Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Tawaran Pak RT
Waktu berputar begitu cepat. Satu tahun sudah berlalu l, sejak Krisna mengalami kecelakaan di malam itu.
Krisna kini mulai bisa lepas dari kursi roda, meskipun harus ditopang tongkat ketika harus berdiri dan berjalan. Setidaknya dia mulai banyak beraktivitas, walaupun yang ia kerjakan belum menghasilkan uang untuk membantu meringankan beban Candramaya.
Krisna sering membantu Ayuning mengerjakan pekerjaan rumah, seperti memasak dan mencuci.
Krisna dan Candramaya seperti bertukar tugas. Candramaya mencari nafkah, sementara Krisna yang mengerjakan pekerjaan rumah sambil mencari-cari informasi pekerjaan yang bisa ia lakukan.
Tok tok tok
"AssalamualIkum, Pak Krisna." Terdengar suara dari luar rumah, ketika Krisna sedang menyetrika pakaian.
"Waalaikumsalam ..." Krisna segera memutar tombol pengatur suhu menjadi minimum dan mencabut kabel dari stop kontak, lalu mengambil tongkat dan bangkit melangkah menuju ruangan tamu untuk membukakan pintu.
"Pak RT? Ada apa, Pak?" tanya Krisna saat ia mendapati Pak Asep yang tadi mengetuk pintu rumahnya.
"Pak Krisna sedang sibuk, nggak?" tanya Pak Asep
"Memangnya ada apa ya, Pak?" tanya Krisna ketika Pak Asep menanyakan dirinya sedang beraktivitas atas tidak.
"Pak Krisna bisa bantu saya? Mobil saya mogok, bisa tolong dicek dulu, Pak. Soalnya saya mau berangkat ke Garut, dapat kabar suaminya keponakan meninggal." Pak Asep mengatakan alasan dia menemui Krisna karena membutuhkan bantuan Krisna yang mengerti tentang mesin mobil.
"Innalillahi Wainaillaihi rojiun. Saya turut bela sungkawa, Pak. Nanti saya coba cek mobilnya. Saya ambil peralatannya dulu, Pak." Sebagai seorang mekanik, tentu saja Krisna memiliki perkakas yang biasa digunakan orang yang mempunyai keahlian sepertinya.
"Saya bantu bawain, Pak." Menyadari keterbatasan Krisna dalam bergerak,, Pak Asep berniat membantu membawakan perkakas mekanik milik Krisna.
"Makasih, Pak. Ada di dekat dapur alat-alatnya." Krisna mengajak Pak Asep untuk menuju tempat ia menyimpan perkakas mekaniknya. Sama sekali tak menolak tawaran bantun Pak Asep.
Kurang lebih setengah jam Krisna membantu memperbaiki mobil milik Pak Asep yang akan dipergunakan berpergian ke luar kota. Setelah mesin mobil menyala dan bisa dioperasikan dengan baik, Pak Asep memberikan uang atas jasa Krisna yang ia pakai. Awalnya Krisna menolak, karena sebagai tetangga, tentu saja dia enggan menerima uang bayaran dari Pak RT. Namun, pak RT yang tahu kondisi ekonomi Krisna saat ini tetap memaksa Krisna untuk menerima uang jasa darinya, hingga akhirnya Krisna pun menerimanya dengan rasa tak enak hati.
Seminggu kemudian, ketika jelang sore. Krisna berbincang dengan Pak Asep di teras rumah Pak Asep sambil menunggu istrinya pulang dari kantor.
"Pak Krisna, kalau seandainya bekerja jadi mekanik lagi, apa masih sanggup, Pak?" tanya Pak Asep, karena ia melihat masih mempunyai kemampuan memperbaiki kendaraan seperti yang Krisna lakukan pada mobilnya.
"Ya, tapi terbatas, Pak," jawab Krisna.
"Kalau tambal ban atau cuci motor kira-kira masih bisa nggak, Pak? Kalau sanggup, rencananya saya mau buka usaha tambal ban di depan jalan keluar gerbang komplek. Di sana 'kan ada warung, sering banyak anak-anak kampus pada nongkrong. Tempatnya strategis kalau buat usaha tambal ban dan cuci motor. Kebetulan saya dapat pesangon dari kantor. Daripada uangnya disimpan mending dibuat usaha biar ada hasil." Pak Asep ternyata mempunyai planning ingin membuka usaha dengan bantuan Krisna sebagai pekerjaannya. Niatannya itu didasari rasa kasihan terhadap Krisna yang sangat membutuhkan pekerjaan untuk membantu keuangan keluarganya.
