Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8 semakin menyesal
kenalan dulu sama Amara dan Mattew yukkk.....


Mattew Qiang Shin Nix


Amara Santya Raharja
Flass of
Malam kian larut dan telah hampir dini hari, tapi Amara tetap tak kunjung bisa kembali memejamkan matanya.
Bayang bayang kedatangan seorang Mattew Qiang Shin Nix menemuinya tadi pagi seolah sukses mengusik ketenangan yang telah susah payah kembali ia dapatkan paskah tragedi penangkapannya hingga berakhir dengan dirinya yang di jebloskan ke dalam penjara saat ini.
Perlakuan buruk seorang Mattew Nix kepadanya di masa lalu membuatnya benar benar membuatnya tremor dan seperti tak mampu mengendalikan dirinya sendiri.
" kau masih ingat denganku kan....Amara...?! " kata Mattew tadi pagi ke padanya sambil melangkah mendekat ke arahnya.
Amara yang terus melangkah mundur akhirnya tak bisa lagi menghindar kala punggungnya terantuk dinding.
Mattew tiba tiba melingkarkan tangannya pada pinggangnya dan satu tangannya lagi berada tepat di belakang punggungnya namun menempel pada dinding.
Tubuh keduanya seketika menempel.
" apa kau tahu dengan siapa kau berurusan saat kau berani menjadikan adikku sebagai salah satu pion rencana busukmu itu ?! " kata laki laki itu lagi tepat di telinganya.
" percayalah...kau akan membayar mahal semua yang telah kau lakukan pada adikku " lanjut laki laki itu sebelum akhirnya ia melepaskan dekapannya pada tubuh ringkih Amara kemudian berlalu begitu saja dari tempat itu dan meninggalkan Amara yang kini telah jatuh duduk terkulai di lantai.
Dengan tangan yang terasa dingin Amara terus memeluk tubuhnya yang kian gemetar sambil tidur miring membelakangi April.
lagi lagi ia memeluk dirinya sendiri dengan erat dan tak henti merutuki dirinya kala ia mengingat ancaman Mattew tadi pagi padanya.
" bodohnya kau Amara..."Amara merutuki perbuatannya yang melibatkan seorang Mylea ke dalam rencana gilanya.
Seorang wanita yang baru ia tahu adalah seorang nona muda.
Lebih tepatnya adik dari seseorang yang paling ia hindari dan tak ingin ia temui sama sekali.
" berani beraninya kau melibatkan dirimu dengan laki laki mengerikan itu " lanjut Amara masih bermonolog menyalahkan dirinya sendiri.
Jika dahulu tanpa membuat kesalahan laki laki itu tega berbuat seburuk itu padanya.
Lalu sekarang ?!
Apa yang akan laki laki itu lakukan padanya saat ia dengan nyata berani melibatkan adik laki laki itu bahkan berani berniat jahat kepadanya.
" kau benar benar bodoh Amara...kau akan mati kali ini " desis Amara lagi pasrah dan putus asa.
Mattew Qiang Shin Nix...Sebut Amara dengan suara bergetar lirih.
Ia telah menjadi saksi mata kekejaman pria itu di masa lalu.
Dan ia yakin...
seiring berjalannya waktu, Seorang Mattew Nix pasti semakin berkuasa.
Amara semakin bergidik ngeri mengingat hal itu.
Amara semakin menyesali tindakan bodohnya yang melibatkan seorang Mylea Nix dalam rencananya menghabisi adik sepupunya sendiri.
🍀
Beberapa hari dan hampir satu minggu telah berlalu,
Amara sedikit tenang setelah waktu dan hari yang telah berlalu sejak seorang Mattew menemuinya, ia tak lagi menerima kabar apa pun.
Perlahan ia pun mulai menyiapkan diri dengan segala kemungkinan yang mungkin saja terjadi kepadanya.
Dan akhirnya..
Setelah berhari hari terpuruk,
Hari ini...untuk pertama kalinya sejak hari Mattew menemuinya,
Amara terlihat kembali menyantap sarapannya dengan tenang dan bergaul dengan santai bersama teman teman sesaka nara pidana lain kembali.
Waktunya istirahat dan makan siang setelah kesibukan berkarya hampir seharian di lapas.
Amara terlihat duduk berhadapan dengan April.
" kau sudah sehat Amara ?! " tanya April kepada temannya itu sambil menatap Amara yang nampak bersemangat memakan makan siangnya kali ini.
