The Vampire Prince's Forbidden Love
"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."
Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.
Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Kehilangan
Di tengah malam yang kelam, Yong Jian dan rombongan nya, para pengawal dari bangsa Vampir Hitam, berkelana melalui lorong-lorong kota Vampiria yang sunyi. Suara langkah kaki mereka bergema di antara bangunan tua yang seolah menyimpan rahasia. Setiap makhluk yang mereka temui, dari manusia hingga makhluk gaib, ditanyai dengan harapan menemukan jejak Luna. Namun, seolah-olah dia telah menghilang dari permukaan bumi. Yong Jian merasakan ikatan telepati yang biasanya kuat di antara mereka semakin memudar, menimbulkan rasa cemas yang mendalam di dalam hatinya. Apakah Luna benar-benar sengaja memutuskan hubungan mereka?
Di tengah pencarian yang melelahkan, konflik mulai muncul di antara para vampir yang mengikutinya. Beberapa meragukan tujuan pencarian ini, mempertanyakan apakah Luna benar-benar layak untuk dikejar. Namun, ada juga yang setia mendukung Yong Jian, percaya bahwa cinta mereka cukup kuat untuk mengatasi segala rintangan. Dalam hati mereka, terbersit keraguan dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi jika mereka tidak menemukan Luna tepat waktu.
Sementara itu, di sisi lain kota Vampiria, Luna tiba di sebuah vila terpencil yang dikelilingi oleh pepohonan lebat. Vila itu tampak angker, dengan cahaya remang-remang yang memancar dari jendela-jendelanya. Di dalamnya, Zhu Yan, tabib kepercayaan Yong Jian, menunggu dengan senyum misterius. Dia telah bersekongkol dengan bangsa vampir lain untuk menjatuhkan Yong Jian, dan kini, dengan Luna di sisinya, rencananya semakin dekat untuk terwujud.
Zhu Yan mengajaknya masuk ke dalam vila, menawarkan perlindungan dan janji akan membantunya dalam permasalahan nya.
"Kau tidak perlu lagi merasa takut," katanya, suaranya lembut namun penuh intrik.
"kamu aman di sini, untuk sementara waktu, kau bisa kembali pada Tuan muda Yong Jian, jika suasana sudah membaik."
Luna, yang bingung dan terombang-ambing antara rasa setia kepada Yong Jian dan tawaran meninggalkan pria itu yang mukai mengusik pikiran nya, mulai ada mempertimbangkan pilihan-pilihannya. Dia tahu bahwa keputusan ini akan mengubah segalanya. Di satu sisi, ada cinta yang tulus dari Yong Jian, dan di sisi lain, ada janji akan kebebasan dan keluar dari dunia magis, yang selama ini diimpikannya.
Di luar vila, Yong Jian dan rombongannya terus mencari, tidak menyadari bahwa waktu semakin menipis. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin gelisah. Dia merasakan bahwa Luna berada dalam bahaya, dan dia tidak akan berhenti sampai dia menemukannya. Dalam kegelapan malam, dia bertekad untuk menghadapi apa pun yang menghalanginya, bahkan jika itu berarti berhadapan dengan Zhu Yan dan para vampir yang bersekongkol.
Ketika bintang-bintang bersinar di langit, dua dunia yang berbeda bersiap untuk bertabrakan. Di satu sisi, ada cinta yang tulus dan setia, dan di sisi lain, ada ambisi dan pengkhianatan. Dalam pencarian ini, Yong Jian dan Luna akan menemukan bukan hanya satu sama lain, tetapi juga diri mereka sendiri, dan apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hidup dan cinta mereka.
Yong Jian tidak dapat menemukan Luna. Dia pun memutuskan untuk kembali ke kastil. Di depan balkon, ia berdiri dengan ekspresi marah. Sambil meneguk air berwarna merah tua, ia memikirkan siapa yang telah membawa Luna pergi. Mungkinkah salah satu dari Chen Yang atau Liora? Atau ada orang lain yang sudah menyingkirkan dirinya?
"Chen Yang! Liora! Kesini! " teriak Yong Jian memanggil.
Chen Yang dan Liora segera mendekat.
"Ada apa, kenapa kau memanggil kami? " tanya Chen Yang.
