Lin pan melihat kekasihnya sedang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Merasa marah dan gelap mata ia membunuh mereka berdua dengan keji.
Naasnya, setelah melakukan pembunuhan itu Lin pan malah tertimpa tas dari lantai atas. bukannya mati, Lin pan malah bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah 17 tahun bernama Mo Tian yang selalu di rendahkan oleh sektenya.
Mo Tian menemukan teknik Blood devour technique yang mampu menyerap dan mengendalikan darah.
Mampu kah Mo Tian membalaskan dendamnya kepada orang-orang sekte?
Ig: Agen.one
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
014: Pahlawan yang di anggap jahat
Tubuh Elder Han Wu tidak pernah hancur seakan-akan yang di siksa hanya jiwanya saja. Walaupun tidak sampai mendapatkan luka fisik. Tapi, rasa sakitnya sangat luar biasa menyakitkan.
Elder Han Wu merasa ingin mati saja dari pada harus terus mengalami penyiksaan seperti itu. Ia memohon-mohon kepada Mo Tian agar secepatnya di bunuh saja.
"Mo Tian... Aku mohon... Bunuh saja aku! Aku sudah tidak kuat lagi. Aku mohon Mo Tian." Dengan wajah memelas. Elder Han Wu meminta agar Mo Tian segera mengakhiri penderitaannya.
Mo Tian mengerutkan kening. Ia bertanya kenapa harus mengalah hidup Elder Han Wu. Memangnya apa untung nya untuk dirinya.
"Hah, kau ingin mati Elder? Kenapa sekarang kau berlagak menyedihkan seperti ini? Orang tua seperti mu memang punya pemikiran yang terlalu kolot. Apa kau lupa Elder? Kau sudah banyak sekali membunuh manusia. Bahkan tak jarang kau membunuh dan melakukan ruda paksa kepada para mortal." Ucap Julian dingin.
Mo Tian mengingatkan kembali dengan apa yang telah di lakukan oleh Elder di masa lalu. Elder Han Wu adalah seorang kakek tua bajingan yang suka menyiksa dan bereksperimen dengan tubuh para mortal.
Di dalam ingatan Mo Tian. Ia pernah melihat secara langsung di mana Elder melakukan tindakan keji yaitu membunuh seorang suami dari perempuan yang bisa di bilang cantik.
Mereka semua adalah seorang manusia biasa(mortal). Mereka tidak mampu untuk melawan. Bahkan ketika berusaha melawan mereka hanya akan di siksa dan di bunuh secara perlahan.
Beberapa orang yang di culik oleh para master sekte untuk Elder Han Wu jadikan eksperimen seperti memakan pil buatannya, ramuan, racun, dan masih banyak lagi.
Eksperimen itu di lakukan oleh Elder Han Wu karena ia sedang berusaha mencari cara lain untuk memperbaiki meridian dan aliran Qi miliknya yang hancur.
Tapi, sebanyak apapun ia memakan korban jiwa dalam melakukan eksperimen manusia. Ia tidak pernah menemukan cara yang bisa memperbarui kultivasinya.
Selama bertahun-tahun warga desa yang berada di bawah sekte yang di bangun Elder Han Wu hidup dalam ketakutan dan was-was.
Mereka takut akan Elder Han Wu yang suka menculik warga desa. Bahkan ketika anak atau keluarga mereka di culik. Mereka hanya bisa menangis dan mengutuk Elder Han Wu di dalam hati.
Di dunia ini tidak ada yang namanya keadilan untuk orang-orang lemah dan orang-orang yang tidak mempunyai kekuatan.
Hukum di dunia ini adalah kekuatan. Jika orang tersebut mempunyai kekuatan. Maka semua hal bisa di capai. Mau itu harta, kekuatan, maupun wanita-wanita cantik sekalipun.
Sayangnya kultivator yang memiliki jiwa yang baik sangat sedikit. Bahkan kebangsaan dari mereka selalu mati lebih cepat karena mudah untuk di ancam dan tidak bisa melakukan apapun ketika orang lemah di Sandra.
Di sini lah peran Mo Tian akan berjalan. Dia akan menjadi seorang eksekutor bagi para penguasa dan kultivator yang jahat.
Mo Tian tidak terlalu peduli dangan orang lain. Jika orang lain di Sandra atau ia di ancam oleh mereka. Mo Tian tidak akan gentar mengambil resiko untuk mengorbankan nyawa mereka hanya untuk tujuannya.
Tujuan Mo Tian hidup di dunia adalah untuk membangun kerajaan dan dunianya sendiri. Di mana ia akan menjadi seorang penguasa yang terkuat dan tak terkalahkan.
Mungkin bisa di bilang Mo Tian adalah seorang anti villain. Dia bukan orang yang ingin menjadi pahlawan yang naif. Ia hanya ingin bersenang-senang.