Bukan tanpa alasan April bertanya demikian, pasalnya setelah menerima kunjungan dari seseorang beberapa waktu yang lalu,
Amara nampak aneh di mata April. Sahabatnya itu terlihat menjadi pendiam dan seperti orang yang selalu ketakutan.
" hemm....aku baik baik saja April, sudah makan makananmu dan jangan memperhatikanku saja " kata Amara kepada April.
April memanyunkan bibirnya.
" aku hanya khawatir padamu Amara "
" jangan terus khawatir padaku April....aku baik baik saja....dan akan terus baik baik saja, percayalah..." kata Amara sambil meletakkan sepotong daging di piring April.
" jangan menolak lag, kau butuh banyak daging agar tubuhmu yang kurus itu berdaging " kata Amara menghentikan kalimat April yang masih akan terucap.
Tubuh April memang cenderung kurus, bahkan sangat kurus malah menurut Amara.
Teng teng teng
Lonceng terdengar di pukul, tanda istirahat siang ini telah usai.
Seperti yang lain, Amara dan April turut meninggalkan ruang istirahat dan kembali ke area berkarya di lapas ini.
Semua nara pidana di lapas ini memang di aktifkan untuk lebih berproduksi.
Mereka membuat karya karya yang kemudian akan di jual oleh pihak lapas di luar lapas.
Dan hasilnya akan di masukkan ke dalam buku tabungan pribadi para narapidana itu.
Di kemudian hari, tabungan itu akan di berikan kembali kepada sang nara pidana kala mereka keluar dari lapas.
Jadi tujuannya adalah...
Agar para nara pidana di lapas itu memiliki tabungan saat mereka keluar dari lapas. Dan itu akan bisa mereka jadikan sebagai modal membuka usaha untuk biaya hidup mereka secara mandiri kelak.
" nona Amara....ada panggilan untuk anda "
Baru saja akan memasuki arena berkarya, Amara di panggil oleh seorang petugas.
Degh...
Seketika jantung Amara seperti berhenti berdetak.
Tubuhnya tiba tiba terasa dingin.
( apa ini waktunya....?! ) bisiknya di dalam hati.
Ia memang sudah bersiap diri, namun tetap saja ia tak sekuat itu.
" panggilan untukku ?! " cicit Amara masih meyakinkan diri.
" ya...kepala lapas meminta anda untuk datang ke ruangannya "
" kepala lapas ?! " Amara kian kaget.
" untuk apa pak...Amara tak berbuat kesalahan sama sekali.
Dia juga tidak terlibat keributan "
Juwita yang juga salah satu kawan baik Amara tiba tiba berdiri di antara Amara dan petugas itu.
" iya kami tahu...tapi saya hanya menjalankan perintah.
Nona Amara di panggil ke ruangan kepala lapas " terang petugas itu.
" kalau begitu lebih baik kami temani dia....kami tak mau dia kembali sakit seperti kemaren " Juwita masih membela Amara, dan hal itu sungguh membuat Amara terharu.
Entah kenapa...
Amara yang biasanya sombong dan angkuh tiba tiba memiliki banyak teman ketika dirinya masuk penjara.
Mungkin masuk penjara dengan alasan membunuh, ia jadi sedikit di segani oleh penghuni lapas lain.
Namun tak dapat di pungkiri oleh Amara, hal itu sungguh menghibur dirinya dan cukup mampu mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki kepedulian dengan orang lain.
Andai boleh...rasanya tak apa ia tinggal selamanya di lapas ini.
Orang orang di lapas ini benar benar sangat baik padanya, mereka juga memperlakukan Amara seperti seorang saudara.
Lihatlah bagaimana April tadi mengkhawatirkannya...dan sekarang....lihatlah Juwita yang begitu peduli padanya.
" sudahlah Juwi...aku akan baik baik saja..." kata Amara sambil memegang lengan wanita itu agar wanita itu sedikit lebih tenang.
" tapi Amara..hari itu kau...." Juwita membantah ucapan Amara.
" tak apa...percayalah aku akan baik baik saja...." potong Amara.
" aku pergi dulu...sebaiknya kalian cepat kembali berkarya,
selesaikan target kita tepat waktu " kata Amara menyemangati teman temannya.
" kau janji akan baik baik saja ?! " kali ini April yang kembali berucap.
" hemm...aku janji, aku akan tetap baik baik saja sekembalinya aku dari ruang kepala lapas " kata Amara dengan senyum lebar tersungging di bibir tipisnya.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