NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action / Tamat
Popularitas:188.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Karung Beras

Rayno menatap pintu itu lama, napasnya berat.

Bayangan istrinya yang baru saja melangkah masuk masih menari di benaknya. Rok hitam pendek, jaket kulit, dan perut yang terbuka setiap kali langkahnya bergoyang di bawah lampu strobo.

Seketika, darahnya berdesir tajam.

"Apa yang dia pikirkan keluar dengan pakaian seperti itu…?

Dan kenapa… aku merasa ini salah?"

Pintu toilet bergeser. Vexia keluar, menundukkan kepala sedikit sambil membenahi pakainnya. Langkahnya tenang, seolah tak ada dunia yang bisa mengganggu.

Tapi sebelum sempat ia menyadari, sebuah tangan menariknya keras ke sisi lorong yang gelap.

Refleks, Vexia berbalik, mengangkat kaki hendak menyerang.

Namun sebelum tendangannya sempat mendarat, pergelangan tangannya terkunci. Tubuhnya diputar kasar, dan dalam satu hentakan cepat, dadanya membentur dinding dingin.

“Lepas!” desisnya, napasnya tersengal.

Kepalanya menunduk sedikit, bibirnya terkatup rapat menahan emosi. Ia bisa merasakan hembusan napas panas tepat di belakang telinganya. Terlalu dekat, terlalu menyesakkan.

Suaranya terdengar pelan tapi penuh bara.

“Beraninya kau keluar tanpa izinku… dan berpakaian terbuka seperti ini.”

Getar amarah itu membuat udara di antara mereka menegang.

Vexia membeku. Ia mengenali suara itu.

Pelan, kepalanya menoleh. Separuh terkejut, separuh tidak percaya.

“Rayno…” bisiknya.

Rayno hanya menatapnya. Mata gelap, rahang mengeras, napas berat menabrak lehernya.

Tercium samar aroma parfum yang dulu hanya tercium di kamar mereka. Kini, di tempat seperti ini.

Tawa pendek lolos dari bibir Vexia.

“Humph. Kau mencariku sampai ke sini?”

Ia menatap sinis.

“Kau memata-matai aku, Tuan suami yang terhormat?”

Rayno tak menjawab.

Ia justru menekan tubuh Vexia lebih dalam ke dinding. Jarak mereka hampir hilang.

Vexia mendesis pelan, lalu menyiku dada Rayno dengan cepat, berusaha meloloskan diri.

Tapi Rayno lebih cepat. Ia menangkap pergelangan tangan istrinya, memutar, lalu menekannya ke dinding.

Kini, kedua tangan Vexia terjebak di antara dinding dan tubuh Rayno.

Gerak mereka berhenti. Napas mereka bertemu.

Detak jantung keduanya berpacu, keras, hampir menenggelamkan suara musik dari luar.

“Lepas, Rayno.”

Suara Vexia datar tapi matanya menyala.

Rayno menunduk sedikit, menatap tajam mata istrinya dari jarak yang begitu dekat.

“Kau tahu berapa banyak mata pria yang menatapmu di luar sana?”

Suara itu nyaris geraman.

Vexia mendongak, menatap balik tanpa gentar.

“Dan sejak kapan aku butuh izin untuk dilihat?”

Tak jauh dari sana, Dani mengulum senyum di tempat persembunyiannya. "Tuan cemburu," gumamnya lirih.

Mata Rayno bergetar. Rahangnya menegang.

Dalam sekejap, semua amarah, cemburu, dan perasaan yang tak bisa ia kendalikan berpadu jadi satu. Campuran yang memabukkan.

Udara di lorong itu terasa sesak.

Antara amarah dan rindu, antara gengsi dan keinginan yang tak mau ia akui.

Vexia menarik napas dalam, tubuhnya masih terkunci di antara dinding dan Rayno.

Suara musik dari balik pintu bergema samar.

“Kau… kehilangan kendali, Rayno,” bisik Vexia lirih, nada suaranya antara menantang dan menggoda.

“Atau jangan-jangan… kau takut kehilangan aku?”

Tatapan Rayno mengeras. Ia tak menjawab, tapi jarak di antara mereka semakin menyempit.

Hidungnya nyaris menyentuh wajah istrinya, napas mereka saling bertabrakan di udara panas lorong sempit itu.

Tiba-tiba Rayno menarik tangan Vexia.

