Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Siapa Sebenarnya?
Drakara semakin cemas ketika Latisha mempersilahkan Rimona untuk duduk dan bicara dengannya. Drakara berusaha memberi isyarat kepada Rimona untuk tidak bicara yang bukan-bukan dengan Latisha. Rimona pun hanya tersenyum sinis saat melihat tingkah Drakara tersebut.
"Memangnya apa yang ingin kamu bicarakan?"
Latisha menatap Rimona yang kini sudah duduk di hadapan mereka.
"Sebenarnya ada hal penting yang ingin aku bicarakan ini mengenai ." Rimona sengaja menjeda kalimatnya, ia melirik Drakara yang terlihat semakin pucat, dalam hati Rimona tersenyum senang.
"Cepatlah katakan apa yang ingin kamu katakan." ujar Latisha tak sabar. Ia pun ingin segera melihat reaksi Drakara saat Rimona mengatakan bahwa Sageon adalah putranya dan bukan putra dari Drakara dan juga dirinya.
"Baiklah....aku hanya ingin mengatakan...Aku turut berbela sungkawa karena kamu bercerai dengan Drakara." Rimona tersenyum mengejek ke arah Drakara dan juga Latisha.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" Drakara menatap tajam ke arah. Rimona, namun dalam hati ia bersyukur karena Rimona tidak mengatakan sesuatu tentang Sageon.
"Memang nya kenapa? Aku hanya ingin mengucapkan itu saja. Bukankah kalian Memang sudah bercerai? Sebenarnya aku menyayangkan kejadian ini, padahal kalian adalah pasangan yang sangat serasi, dan aku tahu bagaimana perjuangan kamu untuk mendapatkan Latisha." ujar Rimona.
"Jadi hanya itu ingin kamu katakan?" Latisha menatap tajam ke arah Rimona yang menganggukkan kepalanya. Sial ternyata dia tidak mengatakan hal yang sebenarnya, padahal Latisha sudah menunggu momen tersebut. Ia ingin melihat Bagaimana reaksi Drakara saat Rimona mengatakan fakta sebenarnya tentang Sageon, tapi ternyata Rimona mempermainkan mereka. Entah apa yang diinginkan wanita itu Latisha yakin sepertinya Rimona memiliki rencana lain terhadap Drakara.
"Kalau cuma itu yang ingin kamu katakan, sudah pergi sana. Kenapa masih tetap di sini? Aku tidak ingin kamu mengganggu kami lagi." usir Drakara. Rimona pun hanya tersenyum menanggapi ucapan Drakara, ia pun beranjak dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan meja Drakara, namun sebelumnya ia mengatakan sesuatu yang membuat Drakara semakin kesal kepada wanita itu.
"Nanti aku akan menghubungimu lagi, aku akan minta sesuatu padamu." ujar Rimona sambil tersenyum. Sedangkan Drakara hanya menatap tajam wanita itu, ia tahu mungkin ada sesuatu yang Rimona inginkan darinya tapi ia tak akan menggubris wanita itu. Untuk saat ini ia merasa sedikit aman karena Rimona tak mengatakan yang sesungguhnya kepada Latisha.
Setelah kepergian Rimona, Drakara, Latisha dan Sageon pun menikmati makan malam mereka yang telah tersaji di atas meja Mereka pun menyantap makanan mereka dalam keheningan. Semuanya sibuk dengan pikirannya masing-masing, jika Drakara tengah memikirkan bagaimana caranya ia mengatakan hal yang sesungguhnya kepada Latisha tentang Sageon, maka berbeda dengan Latisha yang kini tengah mengatur rencana selanjutnya untuk balas dendam kepada Nurcelia atas semua yang telah ia lakukan padanya. Sepertinya ia memiliki cara yang bagus untuk membuat Nurcelia semakin kelabakan. Ia pun tersenyum dan memutuskan untuk menjalankan rencananya itu namun ia butuh dukungan dari seseorang yang akan membantunya melakukan hal ini. Dan ia tahu siapa orang yang bisa ia mintai tolong untuk membantunya.
Setelah selesai dengan makan malam mereka Latisha pun lalu menatap Sageon dan mengusap rambut bocah itu dengan penuh kasih sayang.
"Apa kamu masih kangen sama mama?" tanya Latisha dengan sorot mata yang memancarkan sesuatu yang tak bisa Sageon artikan.
"Iya tentu saja aku sangat merindukan mama." Jawab Sageon.
"Bagaimana kalau malam ini kamu menginap dengan mama? atau mungkin kita bisa tinggal selamanya berdua." ujar Latisha lagi.
"Boleh kah? apa Mama ingin kembali tinggal bersama kami?" Sageon melirik papanya yang tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Drakara berpikir bahwa Latisha mungkin ingin kembali tinggal bersama mereka bertiga seperti dulu.
Mungkin saja Latisha cemburu dengan Rimona hingga ia pun memutuskan untuk rujuk dengannya.
"Tidak, mama hanya ingin kamu tinggal dengan mama. Kita hanya akan tinggal berdua. Bagaimana menurutmu?" tanya Latisha.
