NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Sang Duda

Ibu Susu Bayi Sang Duda

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Ibu Pengganti / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:206.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hari yang seharusnya menjadi momen terindah bagi Hanum berubah menjadi mimpi buruk. Tepat menjelang persalinan, ia memergoki perselingkuhan suaminya. Pertengkaran berujung tragedi, bayinya tak terselamatkan, dan Hanum diceraikan dengan kejam. Dalam luka yang dalam, Hanum diminta menjadi ibu susu bagi bayi seorang duda, Abraham Biantara yaitu pria matang yang baru kehilangan istri saat melahirkan. Dua jiwa yang sama-sama terluka dipertemukan oleh takdir dan tangis seorang bayi. Bahkan, keduanya dipaksa menikah demi seorang bayi.

Mampukah Hanum menemukan kembali arti hidup dan cinta di balik peran barunya sebagai ibu susu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02. Ditinggalkan dan diceraikan

Suara deru mobil tetangga yang dipacu kencang masih menggema di telinga Hanum ketika kesadarannya mulai memudar. Tubuhnya terkulai di kursi roda darurat saat perawat membawanya ke ruang UGD. Teriakan dokter dan bidan bercampur dengan suara alat medis yang berdenting cepat.

“Tekanan darahnya turun! Cepat, siapkan infus!”

“Janin tidak stabil, kita harus segera bertindak!”

Hanum berusaha membuka mata, tapi kelopak itu terasa berat. Yang terdengar hanya bisikan doa dari beberapa warga yang ikut mengantar. Hatinya gemetar, dia tahu, yang dipertaruhkan bukan hanya nyawanya, tapi juga nyawa anak yang dikandungnya.

Beberapa jam kemudian.

Tangisan pilu mengguncang ruang rawat. Hanum, dengan tubuh lemah, histeris mendengar kabar dari dokter.

“Bu Hanum, maafkan kami … bayinya tidak bisa diselamatkan.”

Kata-kata itu seperti petir yang menyambar jantungnya. Tubuhnya bergetar hebat, dia memegangi perutnya yang kini terasa hampa. Air matanya tumpah, suaranya pecah penuh kepedihan.

“Tidak! Tidak! Jangan ambil anakku! Jangan…” Hanum berteriak sampai suaranya serak, tangannya meraih udara kosong, seakan ingin menggenggam sesuatu yang baru saja direbut darinya. Perawat mencoba menenangkannya, namun Hanum terus menangis tanpa henti, seolah dunia runtuh menimpa dirinya.

Pintu kamar terbuka keras. Galih muncul dengan wajah datar, matanya tak memancarkan penyesalan sedikit pun. Dia hanya berdiri di sana, mengenakan kemeja kusut, napasnya berat.

“Sudah cukup, Hanum. Berhentilah menangis,” ucapnya dingin. Ucapan itu membuat semua orang di ruangan sontak menoleh dengan tatapan tidak percaya.

Hanum mendongak, menatap pria yang seharusnya menjadi sandaran hidupnya. Air matanya menetes deras.

“Kamu … tega sekali, Galih. Kamu nggak kehilangan apa pun! Tapi aku … aku kehilangan segalanya.”

Galih tak menjawab, hanya menunduk sebentar, lalu melirik ke arah pintu. Di sanalah Lilis berdiri, setengah bersembunyi, wajahnya pucat ketakutan. Dan tepat saat itu, Miranti ibu Galih datang tergopoh-gopoh bersama sopir keluarga. Begitu memasuki ruangan, pandangannya langsung tertumbuk pada Hanum yang terbaring lemah di ranjang, lalu bergeser ke arah Lilis yang berdiri di belakang.

Wajah Miranti menegang, matanya menyipit penuh amarah. Ia mengenali sosok itu.

“Kamu lagi…?” desisnya tajam. “Aku sudah sering lihat kamu jalan dengan Galih! Jadi ini semua ulahmu?”

Lilis panik, wajahnya pucat pasi. “B-Bukan, Tante … aku...”

Namun Miranti sudah melangkah maju, menunjuk tepat ke arahnya.

“Diam! Jangan berani-berani lagi kau muncul di depan mataku! Gara-gara kamu, Hanum sampai kehilangan anaknya!”

