Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
🌸🌸🌸
"Kakak, Aurel sayang kakak," ucap Aurel dengan terisak-isak.
"Iya sayang, kakak juga sayang Aurel," jawab Annin dengan mencium pucuk kepala Aurel.
"Kakak pergi sayang," ucap Annin melangkahkan kakinya keluar dari kamar, meninggalkan Aurel yang masih terus menangis.
"Maafkan kakak Aurel,"
"maafin Aurel, kak Annin, semua ini terjadi karena Aurel," ucap Aurel dan Annin dengan waktu yang sama dan tempat yang berbeda.
***
"Hay, nona manis," sapa pria kekar yang berada diposisi paling depan. "Bagaimana nona, siap uangnya, atau siap ikut kita," sambungnya lagi.
"Saya akan ikut kalian," jawab Annin mantap lalu berjalan mendahului para renternir itu, dengan langkah pasrah menuju mobil. Annin memilih duduk dikursi samping kemudi.
Annin tidak ingin duduk dibelakang yang pastinya ia akan diapit dan berjimpitan dengan para pria menyeramkan itu.
Saat dalam perjalanan annin lebih banyak melamun. Melamunkan takdir hidupnya yang tidak pernah mulus. Annin pasrah akan diapakan untuk menebus hutangnya. Annin hanya berdoa semoga saja ia diberikan pekerjaan seperti, pembantu misalnya. Tapi itu tidaklah mungkin, mengingat bos dari para renternir itu adalah seorang yang berkuasa di daerahnya dalam urusan hal yang di ilegalkan.
Yang Annin tau mereka menjadi pusat perdagangan narkoba, bahkan Annin juga tau bahwa mereka juga memperdagangkan manusia/wanita untuk dijadikan simpanan ataupun wanita peliharaan.
Annin tau semua itu, karena ia sendiri juga berencana menjual dirinya jika tidak diberikan pinjaman. Tapi apa bedanya sekarang, mereka mampu membawa Annin, dengan berbagai cara rencana yang mereka buat.
Memang sangatlah murahan dirinya saat ini, tapi apa yang bisa ia lakukan. Bukankah nyawa lebih mahal daripada kesucianya dan juga kehormatanya. Jangankan tubuhnya, Annin bahkan rela jika detik ini juga harus menukar nyawanya demi adiknya yang begitu ia sayangi.
Annin mungkin rela memakan makanan dari tong sampah daripada menjual diri, Tapi, Annin lebih rela lagi menjual dirinya bahkan nyawanya demi adiknya Aurel.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam. Kini Annin sudah berada didalam ruangan sebuah hotel.
Annin dibuat tercengang saat ia tahu bahwa hotel itu mempunyai ruang bawah tanah tersembunyi yang begitu luas dan juga mewah.
Annin hanya menurut saat para pria kekar itu mengawalnya sampai ke sebuah ruangan yang berisi kurang lebih 20 orang gadis-gadis cantik yang berpakaian sangat minim dan siap untuk diperdagangkan.
Saat ini, pandangan Annin terkunci saat melihat seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan Aurel. Dan saat itu juga Annin langsung teringat dengan Aurel yang juga kalah malangnya.
"Ini!" seorang wanita paruh baya memberikan Annin pakaian yang tentunya juga sangat minim. "Cepat pakai, dan setelah itu ikut saya." sambungnya lagi.
Annin menerima pakaian minim itu dan melangkahkan kakinya ke sebuah kamar kecil yang berada di ruangan itu.
"Pakaian apa ini, apa bedanya dengan tidak memakai busana." ucap Annin saat memandang pantulan tubuhnya di dalam cermin dikamar kecil itu.
"Aku harus terbiasa memakai pakaian seperti ini mulai sekarang," ucap Annin menepis kasar buliran bening dikedua sudut matanya. "Annin kau harus kuat, bukankah kau rela menukarkan nyawamu demi Aurel. Jadi jangan pernah menangis lagi, Aurel membutuhkanmu sekarang," ucap Annin berbicara pada pantulan dirinya dicermin yang tersenyum paksa.
Sekarang Annin berada di sebuah ruangan, dan ada seorang dokter cantik yang terlihat lesu dan tak bersemangat. Annin tidak tau apa yang dialami dokter cantik itu, tapi Annin lebih bingung lagi kenapa ia berada disini dan kenapa ada seorang dokter disini apakah ia akan diperiksa dulu sebelum di jual.
"Silahkan berbaring di sini!" titah dokter cantik itu. Dan Annin mengikutinya. "Bukalah kedua kakimu Selebar mungkin." Sambungnya lagi.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