Mo Tian yang duduk di singgasana mulai sedikit menegakkan punggungnya. Ia menatap Elder Han Wu yang terlihat sangat menyedihkan di matanya.
Melihat ekspresi menyedihkan dari wajah Elder Han Wu. Mo Tian sedikit tersenyum. Ia merasa terhibur ketika melihat orang yang awalnya angkuh, sombong, dan merasa dirinya adalah yang berkuasa menjadi sepeda hewan yang mau di sembelih.
"Kau yakin ingin mati Elder? Kalau kau mati... Bagaimana dengan nasib para murid-muridmu yang mati? Apa kau ingin membuat kematian mereka menjadi sia-sia? Sungguh menyedihkan sekali kau ini." Ucap Mo Tian.
Mo Tian bertanya apakah Elder Han Wu benar-benar ingin mati atau hanya merasa putus asa saja karena rasa sakit yang ia alami.
Elder Han Wu dengan mata sayu melirik ke arah Mo Tian yang duduk seperti seorang Kaisar. Ia mengiyakan perkataan Mo Tian dangan lantang. Seperti tidak ada keraguan sama sekali di dalam ucapannya itu.
"I-iya, aku mohon Mo Tian. Aku sudah tidak kuat lagi menahan siksaan ini. Lebih baik aku mati dari pada harus kesakitan seperti ini." Ucap Elder Han.
Elder Han Wu hanya bisa diam dengan tubuh yang terangkat. Tubuhnya tidak bisa bergerak karena di kendalikan oleh Mo Tian.
Mo Tian kemudian membawa tubuh Elder Han Wu kehadapannya. Ia kembali duduk lebih santai sambil bersandar di kursi singgasananya.
"Sekali lagi kutanya Elder. Apa kau yakin Dengan keputusanmu itu? Jangan menyesal atas pilihanmu itu ya." Ucap Mo Tian.
Mo Tian bertanya sekali lagi kepada Elder Han Wu apakah dia benar-benar ingin mati. Mo Tian tersenyum penuh rencana. Ia sebenarnya sudah tahu bahwa Elder pasti akan menjawab iya.
Mo Tian hanya ingin mempermainkan Elder Han Wu saja. Dengan kesadaran yang semakin memudar. Elder Han Wu membenarkan keinginannya itu.
"A-aku... Benar-benar sudah tidak kuat Mo Tian. Ku mohon... C-cepat bunuh... A-aku!" Elder Han Wu berkata dengan sangat sulit dan terbata-bata.
Mo Tian yang melihat itu merasa senang. Ia berdiri lalu menyentuh perut Elder Han Wu lalu sedikit melukainya dengan tangannya.
"A-apa yang k-kau... Lakukan Mo Tian? K-kenapa kau masih saja tidak membunuhku? Cepat bunuh aku!" Elder Han Wu kebingungan dengan apa yang di lakukan oleh Mo Tian.
Elder Han Wu merasa kesakitan ketika perutnya sedikit dilukai oleh Mo Tian. Mo Tian kemudian mengambil darah Elder Han Wu dan menggabungkan dengan Qi miliknya.
"Blood curse!(Kutukan darah). Dengan ini... Kau tidak akan bisa menggunakan kekuatanmu. Aku juga telah menambal meridianmu yang hancur dengan Blood Qi milikku. Dengan ini kau akan hidup selama ratusan tahun lagi Elder hahaha." Ucap Mo Tian.
Mo Tian tertawa senang setelah membuat sebuah tanda kutukan darah di area perut Elder Han Wu. Selama kutukan itu ada di dalam tubuh Elder Han Wu. Ia akan terus merasakan rasa sakit, mual, muntah darah, tubuhnya seperti mau meledak. Tapi ia tidak akan pernah bisa mati sebelum umurnya habis.
Mo Tian tertawa karena sudah merencanakan ide yang sangat bagus untuk Elder Han Wu"Aku tidak mungkin membunuhmu begitu saja Elder. Seperti bawahanmu yang lain. Aku juga akan memberimu hadiah!"
Hadiah yang di maksud Mo Tian adalah meridian yang kembali pulih. Tapi tidak mungkin Mo Tian melakukan itu hanya dengan seperti itu.
Elder Han Wu merasa bingung dan takut karena sifat aneh yang di pancarkan oleh Mo Tian. Ia memang merasa takjub karena Mo Tian bisa memperbaiki meridian yang sudah hancur. Namun, ia merasa curiga dengan apa yang di lakukan olehnya.
Alasan Mo Tian sampai bisa memperbaiki meridian itu karena ia sedang berada di dalam domain darah yang ia ciptakan dari teknik Blood sea. Meridian yang di perbaiki juga tidak selamanya.