"Apa ada yang salah? Kenapa kau memanggil kami? " ujar Liora dengan rasa gugup.
"Aku mau tahu, di mana Luna sekarang? Apakah kalian melihatnya pergi? " tanya Yong Jian dengan suara pelan.
"Siapa yang tahu! " jawab Chen Yang.
"Saya. . saya juga tidak tahu," balas Liora dengan sangat cemas.
Yong Jian mulai menatap mata keduanya dengan intens.
"Aku tanya lagi. Dimana Luna sekarang? " suara Yong Jian semakin meninggi.
"Barangkali Liora yang sudah mengusirnya! Aku tahu dia tidak menyukai Luna," kata Chen Yang sambil menunjuk Liora.
"Chen Yang! Apa maksudmu? " Liora membantah.
Yong Jian lalu berpaling, menatap Liora dengan penuh kemarahan.
"Yong Jian. . kenapa tatapanmu seperti itu? "
Yong Jian segera mencekik Liora dan mulai bertanya dengan keras.
"Dimana Luna sekarang? Apakah kau yang menyuruhnya pergi? Jawab aku, Liora! "
Liora merasakan sakit dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Yong Jian yang mencekiknya.
"Ya, aku yang menyuruhnya menjauh dari hidupmu! Aku sangat cemburu dengan kedekatan kalian. Seharusnya aku yang. . ada di tempatnya! Bukan dia! " jawab Liora dengan marah.
"Katakan, di mana kau melihatnya! " tanya Yong Jian.
"Aku bertemu dengannya di bukit di belakang hutan terlarang. Setelah itu, aku tidak tahu dia pergi ke mana," jawab Liora.
Yong Jian pun pergi meninggalkan mereka berdua. Dengan kekuatan nya ia menerawang keberadaan Luna. Namun hanya sekilas saja. Entah dimana tempat nya. Ia menuju bukit belakang hutan larangan. Berlari sambil berteriak memanggil nama Luna.
"Luna! Luna! Luna! Dimana kau? Luna kau dimana? Seharusnya aku tak membiarkan mu, bertemu Liora."
Kesana dan kemari, mencari tak kunjung dapat. Akhirnya ia kembali ke kastil. Malam hari tiba. Ia duduk di kursi singgasana miliknya, sambil menatap bulan purnama, di balkon kastil milik nya.
"Bulan purnama? Bagaimana keadaan nya?" gerutunya sambil meminum air berwarna merah.
Sementara itu, di vila, Luna merasakan nyeri dan sesak di dadanya. Ia mulai terbatuk dan mengeluarkan darah segar. Ketika Luna muntah darah, Yong Jian langsung mencium bau darah suci. Aroma darahnya yang khas memungkinkan Yong Jian mengetahui keberadaan Luna. Dengan kekuatannya, ia segera pergi menuju Luna melalui teleportasi.
Ia tiba di vila tempat Luna bersembunyi. Setibanya di depan pintu masuk vila, Yong Jian memanggil nama Luna dengan keras.
"Luna! Luna! Aku tahu kau ada di dalam! Segeralah keluar! " teriaknya memanggil Luna.
Luna yang terbaring di ranjang kayu pun terbangun. Ia mengenali suara Yong Jian dengan jelas. Ia menyadari suara itu memang milik Yong Jian.
Ia berlari menuju pintu masuk vila.
"Yong Jian! Yong Jian! " serunya memanggil pangeran vampir tersebut.
Begitu sampai di depan gerbang vila, mereka saling menatap. Pandangan mereka dipenuhi cinta. Dengan hati yang gembira, Luna berlari menghampiri Yong Jian dan memeluknya erat.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membuatmu cemas. Liora memintaku untuk menjauh dari kehidupanmu! Dia juga meminta agar aku melupakan cintaku. " katanya sambil menahan tangis.
"Aku mengerti. Mulai sekarang, aku tidak akan meninggalkanmu, bahkan sejenak. Aku akan selalu ada di sampingmu. " balas Yong Jian.
Keduanya saling mencium dan merasakan kehangatan cinta di antara mereka. Yong Jian kemudian membawanya kembali ke kamar pribadinya yang terletak di kastil megah miliknya.