Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

"Permisi!" ucap Fili yang sedikit meninggikan suara nya.

"Eh, iya ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya pelayan itu dengan wajah ramah nya.

Fili suka dengan karakter wanita muda itu, dia tak membedakan pelanggan, dan bener bener menjalankan tugas nya.

"Nona, saya ingin membeli beberapa kain disini." ucap Fili dengan tersenyum ramah.

"Oh, baiklah, ayo ikut saya nyonya." ucap gadis itu dengan tatapan berbinar, dan menunjukkan beberapa helai kain yang cocok untuk wanita itu.

"Baiklah, ayo anak anak kita liat kain ditempat ini."

"Baik ibu."

"Nah, ini dia nyonya, kain dengan corak yang sangat pas untuk nyonya. Warna nya tidak terlalu mencolok." ucap gadis muda itu yang memberikan warna corak yang kalem.

"Hmm, bagus berapa harga nya setiap gulungan ini nona?" tanya Fili dengan wajah penuh minat.

"Harga nya sekitar 70 tael perak per gulungan nona." ucap gadis itu dengan wajah Manis nya.

"Baiklah, aku mau satu gulungan ini, dan beberapa alat jahit, apakah ada?' tanya Fili dengan wajah ramah nya.

"Tentu saja ada nyonya. Sebentar aku akan mengambilnya."

"Baiklah."

"Ibu, apakah tidak terlalu mahal?" ucap Sachi dengan suara pelan nya.

"Eh, tidak sayang. Ini sudah sesuai, kalian jangan khawatir ya."

"Tapi, kami tidak menginginkan ibu mengeluarkan uang yang banyak." ucap Sachi dengan suara cemas nya. Dia tau ibu nya mencari uang untuk membuat nya bisa makan, tapi untuk membeli pakaian dengan harga yang tinggi, membuat nya sedikit takut kehabisan uang.

Fili tersenyum saja tanpa berkata apa apa, dia tau kedua anak anak nya merasa cemas, karena hari ini dia menghabiskan banyak uang untuk membeli beberapa barang yang harga nya cukup tinggi.

"Nyonya, ini beberapa benang yang berkualitas bagus, apakah anda berkenan?"

"Baiklah, kurasa ini juga menarik. Jadi berapa harga nya semua ini?"

"Benang benang ini harga nya cuman, 20 perak saja nona. karena benang nya terbuat dari ulat sutra yang terbaik."

"Baiklah, aku ingin mengambil ini, dan ini uang nya." ucap Fili memberikan 90 tael perak.

"Wah, baiklah, aku akan berkemas barang barang nyonya terlebih dahulu."

Sander yang melihat ibu nya tersenyum tipis, merasa sedikit lega. Dia tak masalah ibu nya menghabiskan banyak uang, sebab ini juga usaha yang ibu nya buat. Dia yakin dengan ibu tirinya itu. Berbeda dengan Sachi yang berpikir akan kehabisan uang, dan tak bisa makan makanan enak untuk kedepannya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Terima kasih atas pelayanan nya nona kecil."

"Nona, terlalu memuji. Aku dengan senang hati bisa melayani nyonya."

Fili dan anak anak nya, kembali ke gerobak Paman josh. Beliau saat ini sedang tertidur pulas sambil menunggu beberapa penumpang yang masih berjualan di sekitar sini.

"Paman josh."

"Eh, kalian. Ayo naik, hari sudah semakin senja. Aku khawatir terjadi sesuatu di jalan nanti." ucap paman Josh dengan sedikit khawatir.

Sebab beberapa penjahat masih suka berkeliaran seperti anjing liar. Untuk mengambil barang barang berharga mereka yang di bawa di kota.

"Baiklah paman."

ekonomi jaman ini sulit, sebagian orang juga menahan lapar, karena hasil panen yang di landa kekeringan.

Fili dan anak anak nya, naik ke gerobak sapi, sambil menikmati setiap angin yang masuk.

"Ibu, besok Sachi ikut lagi ya?"

"Iya sayang, kenapa tanghulu nya tidak dimakan?"

"Ibu, aku ingin makan ini saat di rumah. Pasti nenek belum pernah merasakan makanan dari kota yang. Aku akan membagi nya nanti."

"Anak yang baik, ibu bangga sekali liat Sachi."

Wajah gadis itu memerah, dan tersenyum malu malu. Dipuji ibu nya membuat nya merasa senang. Dia suka ibu nya yang sekarang.

Tak lama kemudian terjadi nya keributan di depan gerobak sapi paman josh. Paman josh yang melihat perampok merasa takut, dan tangan nya menjadi gemetar.

Perampok itu, memberhentikan kereta kuda yang ada di depan gerobak sapi tersebut.

