NovelToon NovelToon
Rumah Untuk Doa Yang Terjawab

Rumah Untuk Doa Yang Terjawab

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Keluarga
Popularitas:357
Nilai: 5
Nama Author: Pchela

“Sudahlah, jangan banyak alasan kalau miskin ya miskin jangan hidup nyusahin orang lain.” Ucap istri dari saudara suamiku dengan sombong.

“Pak…Bu…Rafa dan Rara akan berusaha agar keluarga kita tidak diinjak lagi. Alhamdulillah Rafa ada kerjaan jadi editor dan Rara juga berkerja sebagai Penulis. Jadi, keluarga kita tidak akan kekurangan lagi Bu… Pak, pelan-pelan kita bisa Renovasi rumah juga.” Ucap sang anak sulung, menenangkan hati orang tuanya, yang sudah mulai keriput.

“Pah? Kenapa mereka bisa beli makanan enak mulu? Sama hidupnya makin makmur. Padahal nggak kerja, istrinya juga berhenti jadi buruh cuci di rumah kita. Pasti mereka pakai ilmu hitam tu pah, biar kaya.” Ucap istri dari saudara suaminya, yang mulai kelihatan panas, melihat keluarga Rafa mulai maju.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pchela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lastri melahirkan

“Herman!! Cepat!! Buang jerigen itu!! Jangan sampai ada yang lihat. Kalau sampai ketahuan kita yang sudah bakar itu kandang ayam di adi!! Habislah kita!! Aku nggak mau, ya!!” Bisik Ratna, dengan terburu-buru.

Herman mengangguk panik, dengan cepat ia membuang jerigen itu dengan sembarangan. Dia melemparkan ember bensin yang dia bawa ke semak-semak gelap. Mereka berdua tersenyum puas melihat Adi menderita dan bangkrut adalah kebahagiaan bagi mereka.

“Ya, Allah…” gumam Adi lirih. “Apa ini adalah sebuah teguran darimu?” Air matanya menetes, kakinya pun melemas. Bukan kerugian harta yang membuat dadanya sesak, melainkan kerja kerasnya yang kini ikut hangus bersama dengan kandang ayamnya itu.

Adi juga memikirkan ayam-ayamnya, yang selama ini dia rawat dengan sepenuh hatinya. Ayam itu juga ada beberapa peninggalan almarhum sang ayah. “Ayam tadi pasti ketakutan…panik… aku lalai, Ya Allah. Sampai dia terpanggang begitu saja, ampuni aku Ya Allah…” Suara Adi pecah, dia bicara dengan dirinya sendiri.

Warga lain menatap adi iba. Semua orang kenal baik dengan Adi. Dia sosok yang ramah, sopan dan bijaksana di mata penduduk desa. Bisik-bisik pun terdengar suara yang tidak ingin Adi tahu.

“Tadi ya…aku lihat si Herman, beli bensin jerigen di kota. Buat apa ya kira-kira? Apa buat bakar kandangnya Adi ya?” Gosip dari salah satu ibu-ibu.

“Ah. Jangan bilang begitu bu, takutnya fitnah. Tapi, ya benar sih bu. Ngapain si Herman beli bensin, dia kan nggak punya motor. Kalau mau nyalain kompor, ya pakai minyak tanah lah. Bukan, bensin.” Sahut Ibu yang satunya lagi.

“Duh Bu… Kalau bener sih, kurang ajar banget si Herman. Masak, sama kakak sendiri saja dia begitu!! Padahal si Adi udah baik lo ngasih dia tanah!!” Ibu lain datang menimpali.

“Apa Bu? Dikasih tanah sama Adi? Lah, kalau beneran dia pelakunya kelewatan banget! Tapi, saya sih nggak heran kalau pelakunya dia? Dia kan memang begitu sifatnya!! Duh, amit-amit punya anak macam Herman.” Timpal Ibu lainnya.

Adi tidak menghiraukan empat Ibu-ibu biyang gosip di desanya itu. Dia tidak pernah terpikir jika pelaku adalah adiknya sendiri, Adi percaya bahwa herman tidak mungkin akan melakukan hal seperti itu, apalagi dia sudah berjanji akan berubah setelah diberikan lahan tanah.

Adi pulang dengan langkah gontai, Lastri langsung menyambut suaminya, matanya merah karena ikut menangis. Namun, begitu melihat mas adi datang, segera ia berusaha tersenyum tipis.

“Mas… jangan selalu disesali.” Bisik Lastri, sembari memengang tangan suaminya. “Allah tidak akan pernah memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Aku yakin, mas bisa bangkit lagi.” Ucap Lastri meyakinkan suaminya.

Adi mengangguk pelan. “Aminn…semoga kita bisa bangkit lagi. Mas, sudah berjanji dengan Bapak dan Ibu kamu akan selalu berusaha agar kamu tidak pernah merasa kelaparan, mas akan tetap berusaha.” Ucap adi, teringat akan janjinya.

