Yang Kamu Curi Takkan Jadi Milikmu

Waktu berlalu, di satu bulan pertama. Kehidupan Camelia setelah Raisa di bawa ke asrama tetap tenang seperti dulu, dia juga tidak merasa kesepian. Karena memang ibunya sudah tidak lagi bekerja, jadi dia tidak lagi merasa kesepian. Dan di sekolah, Camelia juga disukai banyak teman. Dia memang anak yang manis dan baik. Dia sangat ramah dan suka berbagi. Teman-temannya juga sangat banyak.

Sedangkan di asrama. Satu bulan pertama. Raisa sungguh membuat kesabaran semua orang disana di uji. Dia kerap kali membuat gurunya darah tinggi. Dan membuat ibu asrama menghukumnya karena tidak mematuhi peraturan.

Namun saat Keanu dan Vania menjenguknya. Raisa malah mengadukan hal yang sebaliknya.

"Kakak" Camelia kecil senang sekali bertemu dengan Raisa.

Tapi saat Caca ingin memeluk Raisa. Raisa malah melewatinya dan memeluk Vania.

"Ibu, hiks... hiks... aku tidak mau tinggal di asrama Bu. Aku mau pulang. Ibu asrama galak sekali, dia selalu menghukum ku, padahal aku tidak tahu salahku apa? aku mau pulang Bu..."

Vania menoleh ke arah suaminya. Keanu mengangguk pelan.

Vania mengusap air mata Raisa. Sedangkan Keanu, mendekati Camelia dan menggandeng tangan anaknya yang terlihat sedih karena diacuhkan oleh Raisa itu.

"Raisa jangan menangis. Maksud ibu asrama pasti baik, pasti demi kebaikan Raisa..."

"Tapi ibu asrama itu selalu menggedor pintu setiap jam 5 pagi. Aku masih mengantuk ibu. Kalau aku tidak bangun, dia akan menghukum ku berdiri lima menit di depan jendela itu. Panas ibu. Setiap hari rabu, aku harus membersihkan kamar mandi juga membersihkan koridor ini. Bau sekali, banyak debu, tangan ku pegal, Ayah dan ibu saja tidak pernah menyuruhku membersihkan kamar. Aku aku pulang... hiks"

"Tapi kan Raisa melakukan tugas itu bersama teman-teman kan? segala pekerjaan yang dilakukan bersama-sama pasti terasa ringan kan? ibu dulu juga begitu! ibu juga tinggal di asrama..."

"Tapi kan Caca tidak!" sela Raisa menunjuk ke arah Caca dengan mata merah dan ekspresi kesal.

Keanu melihat kecemburuan yang besar di mata Raisa. Anak itu sepertinya memang tidak mengerti. Kenapa dia sampai di bawa ke tempat ini.

"Apa karena Caca anak kandung kalian?" tanya Raisa lagi.

Vania tercengang, kenapa anak seusia Raisa punya pikiran seperti itu.

"Raisa, sama sekali tidak seperti itu. Sekolah Caca kan dekat dengan rumah. Dia masih TK!" jelas Vania.

Raisa kembali menangis. Dia terus merengek minta pulang. Vania terus berusaha membujuk, tapi pada akhirnya Keanu memanggil ibu asrama dan menjelaskan di depan Raisa. Apa saja yang sudah Raisa langgar sampai dimarahi.

"Setiap pelanggaran memang kami terapkan hukuman. Supaya ada efek jera. Senior Raisa yang lain juga begitu. Dan pada akhirnya, setelah beberapa bulan. Mereka bisa beradaptasi dan melakukan semuanya dengan tertata. Raisa bisa melihatnya kan? tidak ada kakak senior yang kena hukum, karena mereka memang taat. Kalah Raisa taat peraturan, ibu juga tidak mungkin menghukum Raisa!" jelas ibu asrama itu.

Setelah pertemuan itu, Raisa kembali di tinggalkan oleh Keanu dan Vania.

Di perjalanan pulang, Keanu tampak mengusap kepala putrinya yang sedang tertidur dengan lembut.