Suasana ruangan mendadak mencekam. Hanum hanya bisa menangis, tubuhnya bergetar, sementara Galih berdiri kaku di antara ibunya dan selingkuhannya. Namun tetap saja, ia tidak berkata satu kata pun untuk membela Hanum.

Ruangan itu seperti membeku. Hanya suara isakan Hanum yang terdengar, memecah keheningan yang menusuk. Tubuhnya bergetar, matanya merah basah, bibirnya bergetar tak kuasa menahan luka yang mengiris jiwa.

“Anakku … anakku… sudah nggak ada,” bisiknya parau, menatap kosong ke langit-langit. Miranti mendekat, menggenggam tangan Hanum erat-erat. Wajahnya ikut berlinang air mata.

“Sabar, Nak … sabar … Tuhan pasti punya rencana lain.”

Namun Hanum menggeleng lemah, suaranya pecah.

“Bu … aku udah nggak punya apa-apa lagi. Anakku diambil … suamiku juga drebut…”

Kata-kata itu membuat dada Miranti kian sesak. Dia melirik ke arah anak lelakinya yang berdiri diam seperti batu.

“Galih! Kau dengar sendiri kan? Lihat istrimu! Dia baru saja kehilangan anaknya, kehilangan masa depannya! Dan kau masih diam saja?!”

Galih menarik napas panjang, menunduk sejenak lalu berkata dengan nada dingin, “Bu, jangan salahkan Lilis. Apa yang terjadi tadi … itu kecelakaan. Hanum terlalu emosional, dia yang memaksa...”

“Galih!” suara Miranti meninggi, penuh amarah, dia menepuk meja kecil di samping ranjang hingga perawat terlonjak kaget. “Jangan kau balikkan fakta! Aku tahu kau selingkuh, aku tahu kau main gila dengan perempuan murahan itu di belakang istrimu!”

Lilis tersentak, wajahnya memerah antara malu dan panik. “Tante! Jangan seenaknya bicara! Aku nggak...”

“Diam!” bentak Miranti, matanya menyala-nyala. “Kau kira aku buta?! Beberapa kali aku lihat kau dengan Galih, dan sekarang … lihat akibatnya! Hanum hampir mati, cucuku mati, dan kau berdiri di sini tanpa rasa bersalah!”

Hanum menutup wajahnya dengan kedua tangan. Isakannya makin keras, tubuhnya terguncang hebat.

“Kenapa … kenapa kalian tega banget sama aku? Aku udah kasih semua yang aku punya … tapi kalian hancurkan semua dalam satu hari…”

Galih mendengus, wajahnya mulai gelap. “Hanum, jangan lebay. Anak kita memang nggak selamat, tapi itu bukan salah aku. Dan soal Lilis … aku memang cinta sama dia. Aku nggak bisa terus pura-pura bahagia sama kamu.”

Kata-kata itu menghantam Hanum lebih keras daripada berita kematian bayinya. Dia menurunkan tangannya, menatap Galih dengan mata nanar, penuh luka.

“Cinta? Kamu bilang cinta … setelah nginjek-nginjek pernikahan kita, setelah kamu bunuh anak kita? Itu yang kamu sebut cinta?”

Lilis melangkah maju, berusaha berdiri di sisi Galih. “Hanum, sudahlah. Kau dan Galih kan menikah karena perjodohan, bukan karena saling mencintai. Kau sendiri tahu itu. Jadi jangan salahkan kalau sekarang dia memilih yang dia mau.”

"Diam, Kamu!" bentak Miranti, Lilis kembali terkejut mendengar suara itu.

Hanum tertawa getir di tengah tangisnya, suaranya serak. “Dan kamu … perempuan nggak tahu malu! Kamu rebut suami orang, dorong aku sampai hampir mati, lalu sekarang berdiri di sini tanpa rasa bersalah?”

Miranti bergetar marah, hampir menampar Lilis jika perawat tak buru-buru menahannya. “Keluar kau dari sini, Lilis! Aku sumpahi, jangan pernah dekat-dekat lagi dengan keluargaku!”

Galih menahan ibunya. “Cukup, Bu! Jangan ikut campur. Aku sudah buat keputusan. Aku akan ceraikan Hanum. Aku mau hidup sama Lilis.”

Ucapan itu membuat ruangan terdiam. Hanum menatap kosong, tubuhnya limbung seakan darahnya mengalir habis. Miranti ternganga tak percaya, lalu menatap putranya dengan mata yang nyaris tak bisa mengenali.

