NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Gadis Cantik Yang Ku Bully Kini Jadi Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mas Bri

bagaimana jadinya jika seorang gadis desa yang sering dirundung oleh teman sekolahnya memilih untuk mengakhiri hidup? Namun, siapa sangka dari kejadian itu hidupnya berubah drastis hingga bisa membalaskan sakit hatinya kepada semua orang yang dulu melukainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mas Bri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Saat akan kembali dia mendengar suara Ayu yang bicara sendiri. Juan pun berlari ke samping kamar gadis itu yang kebetulan tempatnya paling ujung dan bersebelahan dengan lorong menuju ke kamar pelayang yang lain.

“Ay, aku ingin bicara berdua dengan kamu. Aku harap kamu bisa meluangkan waktu nanti setelah aku dari kantor. Aku tunggu kamu di taman belakang pukul 9,” ucap Juan sebelum dia pergi. Entah didengar atau tidak dia tetap akan menunggu gadis cantik itu di taman nanti.

Dari balik pintu kamar, ada seorang gadis yang duduk bersimpuh di lantai. Dengan mata terpejam dan kepala yang ditempelkan di kedua  lututnya. Bukan dirinya tidak tahu diri karena sudah mengabaikan adik dari tuan muda yang dilayaninya. Hanya saja hatinya masih belum siap untuk bertatap muka dengan orang yang paling menyakitinya.

Rasa malu itu pasti ada dan itu tidak bisa hilang begitu saja. Apalagi orang itu tahu betul bagaimana isi hati kita tetapi dia menolaknya di depan umum. 

Setelah merenung beberapa saat, Ayu pun melakukan panggilan bersama ibunya. 

“Tumben, pagi-pagi malah telpon ibu. Nggak kerja?” 

“Ada yang mau Ayu bicarakan sama Ibu.”

“Ada apa memangnya? Sepertinya sangat penting sekali,” balas Ibu Ayu.

Ayu pun  menjelaskan maksud dirinya menelpon ibunya pagi-pagi sekali. “Ibu masih ingat teman sekelas dulu yang merundung ku?”

“Masih, kenapa?”

“Hari ini dia ingin mengajak bertemu, mungkin dia mau minta maaf seperti terakhir kali, tetapi tidak Ayu maafkan. Sebaiknya Ayu harus bagaimana, Bu? Ayu sudah tidak ingin berhubungan dengan dia,” jelas gadis cantik itu.

Terdengar hembusan nafas kasar dari seberang. “Yu, sejak kecil kamu sudah ibu ajarkan untuk selalu memaafkan setiap orang yang menyakiti kita, meski mereka belum meminta. Karena sejatinya kita ini bukan milik siapa-siapa selain milik Tuhan. Tuhan saja bisa memaafkan hambanya yang begitu banyak dosa, bahkan mereka mengulanginya berkali-kali tetapi tetap mendapat ampunan. Ibu tahu itu sangat menyakitkan, tetapi yang lalu biarlah berlalu kita hanya perlu menatap masa depan. Apa kamu tidak malu dengan itu?”

Gadis itu pun terdiam merenungi setiap ucapan ibunya. Apa yang ibunya bilang memang ada benarnya juga. Jika menuruti egonya, semua ini tidak akan berakhir. Apalagi dia saat ini bekerja dengan keluarganya, sudah di pastikan setiap saat akan bertemu.

“Akan Ayu pertimbangkan lagi,” balasnya lalu mengakhiri panggilan.

Setelah selesai dengan hatinya yang bimbang, dia pun bergegas mengganti baju dan segera membantu pelayan lain di dapur. Suasana sudah mulai ramai kala matahari mulai menampakkan diri.

Tuan Issac dan istrinya juga sudah tampil rapi sambil menikmati secangkir kopi di teras rumah. Ketiga anak bujangnya termasuk Vano, masih asik bergelut di bawah selimut.

“Pa, hari ini nggak ke kantor?” tanya Nyonya Issac.

“Ya ke kantor, Ma. Apalagi anak-anak sudah kumpul semua. Sudah waktunya papa menyerahkan semua perusahaan ke tangan William dan menyuruhnya mengajari Juan mengelola perusahaan.  

“Pagi, Pa, Ma.” William baru saja datang dengan setelan jasnya.

Mereka bertiga pun langsung pergi ke meja makan. Di sana sudah ada Juan dan Vano yang duduk manis menunggu kedua orang tuanya.

Seperti biasa, William duduk di sebelah kiri papanya dan Vano di sampingnya. Sedangkan Juan di sebelah kanan samping mamanya.

“Jadi kenalin anak teman Papa ke Ayu, nggak?” celetuk Maya kepada suaminya.

Ketiga orang yang berada di samping langsung menatap mamanya. Tatapan horor itu mereka tujukan untuk kedua orang tuanya yang sejak kemarin sibuk dengan acara perjodohan.

“Dari pada sibuk mencarikan jodoh orang, lebih baik Papa sama Mama carikan jodoh untuk Juan. Biar dia tidak keluyuran,” ucap William tanpa dosa. Sedangkan yang dibicarakan wajahnya berubah masam karena tidak terima dengan ucapan sang kakak.

“Kakak duluan saja, Pa. Umurnya juga sudah tua,” sarkas Juan.

Vano hanya bisa tertawa mendengar perdebatan dua orang di depannya.

1
Maggie Toth Lim
🤣🤣🤣🤣🤣kocak
Maggie Toth Lim
siapa ya😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!