Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Hening dalam perjalan, hanya tetesan air hujan di kaca mobil meredam suara kota yang biasanya riuh.
Sedangkan Kevin fokus menyetir, pandangannya lurus ke depan, walaupun hatinya sedikit berbunga tidak dapat dipungkiri sebenarnya ia sedikit lelah hari ini.
"Kamu... kenapa hujan-hujanan?" tanya Kevin, suaranya terdengar lebih canggung dari biasanya.
" Maaf Pak, mobilnya jadi basah " jawab Olivia yang tidak nyambung dari pertanyaan Kevin.
Kevin melirik sekilas, senyum kecil yang tak sampai ke mata.
" Kamu kan tahu kamu gampang flu kalo kehujanan " ucap Kevin lagi.
Deg
Ucapan itu membuat Olivia teringat beberapa tahun lalu, sebuah teguran lembut yang dulu selalu ia dengar. Ada jeda panjang sebelum ia menjawab, saat ia sibuk menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba berisik.
"Aku... gak bawa payung dan ingin cepat sampai kosan " balas Olivia.
" Hmm... "
Hening kembali menyelimuti.
"Aku minta maaf soal dulu, Liv.. " ucap Kevin tiba-tiba tanpa menoleh.
" Aku bukan Olivia yang dulu Pak, sekarang aku Olivia yang cuti kuliah dan harus bekerja menjadi seorang Office Girl di salah satu perusahaan besar di luar kota demi untuk bertahan hidup " balas Olivia.
Kevin akhirnya menoleh, tatapan mereka bertemu.
" Aku sudah tahu apa yang terjadi Liv.. aku berharap kamu baik-baik saja " ucap Kevin, karena ia yakin ada sesuatu yang mengganjal di diri Olivia.
Ia pun sangat paham, Olivia seorang anak bungsu dari keluarga Adam Wijaya Utama, anak manja dari kecil tidak pernah hidup susah, yang sekarang ia harus hidup sendiri, berjuang sendiri untuk bertahan hidup dan tinggal jauh dari keluarganya.
" Aku baik-baik aja " ucap Olivia.
Namun jawaban yang di berikan tidak membuat Kevin menjadi yakin.
" Aku gak yakin "
" Apa maksud Bapak? Aku rasa juga ini suatu kesalahan besar Bapak mempersilakan aku untuk ikut menumpang mobil Bapak " ucap Olivia.
" Liv .. Oke kamu cukup di kantor panggil aku Bapak, disini.. Nggak, aku Liv aku Kevin, masih Kevin yang dulu dan aku harap kamu masih menjadi Olivia yang aku kenal "
" Olivia yang Bapak kenal sudah gak ada Pak, sekarang hanya ada Olivia bawahan Bapak di kantor, aku turun depan "
Olivia tidak ingin berlama-lama di mobil Kevin, semakin lama Kevin akan semakin berbicara kemana-mana, ia hanya ingin tenang dengan kehidupannya yang sekarang, tanpa embel-embel orangtua, nama keluarga dan nama perusahaan kedua orangtuanya.
" Stop disini aja "
Tanpa sepatah kata pun Kevin langsung menghentikan mobilnya, Olivia berpamitan.
" Terima kasih banyak Pak Kevin sudah merepotkan " ucap Olivia.
Ucapan yang terdengar tidak nyaman di telinga Kevin, ia hanya menoleh sekilas, lalu Olivia pun membuka handel pintu, keluar dari mobil Kevin, karena di luar hujan masih cukup deras, Olivia sedikit berlari untuk sampai kos nya.
Kevin masih memerhatikan Olivia dari kejauhan hingga akhirnya Olivia memasuki rumah yang cukup besar, hingga hilang dari pandangan Kevin. Olivia gadis manja yang dulu selalu mengisi hati dan pikirannya, karena kesalahan mereka dipisahkan, lalu bertemu kembali dengan kecanggungan.
" Aarrgggghhhhhhhh "
Bugh
Kevin memukul stir mobilnya. Ia cukup kesal dengan sikap Olivia kali ini, yang tidak begitu memperdulikannya.
" Liv.. Sekecewa apa hati kamu aku akan mengobatinya.. "
Kevin kembali menyalakan mobil, mobil yang dikemudikan Kevin kembali melaju.
***
Sesampainya di Kosan Olivia sudah di tunggu oleh Ibu Kos.
" Kak Oliv baru pulang ? Lembur memang ? " tanya Ibu Kos.