"Argh....Jangan sakiti nona muda kami.....tolong ....tolong!" pekik seorang pelayan dengan wajah gemetaran.

"HAHAHA...SERAHKAN BARANG BARANG BERHARGA KALIAN....KALAU TIDAK NYAWA GADIS KECIL INI, AKAN HABIS DITANGAN KAMI!" teriak para perampok yang menghentikan kereta kuda tersebut.

Mau putar jalan juga tak bisa, paman Josh merasa takut, dan mengatakan sesuatu kepada Fili.

"Paman, kenapa wajah mu terlihat cemas, ada apa di depan?"

"Nyonya keluarga coksu, aku takut. Apa yang ku katakan tadi terjadi, saat ini para perampok menyandra kereta kuda yang berada di depan kita. Mereka ingin melukai gadis kecil itu, dan mengambil beberapa barang berharga nya." ucap paman Josh dengan tangan yang bergetar.

Wajah Fili terlihat tajam, dia tak suka melihat ada sesuatu yang menyakiti anak kecil. Dia turun dan kemudian meminta paman Josh untuk menjaga anak anak nya sebentar.

"Paman, aku akan turun untuk melihat nya, tolong jaga kedua anak ku."

"nyonya, ini terlalu berbahaya. Nyawa mu bisa hilang kalau ikut campur urusan mereka!"

"Paman tenang saja, aku tak akan kenapa kenapa, lagi pula aku tak bisa membiarkan mereka bertindak seenaknya di wilayah ini."

"ibu." pekik Sachi yang takut ibu nya kenapa kenapa.

"Sachi! Sander! jangan keluar dari gerobak sapi ini, sebelum ibu datang, kalian tetap disini ya, bersama dengan paman Josh . Ibu akan segera kembali."

"ibu! Cepatlah kembali." ucap sander yang yakin ibu nya akan baik baik saja.

"Tentu saja."

Fili berjalan, mengambil bambu runcing yang tergeletak di bawah batu. dia bisa mendengarkan suara tangisan yang menyayat hati, membuat nya langsung begitu emosi.

"Tolong.....jangan sakiti nona kecil kami tuan.....hiks..."

"Hahaha, ayo cepat ambil barang barang nya, dan segera pergi dari sini. Dan sedikit bermain dengan gadis kecil ini, kuliat wajah nya sangat cantik."

"Hiks.....aku takut." pekik suara kecil itu.

"Bos, di belakang kereta kuda ini, ada gerobak sapi." ucap anak buah nya yang memberitahukan.

Bos penjahat itu tersenyum smirk, dan langsung meminta mereka untuk menyerang orang orang di dalam gerobak sapi itu.

"Tunggu apa lagi, cepat sandera mereka juga bodoh!" pekik bos penjahat itu dengan wajah berbinar.

Tapi sebelum itu, Fili sudah menggenggam pasir di tangan nya, dengan segera melempar pasir itu ke wajah bos penjahat nya.

"Argh.....kurang ajar, siapa yang berani menyerang ku!" pekik bos penjahat dengan memegang mata nya. rasanya begitu perih, dan begitu sakit.

saat pegangan bos penjahat itu lemah, dengan segera Fili melepaskan anak kecil itu, yang masih berada di tangan penjahat

"Siapa ku sialan, berani nya ikut campur." teriak bos penjahat, sambil memegang mata nya yang terasa perih.

"Aku adalah malaikat maut mu." ucap Fili dengan tatapan tajam, dan suara dingin nya.

Karena para anak buah nya terkejut mendengar teriakan bos nya, dengan segera menuju ke arah bos penjahat itu.

"Segera kemari, ada penyusup!" teriak bos penjahat kepada anak buah nya.

Pergerakan Fili juga sangat lincah, mereka tak mengetahui bahwa wanita itu diam diam melemparkan pasir ke wajah bos nya, sehingga membuat mata bos penjahat kesakitan. Dan genggaman tangan nya kepada gadis kecil itu terlepas.

pelayan yang melihat ada seseorang yang menolong, langsung dengan cepat berlari ke arah mereka.

Fili tersenyum smirk menatap penjahat itu, Lalu pandangan nya, ke arah gadis kecil itu, dan langsung memeluk nya dengan begitu erat. Gadis itu terlihat ketakutan saat ini.

"Gadis kecil, kau baik baik saja kan?" tanya nya dengan suara pelan.

"bibi! Aku tak apa apa." ucap nya dengan suara lembut, membuat Fili tersenyum tipis.

 Hai guys, terima kasih udah mampir di cerita autor yang baru terbit ini. Sedikit revisi, bahwa di jaman ini, masih menggunakan uang ( koin tembaga, koin perak dan koin emas.) jadi sudah di revisi dengan baik ya.