“Kau … bukan anak yang aku besarkan, Galih,” suaranya lirih tapi tajam menusuk. “Anak yang aku besarkan tidak akan mengorbankan istri dan anaknya demi perempuan seperti ini.”

Galih tidak menjawab, dia hanya menggenggam tangan Lilis, menariknya lebih dekat, seolah ingin menunjukkan pilihannya di depan semua orang.

Hanum tersenyum pahit di balik air mata. Senyum yang lebih mirip luka menganga. “Baik, Galih … kalau itu maumu. Ceraikan aku ... tapi ingat, apa yang kalian tanam hari ini … suatu saat akan kalian tuai.”

Suasana hening, hanya terdengar detak jam dinding dan isakan Hanum yang masih tersisa. Miranti berdiri di sisi ranjang, menggenggam tangan Hanum lebih erat seakan berjanji tidak akan membiarkannya sendirian lagi.

Sementara itu, Galih melangkah pergi bersama Lilis, meninggalkan aroma pengkhianatan yang tak akan pernah bisa Hanum lupakan.

"Jangan menangis, Nak. Ibu akan memihak kamu," ucap Miranti penuh kasih sayang.

1
Kimo Miko
😁😁😁😁😁😁 nyesel ya sudah kehilangan hanum.
Kimo Miko
halo.... galih.... kenapa harus lapir sama kamu hanum menikah dengan siapa. batu berlian kau buang dan kau pungut kerikil tajam yang akhirnya mengenaimu sendiri. meskipunhanum dirumah dianggap ibu pengasuh buat kevin diluar diakui sebagai istri seorang abraham biantara
Kimo Miko
hanum nasibmu kok ngenes buaaaanget sih. punya suami selingkuh sampai kamu keguguran kemudian dicerai. nikah lagi dapat suami menganggap sebagai ibu susu anaknya. sama saja dijadikan istri tapi tak dianggap dan hanya dimanfaatkan kesannya seperti sapi perah
Sastri Dalila
👍👍
Kimo Miko
sambil menunggu masa idhahnya hanum bisa jadi ibu susunya dulu karena darurat doalnya bayinya menolak susu formula
Kimo Miko
untung kamu sudah dicerai galih. kalau belum makan hati tiap hari. biarkan Tuhan yang membalaskan sakit hatimu hanum. balasan dari Tuhan lebih berat
Kimo Miko
singa saja sama anaknya sayang. mbak kunti yang sering bergelantungan juga sayang sama bayinya. eee.... galih..... manusia punya akal pikiran dan perasaan kok bisa tega . itu otak terbuat dari sampah kali ya.,...
Ceriwis
/Drool/
Asyatun 1
keren thoor
Asyatun 1
lanjut
Erlinda
kenapa sih ada istri setolol Hanum ini
Erlinda
jujur aq paling benci melihat tokoh wanita yg bodoh lemah dan goblok seperti Hanum ini. cuma diam menangis seakan ga punya mulut utk bicara dan membalas perlakuan buruk yg diterima nya sumpah Thor gemes banget AQ melhat perempuan tolol ini
ken darsihk
Tamat yak
Btw terimakasih author bacaan yng bagus 👏👏👏❤❤❤
Aisyah Alfatih: kembali kasih kak..🤭
total 1 replies
ken darsihk
❤❤❤❤❤❤
ken darsihk
Galih gendong anak kecil anak nya siapa itu ??
ken darsihk
Aq sdh ada di novel terbaru nya author ❤❤
Aisyah Alfatih: maksih kakak 💕
total 1 replies
ken darsihk
💪🏼💪🏼 mas Bian
Fitria Syafei
Terimakasih kk cantik 😍😍 kereeen 🥰
Naufal Affiq
kenapa selesai sih kak,aku suka ceritanya
Aisyah Alfatih: lanjut yang baru ya kak 💕💕🤭
total 1 replies
altanum
Hanum jadi wanita tangguh dan bisa mengembangkan bakatnya di tangan suami yg tepat.bahagia selalu dengan kluarga kecil yg saling menyayangi
ceritanya keren thor.
terus semangat berkarya thor 🥰 🥰 🥰 🥰
Aisyah Alfatih: terima kasih, kakak 💕 jangan lupa mampir di karya baru ya ..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!