Terjebak di sebuah negri yang tak dikenal.
Di sanalah kisah ini bermula, pertemuan yang tak terduga antara DEVNIA ANGGARA RISMA dan pangeran ALFATIH LYSANDER menumbuhkan benih cinta di hati sang pangeran, namun ketidak pekaan Nia terhadap rasa yang dimiliki Ly membuat kegilaan laki-laki itu muncul.
Cinta beda alam akankah semesta mendukungnya?
Yuk ikuti kisah mereka!
Untuk kalian semua pembaca setia novel Toon salam kenal dariku Diomira antika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diomira antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18 tak mengenalku.
Dari kejauhan pangeran Ly memantau setiap pergerakan Nia, setelah membeli beberapa cemilan Nia memilih untuk duduk menyendiri di dekat danau.
Di posisinya pangeran Ketar-ketir kebingungan dengan yang namanya kata pdkt, "menyebalkan, persetan yang namanya pdkt, Nia adalah istriku cinta tidak cinta dia tetap milikku." gumam pangeran Ly.
Lalu dengan langkah pasti dia berjalan mendekati Nia.
"Ehemm... sendirian aja boleh gabung nggak, nia membawa pandangannya kesamping demi melihat siapa yang datang menghampirinya.
"Kak Ridwan, amm boleh kok kak, mari kak silahkan duduk," ucap nia sambil menggeser sedikit tubuhnya memberikan ruang bagi Ridwan untuk duduk.
Pangeran Ly yang kini berdiri tiga langkah di belakang Nia, menggeram kesal di dalam hati, dia kalah cepat dari si ketua BEM itu.
"kak Ridwan di sini juga sudah lama kah?"
"Baru sekitar 10 menit yang lalu, kamu sendiri sudah lama?"
"samaan sih kayaknya sekitar 10 menitan juga." jawab Nia di sertai senyum manisnya yang membuat jantung Ridwan dag dig dug kan di dalam sana.
Pangeran Ly kesal sekali mendengar obrolan santai istrinya yang kini sedang pdkt sama cowok lain, tidak.... rasanya saat ini pangeran Ly hampir meledak karena terbakar api cemburu.
Tidak tahan pangeran Ly memutuskan untuk pergi menjauh dari kedua manusia biadap itu, itu menurut emosi pangeran Ly.
Di posisinya Ridwan tersenyum tipis saat ekor matanya berhasil menangkap bayangan pangeran Ly yang pergi dari sana.
Obrolan santai terus terjadi di antara Ridwan dan Nia tak hanya itu mereka juga saling bertukar nomor wa.
plak... pangeran Ly memukul nyamuk yang menggigit pipinya, dari kejauhan dia terus memperhatikan interaksi antara Nia dan si ketua BEM durjana itu. malam ini entah sudah berapa ember sumpah serapah yang terucap dari mulut pangeran Ly untuk Ridwan.
Tepat pukul 9 malam Nia pamit kepada Ridwan.
"Udah jam sembilan, kak Ridwan aku pamit ya kak, makasih sudah menemaniku ngobrol malam ini."
"santai Nia aku juga senang banget malam ini bisa di temenin ngobrol oleh cewek secantik kamu, makasih ya, dan kalo soal pulang sebaiknya memang kamu pulang sekarang, nggak baik cewek pulang terlalu larut. bukan niat mengusir sih!"
"iya kak aku paham, aku pulang ya dadah kak Ridwan sampai jumpa besok." ucap Nia sambil berlari kecil menjauhi Ridwan.
"Nia mau ku antar nggak?"
"nggak usah kak makasih," teriak nia dari posisinya yang sudah sedikit jauh.
Melihat Nia sudah pergi pangeran Ly lekas menyusul, di posisinya Ridwan dia berkata, "pangeran Ly...besar juga nyalimu berani menembus dimensi waktu demi seorang wanita, tapi kita liat saja nanti bagaimana hasil akhirnya." ucapnya sambil menatap lepas di ujung sana tempat di mana pangeran Ly menghilang.
Nia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, pangeran Ly mengejar dengan kemampuannya melesat secepat angin, "kayak ada yang ngikutin ya?" ucap nia sambil menatap spion.
"Tapi kosong nggak ada siapapun." ucapnya lagi pada diri sendiri.
Pangeran Ly mengikuti nia hingga gadis itu tiba di rumahnya.
