PUTRI ANGKAT KAISAR

sementara di kediaman Tuan Baron.

dia memandangi wajah ketiga orang yang sedang berdiri di hadapannya. siapa lagi kalau bukan kedua anaknya dan ditambah lagi oleh Putri Priscilla.

"hah!! kan ayah sudah bilang ! jangan lama-lama berada di luar, berbahaya. Untung saja kalian bisa bertarung, kalau tidak ayah tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi kepada kalian.!" serunya dengan sedikit frustasi memikirkan kedua anak perempuannya sempat bertarung dengan para pembunuh bayaran yang mencoba untuk menyerang sang kaisar.

Putri Priscilla dan Putri Celine, serta tuan muda alderick hanya bisa terdiam mendengar ocehan dari sang ayah.

"tapi kan kami sudah pulang ayah..?" ucap alderick dengan suara lembut. bukan bermaksud ingin membantah, tetapi memang mereka telah kembali dengan selamat.

"hah!! Iya kalian telah kembali! tapi ayah tidak ingin kejadian ini terulang kembali. ini sudah malam, kalian sana kembali ke kediaman masing-masing dan beristirahat." ucap Tuan Baron.

dia tak menanyakan apapun tentang kaisar ataupun sebagainya, dia hanya mempedulikan keselamatan anak-anaknya dan juga Putri Pricilla. dia yang hanya seorang bangsawan tingkat rendah, tentu sangat menyayangi mereka.

"baiklah ayah.."

"ayah jangan marah-marah terus.. nanti darah tingginya naik.!" ledek Putri Celine yang membuat Tuan Baron melototkan matanya ke arah sang putri.

sementara Putri Celine tak merasa takut. justru sebelum bergegas masuk ke dalam kediaman, dia memeluk tubuh hangat ayahnya dengan penuh kasih sayang.

"selamat malam ayah.. ayah juga harus istirahat, jangan bergadang terus." gumamnya membuat perasaan Baron Jacob menjadi hangat. dia turut membalas pelukan putrinya tak kalah erat.

sementara Putri Pricilla menatap dengan iri melihat kehangatan ayah dan anak yang mungkin masih belum diterimanya sampai sekarang.

Tak butuh waktu lama, Mereka pun langsung melerai pelukan. Setelah itu mereka semua langsung bergegas meninggalkan Tuan barang Jacob. Tuan baron memandangi kepergian anak-anak itu dengan senyuman.

"Untung saja anakku tidak berubah. walaupun sudah bertahun-tahun hidup di istana yang keras dan penuh dengan intrik, putriku tidak berubah menjadi sosok pribadi yang takut, atau pribadi yang pengecut. Hah!! walaupun putriku tak bisa memiliki kolam spiritual di masa lalu. tapi sekarang, aku tidak perlu mengkhawatirkan Mereka lagi. mereka sudah bisa melindungi diri sendiri.. Hais.. tapi tetap saja, aku sebagai seorang ayah tetap merasa mencemaskan mereka." ucapnya sambil menghembuskan nafas yang kasar. bagaimana tidak, dia tentu sangat menyayangi anak-anaknya dan tentu tidak ingin terjadi apa-apa dengan mereka.

"ayo kita kembali." tutur tuan Baron kepada asisten kepercayaannya.

******

sementara di posisi Putri Celine.

setelah masuk ke kediaman, dia langsung membersihkan dirinya. kemudian bergegas masuk ke dalam ruang dimensi untuk kembali bersemedi dan mengobrol dengan sang penjaga dimensi.

"aku datang.." ucapnya membuat sang musang yang berada di dalam ruang dimensi mendengus.

"kenapa Anda begitu lama sekali nona. kau meninggalkanku sendirian dalam ruangan ini. Hah!!" ucapnya dengan kesal. Celine pun langsung mengangkat sebelah alisnya.

"kenapa menyalakanku..? bukankah tempat tinggalmu memang di sini ? Apa kamu ingin keluar ? tapi kamu sendiri tak punya kekuatan untuk melindungi diri." ucapnya membuat musang itu membuang muka dengan cemberut.

"hais.. kenapa bicara Anda jujur sekali nona..?" gumamnya membuat Putri Celine terkekeh.

"baiklah baiklah.. maafkan Aku. lalu bagaimana dengan bahan-bahan herbal yang sudah kamu panen.?" tanya Putri Celine lagi.

"mm.. semuanya sudah berada di dalam ruang lab Putri. kita bisa pergi ke sana untuk mengelolanya." jawab sang musang. Putri Celine menganggukkan kepalanya.