“Pulang.”

Nada suaranya rendah tapi tegas.

“Gak mau!” seru Vexia, berusaha meronta.

“Lepas, Rayno! Aku gak mungkin ninggalin rekan-rekanku. Aku udah janji traktir mereka!”

Rayno tetap menariknya, langkahnya mantap tanpa menoleh.

“Rayno! Mereka bisa ditahan pihak klub kalau aku gak balik ke sana!”

Namun Rayno tetap tak peduli.

Geram, Vexia menghentakkan tangannya hingga terlepas, dan secepat kilat melancarkan serangan.

Kakinya berayun cepat, menghantam udara. Rayno menangkis, langkah mereka beradu di lantai licin. Tubuh keduanya berputar cepat, seperti dua bayangan yang saling menelan dalam cahaya remang lorong klub.

Suara napas memburu, berganti dengan dentum sepatu dan desis kain.

Vexia menyerang lagi, tapi Rayno memutar tubuhnya, menangkis lalu menarik pinggang istrinya agar kehilangan keseimbangan.

Tubuh mereka bertemu. Keras, hangat, dan terlalu dekat.

“Masih mau melawan” bisiknya berat, nada suaranya separuh ancaman, separuh rindu.

“Rayno…” suara Vexia pecah, tapi ia tetap menatap berani.

“Lepas!” desisnya, matanya menyala. Ia mendorong dada suaminya, tapi Rayno justru semakin menekan.

Tangannya menelusur dari siku ke pergelangan, menahan, namun sentuhannya lebih menyerupai belaian daripada kuncian.

“Kenapa, hm?” bisik Rayno, suaranya berat, serak menahan emosi. “Takut kalah… atau takut aku terlalu dekat?”

Hidungnya hampir menyentuh wajah Vexia. Napas mereka beradu.

Vexia berusaha menoleh, tapi Rayno menangkup wajahnya dengan satu tangan, memaksanya kembali menatap.

Cahaya lampu redup memantul di mata mereka. Panas, tajam, dan berbahaya.

“Jangan lawan aku, Vexia,” suaranya nyaris seperti perintah, tapi di baliknya ada getar rindu yang tak mampu ia sembunyikan.

Vexia tersenyum tipis, meski napasnya terengah. “Kalau aku berhenti melawan… kau masih akan menghentikanku?”

Rayno terdiam. Bibirnya nyaris menyentuh kulit pipi istrinya. Satu gerakan kecil saja, dan jarak itu akan lenyap.

Di balik dinginnya tatapan, matanya menyimpan rindu yang nyaris pecah.

Tangannya di pinggang Vexia menegang, seolah menahan sesuatu yang lebih berbahaya daripada amarah. Keinginan untuk menyerah.

Enam bulan lagi mereka akan berpisah.

Namun malam ini, di bawah cahaya redup dan musik yang perlahan memudar, hanya satu hal yang nyata: cinta itu masih hidup, menyala, liar, tak terkendali, dan enggan mati meski dibunuh dan dikubur berkali-kali.

Dari sudut lorong, Dani yang bersembunyi di balik dinding menahan napas.

Matanya membulat, mulutnya setengah terbuka menatap pemandangan di depan.

“Ini… berantem atau foreplay kelas tinggi?” bisiknya, nyaris tak bersuara.

Ia menghela napas panjang, bingung antara kagum atau lega.

“Kupikir bakal ada KDRT, tapi kok malah kayak adegan romantis?”

Akhirnya, dengan satu gerakan cepat, Rayno menunduk dan mengangkat tubuh Vexia ke pundaknya.

“Rayno! Turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!” teriak Vexia, menendang udara, tangannya memukuli punggung suaminya.

Namun Rayno tak goyah. Wajahnya datar, langkahnya tegap seperti tentara membawa tahanan yang paling berisik di dunia.

Dani yang mengintip dari balik tiang hampir meledak menahan tawa.

“Ya ampun, kayak karung beras dibawa pulang,” gumamnya tertahan, bahunya berguncang menahan geli.

Tapi nasib baik seolah menertawakannya balik.

Drrttt—♪

Nada dering ponselnya tiba-tiba melengking di tengah lorong.

Rayno berhenti mendadak.

Kepalanya menoleh perlahan, menatap ke arah sumber suara.