"Ternyata dia tinggal di sini." setelah melihat nia masuk kedalam rumahnya pangeran Ly pun juga pulang ke kosannya.
Di dalam kamarnya dengan rasa bahagia yang tak terkira nia menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.
Dia membuka layar kunci hpnya lalu menatap bahagia pada Foto profil Ridwan. rasanya nia ingin jingkrak jingkrak saking bahagianya bertemu idola. sepertinya nia sudah benar-benar lupa jika dirinya sudah menikah dengan pangeran dari negri sebelah.
Akhirnya malam ini pun berlalu begitu saja dengan indahnya mimpi dari setiap orang.
Keesokan paginya Nia sudah sudah siap dengan dres mahalnya turun ke latai satu untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.
Di posisi pangeran Ly dia juga sudah siap dengan stail nya yang rapi dan elegan.
Dan di posisi Ridwan pun juga sama dia sudah siap dengan stelan casual nya.
Selesai dengan menu makanan masing-masing, mereka pun segera berangkat dengan cara masing-masing ke kampus.
Dan apesnya mereka sampai di parkiran secara bersamaan, mobil nia dan mobil pangeran Ly parkir bersebelahan, sedangkan Ridwan di sebrang khusus untuk parkiran motor.
Pangeran lLy berdiri di dekat pintu mobilnya menunggu nia keluar, begitu nia keluar pangeran Ly langsung menghampiri, "Nia..." ucapnya memanggil pelan namun ekpresi tetap datar.
Nia membawa pandangannya ke wajah pangeran Ly, manik mata keduanya bertemu, "kamu siapa apa kita saling mengenal? tanya nia.
"aku..." jawaban pangeran Ly terpotong karena suara Ridwan yang tiba-tiba memanggil nia. nia pun lansung memutuskan kontak matanya dengan pangeran Ly dan melihat kearah Ridwan.
Pangeran Ly menghela nafas lelah, kesabarannya yang hanya setipis tisu kini kembali di uji. haruskah dia menghabisi Ridwan sekarang. Tidak nama baiknya akan langsung tercoreng karena hal itu nanti.
"Hey bro kenapa muka lo kok tegang gitu sih, santai aja kali, oya nia dia siapa pacar kamu ya?" tanya Ridwan sambil sesekali melirik pangeran Ly.
"bukan kak aku belum punya ya pacar kok." jawab Nia.
Tangan pangeran Ly terkepal erat darahnya mendidih sampai ke ubun-ubun.
Nia menautkan alisnya melihat kulit wajah pangeran Ly yang tadi putih kini berubah merah, kepalan tanganya juga terlihat begitu kencang.
Emosi. "kenapa dia, bukankah yang kukatakan benar aku tidak memiliki hubungan apapun denganya, kenapa dia terlihat marah?" tanya nia dalam hati.
Pangeran Ly mencantolkan tasnya di pundak kanan lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
"dia kenapa sih?" tanya Ridwan, dan nia hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.
"tapi benarkan dia bukan pacarmu?"
"bukan kak aku sama sekali belum punya pacar, aku masih ingin fokus sama sekolah ku dulu, kak Ridwan sendiri bagaimana, sebaiknya kalau kak Ridwan emang udah punya pacar mendingan kakak jangan deket aku deh, aku nggak mau loh ya di bilang perusak hubungan orang."
"sama sepertimu aku juga belum punya pacar nia cuma saja katanya aku sudah di jodohkan dari semenja kecil, dengan siapanya aku belum tau bahkan sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengan gadis itu, aku tidak tau seperti apa rupanya, cuma katanya dia cantik dan memiliki tanda lahir di punggungnya berbentuk bulan purnama."
"oh begitu." jawab nia sambil mengangguk pura-pura paham padahal hatinya saat ini sedang tertusuk duri nyut-nyutan sakit tak berdarah.
"jadi rencananya kapan kakak akan dipertemukan dengan nya?" dalam hati nia berharap masih lama sehingga dia memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam hatinya Ridwan.
"katanya sih tahun ini, tapi entahlah aku tidak mengerti, kalau bahas perjodohan itu kepalaku rasanya pusing sekali, ingin menolak tapi kata mamaku aku tidak boleh menolaknya atau mamaku akan kecewa padaku dan tidak lagi menganggap ku anak."
Glek... jawaban Ridwan membuat nia meneguk ludah kasar, "kalau begini ceritanya ya selamat tinggal diriku.' ucap Nia dalam hati.