Mo Tian kemudian bangkit dari singgasana darahnya lalu mengarahkan tangannya ke arah depan"Kembalilah! Nah, sekarang ayo kita jalan-jalan Elder!"
Mo Tian tersenyum licik seperti sudah merencanakan hal licik yang akan membuatnya kegirangan.
Domain darah sepenuhnya menghilangkan dan kembali Seperti semula. Darah-darah itu berjatuhan ke lantai dan membasahi dan mengotori sekitarnya.
Tubuh Mo Tian sudah sepenuhnya pulih dan tidak ada luka sama sekali. Ia kemudian menyeret tubuh Elder Han Wu keluar dari aula makan.
"Ayo ikut aku pak tua! Kita akan bersenang-senang di bawah." Mo Tian dengan kasar menyeret tubuh Elder Han Wu. Ia tidak peduli dengan Elder Han Wu yang kesakitan karena tindakannya.
"S-sebenarnya kau m-mau apa Mo Tian? Aku mohon... Maafkan aku! Jika kau tidak mau mengampuni nyawaku, maka bunuh saja aku sialan! Jangan terus bermain-main seperti itu." Elder Han Wu berteriak kesal kepada Mo Tian yang ia anggap selalu saja bermain-main seperti ia adalah sebuah mainan yang mudah untuk di permainkan.
Mo Tian tidak menjawab dan membalas perkataan Elder Han Wu. Ia fokus berjalan ke depan. Lebih tepatnya ia sedang berjalan menuju desa Xian.
Desa Xian adalah desa kumuh dan kecil yang berada di sekitar sini. Semua warganya adalah seorang mortal. Kehidupan mereka sangat sulit dan selalu di tindas oleh para kultivator.
Bahkan setiap hari mereka harus mengalaminya pemerasan yang di lakukan oleh kultivator luar maupun murid sekte.
Mayoritas dari mereka bekerja sebagai petani. Mereka menanam padi, jagung, apel, dan masih banyak lagi. Tapi itu semua selalu di rampas paksa dari mereka oleh para kultivator.
Karena hasil panen yang sedikit mereka punya. Tak jarang warga desa mati kelaparan. Tempat itu adalah salah satu tempat yang sering di datangi oleh Mo Tian asli.
Mo Tian asli sering berkunjung ke sana sambil membantu warga sekitar. Terkadang juga ia memberi beberapa makanan jika ia punya.
Mo Tian dan warga desa Xian sudah seperti keluarga karena di satukan oleh penderitaan dan rasa sakit karena mereka hanya seorang mortal.
Sesampainya di desa Xian. Mo Tian melihat rumah-rumah di sana kebanyakan terbuat dari anyaman pohon bambu yang sudah mau tubuh. Bahkan ada beberapa rumah yang sudah rubuh.
Beberapa warga desa yang sedang berada di luar menyadari kedatangan Mo Tian. Mereka awalnya senang dengan kedatangan Mo Tian.
Tapi, ketika mereka sadar ada orang lain yang sedang Mo Tian seret mereka menjadi bingung dan ketakutan.
"M-mo Tian, B-bukannya itu... E-elder Han Wu ya? K-kenapa dia bisa seperti itu?" Beberapa warga menyadari bahwa orang yang di Seret oleh Mo Tian adalah Elder Han Wu. Orang yang paling mereka benci.
Mereka bertanya kenapa seorang Elder Han Wu bisa seperti itu. Mo Tian melirik sebentar ke arah Elder Han Wu lalu kembali menatap ke arah para warga. Ia tersenyum hangat lalu berkata.
"Oh, ini. Kalian jangan takut. Dia sudah aku kalahkan. Aku juga sudah memberikan dia hadiah yang selama ini dia inginkan. Sekarang aku ingin memberikan dia sebagai hadiah untuk kalian semua." Ucap Mo Tian.
Para warga kebingungan dengan perkataan Mo Tian. Mereka juga tidak menyangka seorang Mo Tian yang mereka anggap seorang Mortal seperti mereka bisa mengalahkan Elder Han Wu yang tidak lain adalah kultivator.
"Hadiah? Apa maksudmy hadiah Mo Tian? Dan kenapa kau bisa mengalahkan seorang kultivator seperti dia?" Warga desa kembali bertanya kepada Mo Tian.
Mo Tian dengan santai memberi tahu mereka bahwa sekarang ia adalah seorang kultivator. Dan ia ingin memberi mereka hadiah yaitu Elder Han Wu.
"Kalian boleh melakukan apa saja terhadap dia. Walaupun kalian memukul atau menebas dia. Elder tidak akan mati karena kalian tidak punya Qi. Dia juga akan menjadi penjaga desa ini." Ucap Mo Tian.