"Kalau Pak RT memang berniat membuka usaha itu dan ajak saya bergabung, tentu saja saya nggak menolak, Pak. Lumayan ada kegiatan," jawab Krisna menyambut baik rencana Pak Asep.
"Ya sudah nanti kita rencanakan dulu untuk membuat tempatnya." karena Krisna menyetujui, Pak Asep pun sudah mulai memikirkan membuat tempat usahanya nanti.
"Kalau Pak RT butuh tenaga untuk buat tempat tambal Ban dan cuci motor, biar saya saja yang mengerjakan, Pak." Tak segan Krisna pun menawarkan diri untuk menjadi tukang bangunan. Karena itu akan menghemat pengeluaran, jika dia yang mengerjakannya sendiri.
"Memangnya nggak apa-apa Pak Krisna yang mengerjakan itu?" Pak Asep khawatir Krisna tidak sanggup melakukan tugas yang rencananya akan ia serahkan kepada tukang bangunan.
"Insya Allah bisa, Pak. Nanti minta bantuan Udin saja untuk naik-naiknya pasang atap nya Pak." Krisna pun menyarankan agar menunjukkan salah seorang warga bernama Udin yang memang cukup mengerti urusan pertukangan.
"Ya sudah kalau begitu nanti saya bicara sama si Udin. Nanti kalau belanja peralatan yang digunakan, Pak Krisna ikut saja, ya!?" Karena dia tidak memahami apa saja yang dibutuhkan untuk usaha yang akan dibuatnya, Pak Asep akan meminta bantuan kepada Krisna.
"Siap, Pak, Saya siap membantu. Terima kasih juga Pak RT sudah kasih kesempatan saya untuk kembali bekerja." Di tengah rasa haru dan bahagia akan berkerja, tak luput Candramaya mengucapkan terima kasih atas niat Pak Asep yang akan memperkerjakannya di usaha yang akan dirintis oleh Pak RT di komplek perumahannya.
***
Candramaya mengoles wajahnya dengan krim malam. Karena keuangannya terbatas, dia memilih perawatan yang lebih murah dari yang biasa ia pakai sebelumnya. Untungnya hal itu tidak mempengaruhi penampilan fisik Candramaya memang mempunyai wajah cantik sejak lahir.
"Yank, Pak RT nawarin aku kerja." Krisna melapor pada Candramaya. Dia tidak ingin merahasiakan apapun dari istrinya itu.
Candramaya terkaget hingga memutar lehernya dan kini pandangannya mengarah pada sang suami.
"Kerja apa, Mas?" tanya Candramaya.
"Pak RT rencananya mau buka usaha tambal ban sama cuci motor di depan gang komplek. Pak RT minta aku untuk jadi karyawannya di sana. Kebetulan di sana tempatnya ramai," Krisna menjelaskan pekerjaan yang ditawarkan oleh Pak Asep.
Candramaya terdiam beberapa saat, tak langsung bereaksi dengan pekerjaan yang ditawarkan pada suaminya.
"Kamu nggak setuju, ya, Yank?" Melihat istrinya hanya diam, Krisna mengira Candramaya tidak setuju dan malu dengan pekerjaan yang akan dijalaninya.
"Memangnya Mas bisa?" tanya Candramaya tak yakin suaminya bisa melakukan tugas itu mengingat Krisna masih bergantung dengan tongkat saat berjalan dan berdiri.
"Insya Allah bisa, Yank! Kita mesti semangat, nggak boleh menyerah dengan keadaan. Aku sudah ingin bekerja dan cari uang. Aku nggak mau selamanya bergantung sama kamu. Kasihan kamu capek sendiri, padahal itu sebenarnya tugas aku untuk manafkahi keluarga kita." Krisna memberi pengertian pada Candramaya, agar istrinya itu bisa menerima pekerjaan apapun yang akan ia jalani selama itu adalah pekerjaan yang halal.
"Ya sudah, kalau Mas maunya kayak gitu. Tapi, kalau Mas merasa nggak nyaman sebaiknya Mas berhenti saja dan bilang baik-baik sama Pak RT." Candramaya tidak ingin pekerjaan yang dilakukan oleh Krisna akan memperburuk kaki Krisna akibat kecelakaan beberapa bulan lalu.
Sama sekali ia tak malu jika suaminya harus bekerja mencuci motor atau menambal ban di trotoar jalan. Karena ia menyadari, dengan kondisi Krisna saat ini, memang sulit untuk bisa bekerja di kantoran atau di badan usaha seperti tempat kerja Krisna sebelumnya
*
*
*
Bersambung ...
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