hana, seorang gadis remaja yang tiba-tiba menikah dengan seorang mafia tampan karena desakan posisinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjemput hana
Sean menatap pada hana yang terdengar cekikikan dalam ceruk lehernya. spontan dia langsung melirik untuk melihat padanya.
" Hi,, Hi,,! " .
" Hana! " .
" Hmm".
" Apa yang sedang kamu tertawakan? " tanya sean.
" Nggak,,, aku hanya merasa lucu saja mendengarmu berkata seperti itu,, ! "
" Apa? " tanya sena lagi karena tidak mengerti dengan ucapannya yang mana hingga membuatnya tertawa sampai seperti itu.
" Kamu pas bilang,, maafkan aku yang tampan ini,,, ! " ulang hana dengan wajah imutnya.
" Apakah aku tidak tampan? " sarkas sean dengan wajah yang sedikit serius.
" Tampan,,, suamiku memang yang paling tampan!" puji Hanum dengan sorot mata yang penuh kekaguman.
Sean tersenyum melihat hana yang seperti itu. jelas kalau saat ini dia sedang menatap tajam padanya. bahkan sean juga melihat tatapan kekaguman dari tatapan dalam hana padanya.
" Lalu,,, apakah kamu tidak mau mencium suamimu yang tampan ini? " kata sean sambil menunjuk pipinya.
Cup...
Dengan cepat hana langsung menyodorkan bibirnya untuk memberikan ciuman manis pada sean.
Cup...
Sean membalas dendam ciuman di bibirnya, yang seketika membuat hana tersenyum bahagia. tapi sedetik kemudian dia memeluk kembali leher sean. namun tidak lagi dengan tertawa cekikikan, melainkan dia terisak dan tersedu-sedu tanpa ada suara tangisnya.
Sean yang mendengar itupun langsung menegakkan kepala hana untuk melihat wajahnya. namun setelah dia Melihat dia yang tiba-tiba menangis langsung memasang wajah khawatir, karena baru saja mereka saling lempar canda dan senyuman.
"Sayang,, ada apa? kenapa kamu tiba-tiba menangis,,,? hmm ! " tanya sean sambil menghapus air mata hana.
Tangan kecil hana menangkup wajah suaminya dengan lembut, bahkan dia juga membelai pipinya dengan penuh kasih.
Namun, hal yang semakin membuat sean merasakan bingung adalah, air mata hana untuk terus saja mengalir tanpa henti.
" Sayang,, bicaralah,, jangan diam dengan air mata seperti ini? ,, apakah aku menyakitimu? ha! " tanya sean sambil mengambil tangan hana yang membelai wajahnya.
Hana menjawab pertanyaan sean dengan gelengan kepala, setelah itu dia memeluk kembali leher sean sambil berkata "makasih,,, makasih karena telah menyayangiku,,,, Terima kasih karena selalu membuatku bahagia,,, Terima kasih karena sudah menerima ku dengan apa adanya..!".
Sean diam menyimak ucapan lirih dan terbatanya hana. setelah itu dia membelai kepala bagian belakangnya, kalau diapun terus menciumi ceruk leher hana juga, dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
Lama dalam posisi seperti itu tiba-tiba hana tertidur, mungkin dia kelelahan karena sekolah tadi.
Namun, dengan hana yang tertidur pulas justru membuat sean terus membelai wajah ayunya, dr mata indah yang terpejam tenang. Pandangan mata Sean benar-benar tidak bisa lepas dari hana yang begitu terlelap. dengan penuh kekaguman dan pujian.
Dia merasa benar-benar beruntung karena memiliki seorang hana, karena dia tidak pernah membayangkan kalau hal seperti ini akan dia rasakan, jatuh cinta dengan begitu dalamnya pada seorang wanita.
****
Sedang posisi vino saat ini, dia berada di perusahaannya mengalihkan perhatian sintya yang sedang mengintainya. karena vino tidak ingin keberadaan hana di ketahui oleh sang mama.
Sebenarnya dalam hati vino ada sedikit kelegaan jika mengingat hana hidup bersama orang yang ingin sekali di jauhi sang mama, karena mamanya juga selalu berusaha mencelakai hana. entah ada dendam apa sang mama dengan keluarga hana. tapi yang jelas mamanya selalu berusaha membuat hidup hana dalam celaka.