“Insyaallah, mas…aku akan tetap dukung mas.” Lastri mendekap suaminya erat. Adi pun memeluk istrinya, ia berusaha mencurahkan rasa remuk pada hatinya.

Satu minggu berlalu, puing-puing kandang ayam yang rata dengan tanah sudah dibersihkan tiga hari berturut-turut oleh air hujan. Lahan kosong itupun, mulai terlihat hidup kembali.

Seperti biasa, Lastri akan mengantarkan makan siang pada suaminya yang tengah sibuk membersihkan tempat itu. Lastri, datang menghampiri sambil membawa ranjang makanan. “Mas…gimana kalau emas yang pernah dulu mas belikan untukku. Mas, jual saja sebagai modal bangun kandang ayam lagi?” Ucap Lastri dengan hati-hati.

Adi langsung menoleh. “Jangan, itu emas memang mas belikan untuk kamu. Untuk masa depan kamu. Emas, itu buat pegangan kamu.” Ucap Adi,

Lastri terdiam, dia menata makanan suaminya di atas daun talas yang lebar. Lastri berusah menahan tangisnya terlebih saat dia teringat dengan ucapan salah satu tetangganya tadi.

Kembali saat Lastri tengah berjalan di tanah tandus menuju ladang suaminya. “Mbak Lastri, akhirnya aku bertemu dengan mbak…aku, mau ngomong sesuatu mbak.” Ucap tentangnya. Dengan senyum ramah Lastri menyambut sapaan tetangganya itu, “iya mbak, ada apa ya mbak…? tanya Lastri.

“Ini Bu, sebelum kandang Adi kebakaran itu. Saya kan kekota ya mbak, terus disana saya lihat Herman lagi beli bensin. Saya sih tidak mau menuduhnya nya ya Bu, tapi aneh saja, masak dia beli bensin! Tapi seingat saya dia nggak punya motor. Lantas, buat apa dia beli bensin, pakai jerigen juga. Habis itu, kandang Adi kebakaran. Kan bukan kebetulan ya Bu… saya merasa aneh saja, soalnya yang sering saya dengar di warung kopi, si Herman memang gedeg sama Adi.” Cerocos, tentangga yang terkenal biyang gosip itu.

Lastri terdiam, ada perasaan sedih jika benar Herman yang melakukan itu pada kakaknya sungguh tega sekali. Tapi, Lastri juga berpikir jika tetangganya ini memang tukang gosip, jadi kata-katanya tidak sepenuhnya benar.

“Kenapa toh?” Tanya adi yang membuat Lastri tersentak kaget, lalu dengan segera dia mengeleng. “Aku tidak bisa ngomong gitu sama mas Adi, dia sudah banyak pikiran. Aku juga tidak boleh terlalu percaya sama berita palsu seperti itu, Astaghfirullah…aku hampir saja memfitnah adik iparku sendiri.” Batinya.

Bulan demi bulan berlalu, namun, Adi masih belum punya cukup uang untuk membangun kembali ternak ayamnya. Lahannya di tanami jagung, singkong dan beberapa sayuran, Adi mendapatkan uang dari hasil menanam di lahannya, karena tanahnya cukup subur.

Memang uangnya tidak sebesar saat dulu, namun masih lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka. Bu Sri tiba-tiba jatuh sakit, Bu Sri mengalami komplikasi dan punya riwayat sakit sesak nafas. Dia terbaring lemas, hanya adi dan Lastri yang mengurus Bu Sri. Sementara, anak keduanya Herman, tidak pernah datang untuk sekedar menjenguk.

Herman juga sudah dikabarkan menikah dengan Ratna. Namun, dia sama sekali tidak mengundang keluarganya, Herman menikah dengan Ratna di kota, dan sekarang mereka tinggal di kota. Adi, tidak bisa menghubungi saudaranya sama sekali.

Selain menjaga ibunya yang sedang sakit keras. Adi juga disibukkan dengan membatu Lastri yang baru saja melahirkan putra pertama mereka. Adi hampir tidak punya waktu yang lama di ladang, karena dia khawatir dengan ibunya dan Adi juga khawatir jika istrinya terlalu lelah untuk menjaga anak sekaligus ibunya juga.

“Duh, selamat ya Adi, udah punya anak, cowok lagi. Saya iri, tadi habis jenguk hidungnya mancung sekali. Kulitnya juga putih, beda sama anaknya si Herman.” Ujar tetangga.

“Anaknya Herman? Ratna juga sudah melahirkan ya mbak?” Tanya Adi yang sedikit kaget, bagaimana pun itu adalah kabarbahagia untuknya, karena keponakannya telah lahir.

“Iya di, kemarin saya kekota dan lihat mereka di rumah sakit kota. Saya juga heran kok cepat lahirnya, apa si Ratna itu hamil di luar nikah kali ya!!”Tebak tetangganya.

“Astaghfirullah mbak. Jangan bicara seperti itu…saya permisi ya mbak. Saya mau sampaikan sama Ibu saya.” Ujar Adi, pamit pulang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!