NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Anak Genius / Identitas Tersembunyi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tigabelas

Avram menghela napas, “Olimpiade Fisika? Tapi tujuan kamu bukan itu, kan?”

Kasandra tergelak saat arah pembicaraan yang tegang berubah begitu saja menjadi genre komedi. Gadis berambut hitam pekat menggaruk cekuk lehernya yang tidak gatal. Memberi jeda agar kedua orang tuanya mencerna apa yang sedang Aletha bicarakan.

“Mamah tahu kamu jenius, tapi terkadang kejeniusan kamu justru buat kamu lupa hal-hal kecil seperti ini”

Avrem melirik istrinya, “Pasti kamu belum berpikir soal ini”

Aletha hanya diam, memiringkan wajahnya untuk mencerna apa yang tengah terjadi. Rencana-rencana besar yang telah dia rancang, tidak mungkin gagal dengan hal kecil yang tidak terpikirkan sebelumnya.

“Apa solusi masuk akal yang bisa kamu putuskan saat ini, sayang?”

Aletha mengores alis kanannya dengan kuku jempol, berpikir keras atas jawaban dari pertanyaan yang baru saja Kasandra lontarkan. Sepiring mie goreng wortel jadi jauh lebih membuatnya tidak selera. Gadis itu hanya sesekali menghela napas sambil memilin garpu dengan tangan kanannya.

“Papah tahu kamu selalu punya jawabannya, walaupun sering kali tidak spontan, dan itu nggak papa”

Malam ini, pada ruang sunyi ditemani debu dan suara berat dibalik telfon. Aletha mencari makna dari balik kalimat di foto Revano bersama teman-temannya, yang dia temukan diruangan ini. Meninggalkan sepiring mie goreng wortel dan kedua orang tua yang tidak protes sedikitpun.

“Tadi dilapangan, ada kalimat yang sama yang gue temuin di balik fotonya Revano”

“Kadang orang pinter tuh justru bosen ya belajar dikelas?”

Aletha hanya diam. Ucapan Khalil tidak salah tapi tidak sepenuhnya benar. Karena bagi Aletha memilih menghindar dari orang yang tidak suka dia intimidasi adalah penyelamat bagi mereka. Gadis itu hanya mencoba membantu agar guru sejarah itu tidak merasa dipojokkan, walau hanya sekedar dari tatapannya yang dingin, dan jawaban-jawaban masuk akalnya.

“Jadi, ada berapa spot yang lo curigai sekarang?”

Aletha menekan salah satu note pada piano yang sudah lama tidak digunakan. Masih berfungsi dengan baik jika dihitung dari terakhir kali Revano gunakan.

“Gue nggak beranggapan lo juga suka main piano, Al”

Avrem mengintip pada celah terbukanya pintu. Menatap anak perempuannya duduk di kursi piano dengan tenang, sambil mengambangkan jarinya diantara note. Bayangan Revano terlihat jelas, rasa rindu sekaligus cemas jadi satu saat bunyi piano terdengar.

“Tapi ini akan jauh lebih gila kalau berkesinambungan”

Gadis itu menoleh pada ponsel yang tergeletak dimeja yang tak jauh dari tempatnya duduk, “Maksunya?”

Avrem masih diam, ini kali pertama dia mendengar anaknya mempertanyaan pernyataan orang lain. Saat setiap kalimat yang dilontarkan semua orang selalu bisa dia cerna dengan baik.

“Iya, kalo Sean juga suka piano, iya kalo palang merah itu beneran dia? Sejauh ini gue temenan sama dia, Sean paling nggak bisa mainin nada alat musik apapun dan dia nggak suka peduli sama orang lain, buat apa dia jadi anggota PMR?”

Aletha melepas pelan, ambangan tabak, itu menjadi genggaman. Ucapan itu sekali tidak sinkron dengan apa yang Aletha lihat. Bentuk tulisan yang dia yakini bukan tulisan tangan Revano dan lambang palang merah yang ada di seragam Sean. Kenapa sekarang semuanya tampak berantakan? Atau selama ini dia melewatkan sesuatu? Melewatkan hal kecil itu?

“Kita cumann nggak bisa gegapah sama intuisi yang lo punya, gue nggak akan nyalahin apapun yang keluar dari pikiran lo, tapi kita juga harus lebih teliti”

“Olimpiade Fisika bukan tujuan gue, Khal”

Khalil menghela napas, yang dia takuti benar-benar terjadi. Bahkan lebih cepat pengakuan Aletha dari yang dia pikirkan sebelumnya. Maniknya mengintai isi kamar yang sepi, hanya ada beberapa buku yang tertata rapih dimeja belajar, dan rak kaca penuh mendali juga piala.

“Bagus dong, gue nggak perlu bunuh lo kalo sampe lo nyaingin gue” ucapnya dengan tawa.

Avram mendekatkan tubuhnya, bisa dia lihat bagaimana senyum miring terukir sangat berbeda dari bibir Aletha. Seperti gadis itu telah menemukan jawaban dari pernyataan yang bisa Khalil sebut sebagai bualan semata. Ucapan kecil yang jadi kisi-kisi paling penting dalam kasus ini.

“Aletha”

Pria itu menatap bingung pada panggilan yang di akhiri begitu saja. Sudah tidak ada nama gadis itu tertera dilayar pipih itu.

“Yah gue bisa bilang sih kalo dia cewek aneh dan gila”

Khalil tersenyum, menatap dinding kosong yang selalu jadi prantara dirinya dan otaknya untuk merekam wajah Aletha, maksudnya Athena disana.

“Gue punya tipe?”

Bicara soal tipe, Khalil adalah pria yang cukup tidak memikirkannya. Selalu tidak punya jawaban pasti, setiap teman-temannya termasuk ketiga sahabatnya itu menanyakan perihal, cewek seperti apa yang ingin dia jadikan pacar. Bahkan memikirkannya saja belum sempat sudah ditanyai tipe seperti apa yang dia inginkan.

Jujur, Khalil tidak peduli dengan bagaimana manusia hidup lebih lama, kenapa manusia harus berpasang-pasangan, dan kenapa dari sekian waktu yang dia jalani dihidupnya baru sekarang bertemu dengan Athena. Gadis yang merubah cara pandangnya melihat perempuan. Bahwa tidak semua perempuan selembut dan sepengertian ibu-nya, bahwa setiap perempuan tidak seberisik dan seingin tahu Jovanca, bahwa ada yang seperti Athena yang hidup di bumi.

To Be Continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!