Tapi, mengingat siapa sosok Sean, vino kembali merasakan khawatir, namun setidaknya dia melihat sendiri kalau hana cukup bahagia hidup dengannya, dan masalah mengambil hana dari tangan Sean, dia pikirkan belakangan. sampai sang mama pergi dari negara ini.
Dari ruang kerjanya, dia menatap ke arah layar laptop, yang di mana itu menampilkan sosok sang mama yang berada di dalam mobil, dan akan mulai melenggang pergi.
Setelah itu vino berdiri dari kursinya, dan langsung menyahut ponsel yang tergeletak di atas meja kerjanya. kemudian mengutak-atiknya sebentar untuk menghubungi seseorang.
Tuut,,,
" Ya pak! " jawab yang di sebrang panggilan.
" Apa mama sudah akan pergi? " .
" Sepertinya iyya,,, karena aku melihat catatan pembeli tiket pesawat dua jam lagi! " jawab yang di sebrang. vino yang mendengar itupun merasakan lega , karena mamanya sat ini pasti akan langsung menuju ke bandara untuk ke kembali.
" Siapkan mobil,,, kita akan pergi sekarang " ucap sean ya langsung mematikan panggilan. setelah itu melangkah lebar menuju ke mobilnya.
Sesampainya di mobil dia langsung memakai sabuk di pinggang untuk menyembunyikan senjatanya. sang supir yang tidak paham dengan tujuan vino pun bertanya. " memangnya kita mau ke mana pak..!" .
Sambil merapikan kaca matanya vino menjawab, "kita akan ke rumah mafia itu, saya akan memberi tahu siapa pria yang hidup bersamanya saat ini! "
" Apakah itu tidak terlalu berisiko? " tanya sang supir.
"Hmmm, ,, tapi aku harus segera mengambil hana darinya,,, karena bersamanya juga bukan hal baik buat hana! ".
Supir pribadi Vino pun diam mendengar setiap alibinya dalam niat vino untuk mengambil hana. meskipun begitu, sang supir juga tidak bisa berbicara banyak, karena apa yang di katakan vino adalah sesuatu yang mutlak, dan tugas yang tak bisa di bantah.
****
Sedangkan di mansion, saat ini hana tidur dengan memeluk erat Sean, dia terlihat sangat tenang ketika di posisi ini. dengan tangan sean yang terus mengusap lembut punggungnya.
Posisi sean yang setengah duduk tampak fokus pada laptop yang di pangkunya , hingga tiba-tiba sebuah pesan masuk menyela di layarnya.
" Bos,,, sepertinya kita kedatangan tamu orang yang kemarin? " , vino terdiam sebentar, setelah itu dia menutup laptopnya dan bersiap turun dari ranjang. karena sepertinya dia tahu siapa tamunya saat ini.
Tapi sayangnya tangan hana dengan dekat meraih pinggangnya "jangan kemana-mana,, " katanya dengan suara yang sangat serak.
Sean tersenyum sekilas, "aku ingin menemui seseorang sebentar,, " .
" Siapa? " .
" Bukan siapa-siapa! " bohong Sean.
" Aku mau ikut " kata hana sambil merentangkan tangannya.
" Kamu istirahat saja dulu,, saya hanya sebentar saja,,! " kekeh sean. dan akhirnya hana mengangguk dengan patuh.
Cup...
Sean mencium sekilas kepala hana, yang kemudian tetap berlalu meninggalkan hana di atas ranjangnya. setelah itu hana tidak bisa tidur lagi, karena matanya yang sudah terlanjur terbuka.
Karena boring, hana pun memutuskan untuk membasuh wajahnya lalu turun untuk berjalan-jalan di mansion.
Sedangkan di bawah, vino yang sudah menunggu Sean terlihat menatapnya dalam, seolah-olah ada hal serius ya ingin dia bicarakan pada Sean.
Dan hanya dengan sorot matanya itu, sean pun tahu apa maksud dan tujuan vino kembali ke mansionnya saat ini. tapi dia tetap santai dalam menghadapinya.