"Apa kita perlu cari tahu asal usul Raisa? siapa tahu dia masih punya paman atau bibi?" tanya Keanu yang mulai merasa kalau Raisa tadi sikapnya terlalu kasar pada Caca. Vania juga langsung mengangguk setuju.

Satu bulan berlalu, sayangnya usaha Keanu dan Vania untuk mencari keberadaan saudara atau kerabat Raisa sama sekali tidak membuahkan hasil. Benar-benar tidak ada yang mengenal dua pemulung itu yang katanya bertemu di tempat itu dan kemudian mereka entah menikah atau belum dan memiliki Raisa. Tidak ada sanak saudara. Bahkan saat mereka bertanya-tanya pada orang-orang yang tinggal di kolong jembatan. Mereka justru mendapati informasi yang sangat mengejutkan.

Beberapa orang bahkan terkejut kenapa bisa dua orang baik seperti Vania dan Keanu yang juga datang membawakan beberapa makanan dan memberikan sedikit rezeki mereka dan berbagi untuk orang-orang yang tinggal di kolong jembatan itu. Bisa mengadopsi Raisa.

"Memangnya kenapa Bu?" tanya Vania penasaran.

"Huh, nyonya. Raisa itu anaknya kurang ajar sekali! dia itu suka marah-marah sama kedua orang tuanya itu. Kalau sudah ada maunya, teriak-teriak terus gak berhenti sampai malam. Dia itu tidak takut sama sekali sama kedua orang tuanya. Lempar sendal, lempar batu mah sudah biasa dia sama ayah dan ibunya!" cerita salah satu warga yang tinggal di kolong jembatan yang bisa di bilang tetangga mendiang ayah dan ibu Raisa.

Vania yang mendengarkan cerita wanita wanita paruh baya di sampingnya itu merasa sangat terkejut. Rupanya Raisa seperti itu, pantas saja dia bisa mengatakan hal-hal kasar. Vania mengusap dadanya. Sepertinya memang dia salah pilih anak untuk di adopsi. Tapi, mereka bahkan sudah mengadopsinya secara hukum. Sekarang, Raisa adalah tanggung jawab mereka.

"Anak kayak gitu, gedenya gak tahu jadi apa?" sambung seorang wanita yang sepertinya juga sangat kesal sekali pada sosok Raisa.

Vania merasa makin cemas. Usaha mereka selama satu bulan untuk mencari kerabat Raisa benar-benar sia-sia. Hingga mereka kembali mendatangi asrama. Kali ini, ibu asrama yang mengadu. Dan mengatakan kalau Raisa mulai usil pada teman-temannya. Di sekolah juga, dia selalu menyombongkan dirinya bahwa dia anak orang kaya dan dia bisa berbuat seenaknya di sekolah.

Keanu mengusap wajahnya kasar. Kali ini dia datang tidak membawa Camelia. Keanu pun menghubungi Ibunya dan meminta saran.

[Kenapa pusing Keanu! dia juga bukan anak kandung kamu. Kamu katakan saja supaya Ibu asrama dan kepala sekolah bertindak tegas sesuai dengan aturan. Jangan ada rasa tidak enak, karena kamu adalah seorang dokter yang pernah menyelamatkan keluarga mereka. Pokoknya bilang gitu! tegas Keanu. Biar tahu rasa anak nakal itu. Heran, kayaknya nggak sudah-sudah bikin masalah untuk keluarga kalian!]

Dan pada akhirnya Keanu mengikuti apa yang dikatakan ibunya. Saat dia menemui Raisa. Raisa kembali mengadu yang tidak benar padanya dan Vania.

"Tapi kata kepala sekolah! kamu yang bersikap kasar lebih dulu!" sela Keanu saat Raisa mengadu pada Vania.

Raisa langsung menundukkan kepalanya.

Keanu berdiri dan menepuk bahu Raisa.

"Bahkan jika ada anak menteri yang sekolah disini. Dia tetap harus ikut peraturan yang ada. Dan akan di hukum kalau melanggar. Apa yang kamu sombong kan! ayah bahkan tidak pernah berani sombong! kenapa kamu berani sombong?" pekik Keanu yang kali ini bicara dengan nada tinggi.

***

Bersambung...