Di suatu desa Azizah gadis kecil dengan wajah ceria tinggal bersama kedua orang tua nya dan juga adik lelaki nya. Kehidupan keluarga dengan empat orang di dalamnya inj sangat bahagia.
Tapi sayang kebahagiaan itu harus hancur setelah sang ayah memutuskan meninggalkan ibu dan dirinya serta adiknya untuk wanita lain yang lebih kaya.
Dari sini kehidupan Azizah berubah drastis. Di tambah penghinaan dan bully an yang selalu di dapatkan nya dari keluarga istri baru ayahnya dan keluarga ayahnya sendiri. Dendam itu tumbuh karena di pupuk secara alami dan terus menerus .
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azizah 15
Azizah berlari sambil menangis karena dia tahu pasti ada sesuatu . Begitu memasuki rumah sudah banyak orang disana. Aryo sedang menangis di pelukan bude Wani.
Di tengah-tengah ruangan ada tubuh yang tertutup kain jarik terbaring disana.
Tanpa banyak bertanya Azizah mendekati tubuh itu. Dia membuka penutupnya pelan-pelan. Dan seketika Dunia seakan runtuh menimpanya. Azizah menangis histeris sambil memanggil ibunya.
" Ibu.....ibu bangun jangan bercanda bu...!" ucap Azizah. Bude Wani dan yang lain nya tak mampu lagi menahan tangis mereka.
Aryo di serahkan pada salah satu ibu-ibu yang ada disana. Sementara nude Wani bergantian memeluk Azizah untuk memberikannya dukungan.
" Sudah nak...ikhlaskan kepergian ibumu! Do'akan semoga ibu mu tenang disana nak!" ujar bude Wani.
" Bude sekarang Zizah sama Aryo nggak punya ibu bude.....nanti gimana kami harus bertahan bude. Kami cuma punya ibu bude!" ucap Zizah.
"Kamu masih punya bude dan yang lain nya nak, jangan bersedih lagi ya!" ucap bude Wani.
" Kalian juga masih punya kami nak!" ujar kakek Asep yang baru saja datang bersama Darman.Santi juga ikut bersama mereka. Di luar ada Dian dan suami serta bu Dewi. Dian dan bu Dewi sebenarnya ketar-ketir dalam hati. Tetapi mereka sebisa mungkin menutupinya.
" KAKEK...!!!!!!!" Panggil Aryo sembari berlari memeluk kakek nya. Padahal Darman di sebelah kakek Asep. Tapi Aryo enggan memeluk bapak kandungnya sendiri itu.
Sementara di luar Santi sudah mulai menggerutu dalam hati .Dian dan bu Dewi juga tak kalah sewot dalam batin mereka.
Kedua wanita itu sedang berada di fase antara benci ,sebal dan takut. Benci dan sebal karena Habibah sejak dulu dan harus disini , untuk sesuatu yang todak penting menurut mereka.Takut karena jika perbuatan mereka di ketahui orang lain.
Bu Habibah sudah di mandikan dan kini akan di sholat kan di masjid terdekat sebelum di makamkan.Azizah dan Aryo masih larut dalam tangisan. Dengan bujukan kakek Asep Aryo akhirnya mau di gendong oleh Darman. Dan itu membuat Santi bertambah marah dalam hati. Sedangkan Azizah kini di gandeng Nuri dan Stevi serta mbak Hani.
Tadi begitu mendengar kalau ibu Azizah tidak ada. Stevi langsung meminta izin untuk pulang lebih awal dari sekolah. Dia juga sudah di jemput oleh papa dan mama nya yang sudah tahu terlebih dahulu.Beruntung hari itu tidak macet. Jadi hanya satu setengah jam perjalanan mereka sudah sampai di kampung Azizah.
Sementara Nuri menunggu pulang sekolah . Bersama teman dan pihak sekolah Nuri kesana. Kalau orang tua Nuri sudah dari tadi. Bahkan ayah Nuri yang mengatur semua nya . Dari mulai tenda ,kursi sampai pemakaman di bantu oleh warga lain nya tentunya.
Di pemakaman Azizah dan Aryo tak hentinya menangis ketika melihat jenazah ibu mereka di masukan ke dalam tanah. Kedua anak itu menangis histeris. Darman pun ikut meneteskan air matanya. Lelaki itu teringat akan mendiang mantan istrinya itu.
Awalnya memang Darman sangat mencintai istrinya walaupun dia sering tidak adil. Darman tidal bisa membantah perkataan ibunya . Semua gaji Darman sebagian besar di minta oleh ibunya. Dan dia hanya memberikan sedikit untuk istri dan anak nya.