Ternyata Mo Tian akan menggunakan Elder Han Wu sebagai babu. Ini adalah sebuah penghinaan yang sangat merendahkan harga diri seorang Elder Han Wu.
"Apa maksud ini semua Mo Tian? Kenapa kau malah melakukan ini kepada ku?" Elder Han Wu menjadi marah karena merasa harga dirinya tercoreng.
Elder Han Wu memang ingin mati. Tapi dia tidak ingin mati atau di kontrol oleh seorang mortal.
Mo Tian menghiraukan Elder Han Wu dan fokus kepada para warga desa. Ia memberitahu mereka bahwa ia akan pergi meninggalkan mereka untuk melakukan sesuatu dan mungkin akan kembali dalam beberapa tahun.
"Karena aku tidak akan ada di sini. Kalian butuh seorang yang bisa melindungi kalian dan desa. Jadi, aku memutuskan untuk menjadikan dia sebagai babu kalian." Ucap Mo Tian enteng tanpa beban.
Elder Han Wu yang mendengar itu terus saja mengoceh. Sedangkan warga desa Xian mulai menatap dirinya dengan tatapan jijik.
Mereka semua setuju dan menerima hadiah yang sangat luar biasa dari Mo Tian. Walaupun mereka tidak tahu kenapa Mo Tian bisa tiba-tiba menjadi seorang kultivator. Mereka tidak ingin banyak bertanya dan mulai berjalan mendekat ke arah Elder Han Wu.
"Akhirnya kami semua bisa balas dendam kepadamu bajingan! Ambilkan aku golok! Kita harus memberi dia pelajaran atas semua yang dia lakukan kepada kita selama ini." Ucap seorang warga yang sepertinya dia adalah kepala desa.
warga berlari menuju rumah lalu keluar dengan golok besar di tangannya. Ia menyerahkan golok itu kepada kepala desa yang bernama Zhuo.
"Ini kepada desa." Kepala desa Zhuo menerima golok tersebut. Ia maju lebih dekat kepada Elder Han Wu.
Kemudian dengan emosi yang menggebu-gebu ia mulai menebas semua bagian tubuh Elder Han Wu dengan golok besar tersebut.
"Rasakan ini sialan! Ini untuk putri ku yang kau bunuh beberapa tahun lalu." Kepala desa Zhuo mempunyai dendam kepada Elder Han Wu.
Beberapa tahun lalu ketika putrinya sedang berjalan di hutan tiba-tiba ia di culik oleh salah satu murid sekte. Kepala desa Zhuo tahu itu ulah Elder Han Wu.
Saat itu ia ingin langsung melabrak kediaman sekte tapi di tahan oleh para warga karena itu hanya akan sia-sia. Ia hanya bisa menangis dan mengutuk Elder Han Wu agar dia mendapat balasannya.
Sekarang Elder Han Wu tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti yang di katakan oleh Mo Tian. Elder Han Wu memang tidak mati dengan serangan kepala desa Zhuo. Tapi, serangan itu terasa menyakitkan untuknya.
Mo Tian duduk di sebelah kiri yang berada di dekat pohon. Ia menyandarkan tubuhnya di sana sambil menikmati pemandangan indah di mana Elder Han Wu sedang di amuk masa oleh para warga Xian.
Warga-warga desa semakin banyak dan ketika melihat Elder Han Wu mereka menjadi marah dan ikut menganiaya Elder Han Wu. Sedangkan Elder Han Wu hanya bisa berteriak kesakitan.
Elder Han Wu ingin melawan tapi karena kutukan darah yang di berikan Mo Tian. Ia jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
Kehidupan yang sangat buruk akan terus di alami oleh Elder Han Wu selama ia masih hidup. Dia akan di jadikan budak untuk kerja oleh para warga seperti mengangkut hasil panen, melawan bandit atau kultivator, dan setiap harinya ia akan di beri makan-makanan sisa yang sangat tidak layak untuk di makan.
Tidak lupa ia juga akan di berikan siksaan atas semua perbuatan yang telah ia lakukan di masa lalu.
Warga desa Xian merasa sangat berhutang budi terhadap Mo Tian. Mereka akan mengenang Mo Tian sebagai pahlawan selamanya.
Sedangkan rumor hancurnya sekte yang di bangun oleh Elder Han Wu mulai tersebar ke beberapa sekte kecil lainnya yang sering berhubungan dengan sekte Elder Han.
Mereka memberi julukan kepada Mo Tian dengan nama julukan 'Blood demon'. Mereka memberi julukan seperti itu bukan karena tanpa alasan.
Ketika mereka melihat Tempat kediaman sekte. Mereka melihat paviliun utama yang sudah hancur dan aula makan yang di penuhi oleh darah dan mayat-mayat manusia.
𝙋𝙚𝙧𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣𝙖𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙠𝙖𝙬𝙖𝙣.