajah nya ke arah lain.
" Sudah jangan banyak omong Kamu! Papa akan membawa Sonia pindah ke rumah kami,di sana Sonia lebih aman ketimbang harus bersama Kamu yang sibuk dengan kekasih gelap mu itu." sindir Pak Bram membuat Delon meraung kesal
Lagi dan lagi nama Tania terseret dan Ini semua gara-gara dia yang tidak pernah tegas dalam menentukan pilihan.
" Dia bukan kekasih ku Pa,Aku tidak pernah selingkuh,Aku mohon jangan pisahkan Aku dari Sonia." bujuk Delon lagi sayang nya Pak Bram tidak perduli dan tetap akan membawa Sonia tinggal bersama mereka.
Dengan begitu mereka akan merasa tenang, terserah Delon mau melakukan apapun yang jelas saat ini mereka sangat tidak sabar menantikan kelahiran cucu pertama mereka.
Pak Bram lalu memanggil Bi Tin untuk menyiapkan semua barang-barang milik Sonia.nanti akan di bawa oleh sopir pribadi nya sementara Sonia akan berada di mobil yang sama seperti dia dan istrinya.
" Aku hamil? Kok bisa?" ucap Sonia dalam hati.
Sebenarnya sejak tadi Sonia sudah sadar,tapi dia sengaja tetap memejamkan mata untuk mendengarkan percakapan sengit di antara Delon dan juga Papa mertua nya.
" Bukan kah obat itu untuk mencegah kehamilan,tapi sekarang kenapa bisa kebobolan seperti ini."
" Kalau seperti ini Aku akan sulit bisa lepas dari Delon.dia pasti tidak akan membiarkan Aku pergi begitu saja membawa serta anak nya."
" Bangun sayang,dia tidak ada sini." ucap Bu Noni sambil membelai wajah pucat menantu nya.
" Mama ..." Sonia tersenyum malu sudah ketahuan oleh mama mertua nya.
" Tidak apa-apa sayang! Mama tahu Kamu masih malas bertemu dengan dia." Sonia berhamburan memeluk tubuh mertua nya yang sangat perhatian dan pengertian kepada nya ,padahal di sini Sonia hanya lah seorang menantu berbeda dengan Delon yang merupakan darah daging dari Bu Noni.
Bersambung.