Sejenak Dani kaku di tempat, lalu buru-buru mematikan ponsel dengan tangan gemetar. Ponselnya hampir jatuh saking gugupnya.

Begitu tatapan Rayno tertuju padanya, Dani menunduk sopan, memaksakan senyum kaku.

“Ehe… malam, Tuan.”

Rayno menatapnya beberapa detik, lalu menggerakkan rahangnya pelan.

“Kebetulan kau di sini. Bayar tagihan staf administrasi, di sofa dekat lantai dansa.”

Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik, melangkah pergi membawa Vexia yang masih meronta di pundaknya.

“Ba–baik, Tuan…” sahut Dani, masih bengong.

Matanya mengikuti punggung majikannya yang menjauh.

“Gila… suami model apa itu? Romantis tapi brutal,” gumamnya sambil mengusap wajah sendiri.

Dani teringat bagaimana Vexia ngebut di jalan raya, dan Rayno justru mengawalnya. Lalu adegan barusan, yang lebih mirip keintiman daripada duel, membuatnya cuma bisa menggeleng.

“Drama rumah tangga level dewa,” desisnya pelan. “Tapi seru juga.”

 

Sesampainya di parkiran, Rayno menurunkan Vexia ke kursi penumpang dengan hati-hati.

Setelah Rayno duduk di kursi kemudi, Vexia langsung menatapnya tajam, rambutnya berantakan, napasnya naik-turun.

“Kau—”

Tapi kalimatnya terpotong ketika Rayno tiba-tiba mencondongkan tubuh.

Jarak mereka mendadak hilang. Napasnya terasa di pipi Vexia.

Jantung wanita itu berdegup kencang. Tubuhnya kaku, mata membulat.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Reni Setia
makasih untuk novelnya ya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama Kak 🤗
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Kak Nana, Novel ini Masuk kandidat kak 🙏🙏🙏😁 Dapat rezeki nggk di kak? 😁😁😁
🌠Naπa Kiarra🍁: 😂 Cuma kandidat Kak. Pemenangnya ya itu itu aja😔
total 1 replies
Ririn Nursisminingsih
bilqis2 pd sekali kau yg kmu lawan itu bukan cwek sembarangan kali🤗🤗
Ririn Nursisminingsih
nah gini dong reno jg beri celah buat pelakor👍👍
Ririn Nursisminingsih
kereeen xia👍👍
Ririn Nursisminingsih
bener xia kmu wanita cerdass jg bodoh karena cinta...
Joko Wawan
gadis desa itu vaxia kan
Joko Wawan
wahaha hahaha aku suka aku suka
Ririn Nursisminingsih
dan gadis penolong itu vexia
LU514N4
Makasih author nana yg baik hati 🙏 semoga makin sukses ya 😍♥️
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
tamat 👍
boma
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
boma
🤣🤣🤣🤣
Asih Prawawati
Dan akhirnya selesai sudah ..aku membacanya .

Bacaan yang sangat asyik..Keren Kak Nana .🙏
Kyky ANi
terima kasih ka Nana,, untuk cerita kehidupan yang indah ini,,, lanjut lagi cerita berikutnya,, Gasekil,,,
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
Puji Hastuti
Makasih kk nana cerita yang bagus 💪👍
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak 🤗🙏
total 1 replies
Kyky ANi
sekarang, kena karmanya,, keluarga Surya,,, dan yang menghancurkan perusahaan mereka adalah anak mereka sendiri,, si Vega,,,
boma
assalamualaikum kak nana apa kabar,aku baru nemu lagi novel kak nana,aduh kangen banget🤗
🌠Naπa Kiarra🍁: Waalaikumsalam. Alhamdulillah sehat, Kak.🤗🙏
total 1 replies
Endang Sulistiyowati
Pak Surya, kalo di depan namanya pendaftaran bukan penyesalan. Dah gitu rengginangnya jangan di taro toples KhongGuan, nanti kena pasal penipuan loh.

Selamat ya Rayno Vexia, baby nya lahir dengan sehat. Akhirnya happy ending.

Terima kasih Kak Nana sudah menghadirkan cerita yang menghibur. Smoga smakin sukses selalu.
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama Kak 🤗🙏🙏
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Maaf Kak Nana... Jangan lupa ya kak, Status novel jadi di tandai "END" ya kak 🙏🙏🙏 Terima Kasih Kak 🙏🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Siap, Kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!