" Iya Bu, maaf ya saya gak kabari Ibu "
" Gak apa-apa, tapi Kak Oliv maaf ya ada yang ingin Ibu sampaikan "
" Iya gimana Bu ? "
" Ini Kamar Kos bagian atas akan Ibu Renovasi, maaf mendadak tadi tiba-tiba bocor besar, hampir banjir "
" Kamar saya juga Bu? "
" Iyaa "
" Ya ampun Bu, barang-barang saya gimana ? Saya harus keatas " ucap Olivia bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.
" Eh Kak Oliv tunggu " Ibu Kos memanggil menghentikan langkah Oliv.
" Kenapa Bu? "
" Barang-barang Kak Oliv udah aman kok semua, tidak ada yang kehujanan "
" Syukurlah.. " Olivia merasa lega.
" Tapi, tadi itu, Ibu bingung mau menghubungi Kak Oliv tapi takut ganggu, jadi Ibu hubungi Kakak nya Kak Oliv, jadi semua barang-barang Kak Oliv sudah dipindahkan ke apartemen oleh Pak Rey "
" Hah.. Ke apartemen? Apartemen mana? " tanya Olivia heran.
" Ini Pak Rey menitipkan kunci dan kartu akses untuk masuk apartemennya, apartemennya gak jauh dari sini kok, dari sini sekitar 1 Km, bisa naik angkot nanti turun di Palace Apartment ya "
" Oh gitu, terima kasih banyak ya Bu "
" Iya sama-sama "
" Saya permisi kalo gitu "
" Hmm... Jangan sungkan ya nanti main kesini "
" Iyaa Bu "
Olivia akhirnya keluar dari kosan, namun ia masih heran, ia berniat untuk menghubungi Pak Rey.
" Kenapa tiba-tiba pindah ke apartemen, bisa-bisa nya Pak Rey, gak bayangin ya gimana Gue bisa bayar apartemen sedangkan Gue kerja cuma sebagai OB " gumam Olivia.
Beberapa kali ia mencoba menghubungi Rey namun tidak diangkat.
" Ck... Tuhan.. kenapa gak diangkat sih "
Olivia akhirnya berjalan hingga ujung jalan besar ia menunggu angkot, mungkin karena hujan angkot pun jarang melintas, setelah menunggu akhirnya ia melihat ada ojek pangkalan yang baru memarkirkan motornya.
" Bang ojek " teriak Olivia.
" Iya Neng "
Tidak lama, satu motor menghampiri Olivia.
" Mau kemana neng ? "
" Palace Apartemen ya Pak "
" Baik Neng, ini helm nya "
Olivia memakai helm, lalu menaiki motor, motor melaju menuju Palace Apartemen.
Setelah sampai Olivia membayar ongkos ojek lalu berjalan masuk ke lobby apart.
" Ini apartemen mewah, gak mungkin murah biaya per bulannya " Olivia masih terus saja bergumam sendiri.
" Selamat malam "
" Malam "
Olivia di sapa oleh satpam yang sedang berjaga di area Lobby.
Ia berjalan menuju lift, lalu ia bingung kamarnya di lantai mana, ia kembali menuju Lobby untuk meminta bantuan resepsionis.
" Malam Mbak " ucap Olivia.
" Malam Kak, ada yang bisa kami bantu? "
" Mbak untuk kamar no ini, di lantai berapa ya? " tanya Olivia.
" Ada kartu akses nya Kak? "
" Ini " Olivia menyerahkan kartu aksesnya.
Resepsionis sudah mengetahui jika kartu akses itu hanya dimiliki oleh Kevin Sanjaya, Presiden Direktur Sanjaya Group saat ini.
" Ada di lantai 12 Kak, baik saya antar " ucap Resepsionis.
" Oh ya, terima kasih banyak "
" Sama-sama , silakan Kak "
Olivia berjalan mengekori Resepsionis, mereka berdua masuk ke dalam lift, setelah sampai di lantai 12, mereka kembali berjalan menuju kamar apartemen yang akan ditinggali oleh Olivia.
" Ini Kak kamarnya, ini kartu akses dan kuncinya, saya permisi " ucap Resepsionis.
" Terima kasih banyak Mbak "
" Sama-sama "
Olivia langsung menempelkan kartu akses nya, pintu kamar apartemen terbuka. Ia menyalakan lampu dan..
Terlihat kamar yang cukup mewah, ia lalu berjalan ke kamar utama, barang-barangnya sudah disimpan disana.
Olivia masih terheran, sebenarnya ia sudah biasa hidup dengan kemewahan tapi itu dulu saat ia tinggal masih bersama kedua orangtuanya, untuk sekarang sepertinya ia sudah bisa istirahat dengan tenang saja itu sudah suatu kenikmatan.
Disaat yang bersamaan ponselnya berdering, terlihat Rey menghubunginya.
Olivia langsung menggeser tombol hijau pada ponselnya.
" Halo Pak Rey "
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??