Sontak saja perkataan Latisha itu membuat Drakara terkejut. Ia tak mengerti dengan maksud dari mantan istrinya itu. Drakara pun menatap Latisha dengan raut penasaran.
"Apa maksudmu?" tanya Drakara.
"Aku hanya ingin mengajak Sageon tinggal bersamaku, aku akan mengajukan hak asuh anak agar Sageon bisa tinggal bersama denganku." ujar Latisha sambil tersenyum penuh arti.
"Jangan Gila Latisha. Bukankah kamu sudah tidak mempermasalahkan hak asuh anak saat kamu memutuskan bercerai denganku? biarkan Sageon tinggal bersamaku, tidak mungkin ia akan tinggal bersamamu karena kamu sibuk bekerja sedangkan bersamaku Sageon bisa tinggal bersama mama dan papaku." Ujar Drakara.
"Aku berubah pikiran Drakara, aku akan mengajukan hak asuh anak ke pengadilan. Seharusnya Sageon tinggal bersama ku karena ia masih di bawah umur." Ujar Latisha lagi.
"Tidak, jangan lakukan itu Latisha. Jika kamu ingin kembali tinggal bersama Sageon maka kamu pun harus bisa menerima aku tinggal bersama kalian. Lebih baik kita rujuk saja jika kamu ingin kita bersama-sama lagi." ujar Latisha.
"Sudah aku katakan padamu bahwa aku tidak ingin rujuk denganmu Drakara. Aku hanya ingin tinggal dengan Sageon agar aku bisa mendidiknya dengan baik." ucap Latisha. Ia pun lalu melirik ke arah Sageon yang tampak terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Latisha. Bocah itu merasa bingung karena sebenarnya ia pun ingin tinggal bersama Latisha tapi ia juga ingin tinggal bersama Drakara. Ia mau tinggal bersama mereka seperti dulu.
"Aku yakin kamu tak akan pernah memenangkan kasus ini Latisha karena kamu tidak memiliki kekuatan untuk itu. Kamu single mother yang bekerja itu artinya kamu akan meninggalkan Sageon sendiri di rumah. Dan itu akan menjadi bahan pertimbangan hakim agar tidak memberimu hak asuh. Jadi lebih baik kamu urungkan niatmu itu. Jangan menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengurus hak asuh anak karena itu akan sia-sia." suara Drakara meninggi mengakibatkan semua orang yang berada di sana memperhatikan mereka.
"Jaga suramu Drakara, jangan mempermalukan kita di sini." ujan Latisha sedikit menggeram.
"Ini semua karena kamu yang memulainya. Sudahlah, aku tahu kamu sebenarnya ingin kembali rujuk denganku kan? kamu menggunakan Sageon sebagai alasan kamu untuk bisa bersamaku lagi?" ujar Drakara percaya diri. Ia tersenyum ke arah Latisha dengan raut penuh kemenangan.
"Jangan mimpi. Aku tidak akan pernah mau kembali denganmu, aku hanya ingin Sageon tinggal bersamaku karena aku tidak yakin kamu bisa mendidik Sageon dengan baik apalagi jika Sageon di biarkan tinggal bersama mamamu itu." ujar Latisha.
"Memang nya ada apa dengan mamaku? Selama ini Sageon baik-baik saja tinggal sama mama." Ujar Drakara.
"Benarkah? Tapi aku dapat laporan dari guru Sageon kalau sekarang ini Sageon sulit di atur. Ia bahkan berani membawa gadget dan bermain game online saat sedang belajar. Apa itu baik? Padahal selama ini aku tidak memperbolehkannya bermain gadget." Ujar Latisha. Ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menunjukan pesan yang di kirim oleh guru Sageon di sekolah.
Drakara pun mengerutkan keningnya. Ia membaca banyak pesan di ponsel Latisha yang berasal dari guru Sageon.
Ia pun tak menyangka jika putra nya ternyata selalu bikin onar di sekolah. Ia pikir Sageon baik-baik saja paska perpisahannya dengan Latisha. Tapi ternyata keadaan Sageon tak sebaik yang ia pikiran. Salah ya yang tak terlalu memperhatikan Sageon dan menyerahkan langsung pendidikan Sageon kepada Sekolah dan juga Nurcelia yang berada di rumah.
"Laporan ini bisa aku jadikan bukti di pengadilan agar aku bisa mengambil hak asuh Sageon jatuh ke tanganku." Ujar Latisha lagi.
"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi. Sageon akan tetap bersamaku. Jika kamu memang ingin bersama dengannya itu artinya kamu harus rujuk denganku." Drakara kekeh dengan pendiriannya.
"Kita lihat saja nanti di pengadilan, aku tak akan gentar melawanmu Drakara. Aku yakin aku akan memenangkan hak asuh Sageon." Ujar Latisha sambil tersenyum. Ia sadar, sebenarnya tak mungkin menang melawan Drakara dengan kekuatannya. Hanya saja ia ingin tahu langkah apa yang akan Drakara ambil jika ia benar-benar melayangkan gugatan hak asuh anak. Apa Drakara akan mengungkap fakta tentang siapa sebenarnya Sageon?
bagaimana respon mu