Apalagi setelah santi pulang ke kampung dan di ketahuinya jika Santi sudah bercerai dari suami nya. Membuat Darman bertambah gila karena dari dulu dia memang mencintai Santi.Dia sampai menyakiti bahkan tega meninggalkan anak dan istrinya hanya demi kembali pada Santi.
Gundukan tanah itu kini menjadi bukti kesedihan dua anak yang di tinggal pergi selamanya oleh ibunya. Azizah dan Aryo masih betah disana di temani beberapa warga dan juga keluarga bapaknya.
" Zizah...Aryo ayo kita pulang nak , hari sudah mulai mendung!" ucap pak Asep pada kedua cucunya.
" *Kek nanti bagaimana dengan aku dan adek kek..ibu kenapa ninggalin kita*?" ucap Azizah.
" Nak jangan sedih lagi, kamu masih punya bapak. Kamu punya kakek dan yang lain nya.
Kalau kamu mau ,kamu bisa tinggal bersama kami!" ujar pak Asep.
" **Tidak....aku tidak akan pernah mengizinkan mereka tinggal di rumahku** !" bentak bu Dewi spontan.
" Kalau kamu tidak mau tidak apa-apa . Darman kan bapaknya, dia punya kewajiban untuk merawat mereka berdua!" ujar pak Asep lagi.
" Sekarang aku yang tidak setuju pak. Mas Darman dan aku tidak mau mereka tinggal bersama kami. Kalaupun mas Darman mau merawat mereka , lebih baik aku berpisah dengan nya!" ujar Santi kali ini.
Ucapan keluarga dari pihak ayah itu benar-benar menyakiti hati Azizah dan Aryo. Bukan hanya kedua bocah itu saja bahkan para pelayat yang ikut mengantar ke pemakaman pun mengelus dada dengan ke egoisan kedua wanita beda usia itu. Sementara Darman hanya diam karena tak mau jika harus berpisah lagi dengan Santi.
Dalam hatinya memang ada penyesalan. Akan tetapi dia tidak bisa membantah apa kata istri barunya itu. Apalagi setelah Darman tahu jika Syakila ternyata adalah anak kandungnya. Setelah di beritahu oleh Santi.
" Kalau kalian semua tidak mau...biar saya yang merawatnya. Saya sudah menganggap Azizah seperti anak saya sendiri. Jadi kalian tidak perlu repot-repot berdebat disini!" Bentak bude Wani yang sudah mulai emosi.
Jika keluarga bapaknya todak mau merawatnya Azizah juga tidak akan memaksa. Karena lebih baik hidup berdua dengan adiknya daripada harus punya bapak seperti bapaknya.
" Aku lebih baik hidup berdua dengan Aryo , daripada punya bapak yang hanya bisa diam saja ketika melihat anak-anaknya di hina dan dicaci maki oleh orang lain. Anggap saja aku dan Aryo yatim piatu sekarang. Kami punya sosok seorang ayah tapi sudah mati .Untuk sekarang dan selanjutnya , Aku Azizah dan ini adik ku Aryo, di depan makam ibu kami! Kami berdua bersumpah tidak akan pernah menganggu hidup anda lagi pak Darman. Dan mulai hari ini anda bukan ayah kami lagi!" Teriak Azizah dengan tangisnya.
Petir tiba-tiba menggelegar setelah Azizah bersumpah tadi. Semua yang disana merasa ngeri.
Rak lama gerimis mulai turun , bude Wani dan yang lain membawa Azizah dan Aryo untuk pulang.Karena rumah mereka berdekatan bude Wani akan merawat Azizah dan Aryo . Baginya dan sang suami tidak masalah mempunyai dua anak lagi. Mereka akan berusaha lebih keras lagi supaya bisa memberikan yang terbaik untuk Azizah dan Aryo.
Tahlilan hari pertama pun di mulai. Tapi yang membuat tetangga depan rumah Azizah aneh adalah setelah selesai acara tahlilan ada motor yang masih terparkir di depan rumahnya dari tadi siang. Entah motor siapa itu. Sang empunya rumah pun menyuruh anaknya untuk mengecek rekaman cctv guna mencari tahu siapa pemilik motor itu.
Tapi ketika memeriksa cctv mereka di buat terkejut denga apa yang merek temukan disana.
*****Kira-kira mereka nemu apa ya?******
**Jangan lupa bintang 5 ya kawan .... Klik saja tanda panah di bawah bintang itu terimakasih semua .
