NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Anak Genius / TKP / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tigapuluh Satu

Aletha masih diam didepan piano milik Revano. Tentu masih dengan tatapannya yang dingin dan kosong itu. Cukup mendiskripsikan saat pikiran dan hatinya tidak sejalan. Maniknya melirik pada berkas yang tergeletak diatas meja. Napasnya melantun tak beraturan saat apa yang dia khawatirkan justru terjadi.

“Aletha dan Khalil, apa yang kalian lakukan?”

Aletha menyelipkan sebuah map usang yang dia temukan ke dalam jas sekolahnya. Membiarkan Khalil yang sedang berusaha membuat alibi yang masuk akal. Matanya membeku kaku ketika nama lengkap kakaknya tertera sempurna pada berkas itu. Tangannya yang sembari tadi memegang kunci bergetar. Berusaha kembali menguncinya tanpa suara apapun, seperti bagaimana tapak kakinya justru dibaca oleh Mahen, hanya karena sekali lagi, Khalil yang membersamainya.

“Kita cari laporan penelitian minggu lalu, Pak. Harusnya masih ada ya?”

Alibi yang sempurna. Khalil tahu banyak hal tentang dimaan dokumen yang tidak semua siswa tahu, termasuk dimana sisa laporan penelitian murid yang sudah tidak terpakai.

“Untuk apa mengeledah lemari itu?”

Khalil hanya diam, disusul tatapan dingin Aletha terarah pada Mahen. Memberikan umpatan batin yang ingin dia berikan detik itu juga, namun gadis itu hanya sanggup menghela napas. Untuk tidak membuat runyam suasana sore ini.

“Kuncinya tidak mau membukakannya untukku, jadi dimana laporannya?”

Mahen menghela napas sejenak, menatap kotak trasparan yang tergeletak tak jauh dari mereka.

Nama itu, Sean Ahmad.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Bahkan setelah menemukan bukti yang kongkrit, justru dia tidak tahu harus melakukan apa. Semua rencana yang ada dikepalanya seakan buyar begitu saja. Setiap rencana yang sudah dia tulis berantakan dalam semalam.

Panggilan yang sudah berjalan hampir setengah jam hanya dia diamkan, bahkan setelah sang lawan bicara berusaha mengajaknya bicara berulang kali. Hanya ada suara napas Aletha yang bisa Khalil dengarkan.

Bagaimana dia memulainya? Bahkan kali ini rasanya sudah cukup sesak untuk bicara, Aletha kebingungan. Jika dia datang ke kantor polisi dengan bukti yang dia kumpulkan, itu sama saja dia menyerahkan diri karena kasus pemalsuan identitas, dia akan kembali di tangkap bahkan saat kasus ini belum dia tuntaskan. Gadis itu sudah bisa menjawab semuanya secara transparan. Bahkan jika ada highlight kenapa kasus sebesar ini justru di hilangkan dan banyak mulut bisu setelahnya.

Setetes air mata jatuh di mata kanannya. Tidak ada yang tahu tapi terkesan musik sendu menderu kehidupannya. Sementara Khalil yang ada disebrang masih diam dalam kesunyian. Menatap langit-langit kamar sambil menunggu hilal kapan gadis itu akan bicara. Pandangannya juga kosong, sama persis seperti Aletha. Hanya saja konflik yang berputar dipikiran mereka berbanding terbalik.

Rasanya, ide yang bisa dibilang tidak masuk akal ingin dia bicarakan dengan Khalil. Tapi seperti mulutnya membisu begitu saja, bahkan pada pria yang setiap hari selalu menolak rencana-rencana gilanya, dan tentu tetap dia lakukan karena Aletha juga tidak pernah meminta dirinya bergabung.

“Khal, semuanya berantakan”

Khalil menghela napas, kali ini suara yang keluar dari mulut Aletha terdengar berbeda. Dia bisa merasakan ada aura yang lebih gelap dari tatapan gadis itu saat pertama kali mereka saling bertemu. Pria itu beranjak, duduk di kursi belajarnya menatap foto yang tertempel di dinding. Gadis kaku dengan pria yang nyaman ada pada kecanggungan foto itu, tertempel dengan solatip bening.

“Gue harus apa ya?”

1
daiiisy_
maaf atas ketidaknyamanannya karena cerita ini lagi berantakan 🤣 mending ga usah dibaca dulu, aku lagi coba hubungin editor buat benerin alurnya🤣🤣
marchang
ini kok diulangg yaa thor alur nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!