"kalau begitu ayo kita pergi.."

akhirnya mereka berdua pun langsung bergegas menuju ruang lab yang ada di dalam ruang dimensi tersebut. setelah masuk, Putri Celine langsung mendapati berbagai bahan herbal yang langka sudah tersusun rapi di sana.

dia yang baru saja memiliki kemampuan meracik obat-obatan langsung terlintas jenis obat-obatan di kepalanya yang harus ada dan wajib ada.

dengan gerakan cepat, dia pun langsung membuat pil penyembuh tingkat tinggi, tingkat menengah dan juga tingkat rendah. kemudian dia langsung membuat pil kecantikan, dia targetkan hanya sekitar 5 butir saja. kemudian dia melanjutkan juga membuat pil untuk membantu orang menerobos tingkat ilmu bela diri dengan mudah. dan yang terakhir adalah membuat pil penawar 1000 racun, dan juga membuat racun itu sendiri sebagai senjata nanti.

Putri Celine terlihat sangat fokus dan mengerjakan semuanya dengan hati-hati. sementara musang itu juga turut membantu tuannya untuk menyelesaikan Apa yang dibuatnya. setelah selesai, dia pun memutuskan untuk kembali ke kediamannya, di mana hanya terlewatkan beberapa menit saja.

******

keesokan harinya, keluarga Baron langsung mendapatkan undangan resmi dari istana. mereka diundang untuk datang memenuhi perjamuan bersama dengan keluarga. mereka di sana juga turut meminta untuk mengajak Putri Pricilla ikut.

"ada apa ini ayah..? kenapa semuanya pada diam ?" tanya Putri Celine yang agak terlambat bergabung dengan keluarganya.

"oh! ini ada undangan resmi dari kaisar untuk keluarga kita. kita disuruh untuk menghadiri perjamuan yang akan diselenggarakan oleh kaisar." ucap Tuan Baron dengan sedikit tertekan. jujur, dia tidak ingin membawa keluarganya yang akan berpotensi dikenali oleh semua orang.

cukup saja orang-orang tahu kalau ketujuh Putra dari tuan Baron adalah orang-orang sampah dan bodoh yang tak bisa menaikkan tingkat ilmu bela diri mereka.

tetapi mereka, rakyat biasa dan para bangsawan tak mengetahui seperti apa sosok wajah ke-7 putranya.

tanpa dipersilakan Putri Celine pun langsung duduk di samping ibunya dan juga Putri Priscilla yang sudah berada di sana.

"terus kenapa wajah ayah dan ibu terlihat tertekan ?" tanyanya dengan santai.

"hais.. maafkan ayah nak. sebenarnya ayah tidak ingin membawa semua anak-anak ayah. karena ayah takut semua orang akan mengenali kalian. tetapi ini adalah undangan resmi kaisar yang mengatakan kalau kita sekeluarga harus turut hadir. dan ayah tidak mungkin tidak menuruti permintaan kaisar." ucapnya dengan frustasi.

Putri Celine pun menoleh ke arah Putri Pricilla yang duduk di sampingnya.

"terus menurut Putri bagaimana..? Apakah kita akan datang ?" Putri Priscilla tersenyum mendengar pertanyaan saudara angkatnya.

"tentu saja. Tuan Baron tidak perlu khawatir dan cemas. aku sudah mengirimkan surat kepada ayah, dan mengatakan kalau hanya ada kita dan tidak ada orang lain yang boleh berada di sana. dan aku mengatakan kepada ayah, agar perjamuan ini hanya dikhususkan untuk kita saja." ucapnya. Putri Celine yang melihat hal itu menganggukkan. sementara Tuan Baron dan nyonya barones langsung menghela nafas lega.

"pantas aja Anda terlihat tenang dan baik-baik saja Putri." tutur Putri Celine lagi.

"tentu saja Putri. Aku tidak ingin ada orang yang melihatku dalam kondisi yang sudah baik dan sehat. kekuatanku masih belum cukup untuk menghalau kekuatan mereka." ucapnya membuat semua yang ada di sana tersenyum.

"terus kapan kita akan berangkat ayah..?" tanya Putri Celine lagi.

"dua hari lagi. dua hari lagi kita akan berangkat ke istana. mulai sekarang, Putri Priscilla dan kamu Celine harus bersiap-siap." ucap tuan Baron yang langsung dibalas dengan anggukan kepala dari keduanya.

"baiklah kalau begitu ayah.." setelah mendapatkan perintah seperti itu dari tuan Baron, keduanya pun langsung berpamitan untuk kembali mempersiapkan segala sesuatu yang harus mereka bawa. termasuk buah tangan yang harus dibawa dan diberikan kepada sang kaisar.