NovelToon NovelToon
Kalian Adalah Suamiku

Kalian Adalah Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Office Romance / Cinta Seiring Waktu / TimeTravel / Berondong
Popularitas:723
Nilai: 5
Nama Author: Arc Maulana

Cinta sejati seharusnya hanya terjadi sekali dalam hidup. Tapi bagi Alia, cinta itu datang berkali-kali, di dunia yang berbeda, dengan waktu dan takdir yang terus berganti.

Sejak kematian suaminya, Arya, hidup Alia telah kehilangan warna. Hingga suatu malam, alam semesta seolah mendengar jerit hatinya, Alia pun bertransmigrasi ke dunia paralel di mana Arya masih hidup.

Yang ajaib, Alia tidak hanya bertransmigrasi ke satu dunia paralel, melainkan dia terus berpindah-pindah ke berbagai dunia yang berbeda.

Di satu dunia paralel, Alia adalah sekretaris dan Arya adalah seorang CEO. Di dunia lainnya, dia remaja SMA sementara Arya adalah kakak kelas yang populer. Bahkan, ada dunia di mana ia menjadi seorang tante-tante sedangkan Arya masih seorang berondong muda. Dan masih banyak lagi situasi paralel yang lainnya.

Ini adalah perjalanan seorang wanita yang tak pernah bosan membuat pria yang sama jatuh cinta.

Jadi mari kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arc Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa itu!?

Arya membuka mata. Tubuhnya tak lagi terasa lemas seperti kemarin. Matanya bergerak ke satu arah di mana jam dinding terpajang.

Jam 5 pagi?

Arya langsung bergegas bangkit. Jika kemarin dia tak masuk kerja, hari ini dia justru ingin pergi ke kantor lebih pagi. Dia ingin memastikan segala persiapan meeting di hari ini sudah seratus persen tersusun.

Beruntung, Alia sudah menyelesaikan semua dokumen terkait kemarin. Jadi hal yang perlu Arya lakukan di hari ini lebih sedikit.

Arya keluar kamar, menuruni tangga, dan terus berjalan ke arah dapur. Ia berniat membuat sarapan sederhana.

"Selamat Pagi."

Arya disambut ucapan tersebut.

"Alia? Apa yang kau lakukan di sini pagi-pagi begini?"

"Membuat sarapan lah!" Alia mengenakan apron di tubuhnya. Kompor di dapur menyala. Ada aroma bumbu-bumbu yang memenuhi dapur yang akhirnya terhirup oleh hidung Arya.

"Kamu ... Gak pulang sama sekali!?" Arya menyadari baju Alia masih sama dengan yang kemarin.

Arya kira setelah disuapin bubur lalu kepalanya dikompres, Alia langsung pulang ketika dirinya tertidur. Tapi dilihat dari keadaan sekarang, sepertinya perkiraan Arya meleset.

"Aku mana tega ninggalin kamu sendirian," kata Alia enteng.

Arya lantas memperhatikan sosok Alia yang masih serius menyelesaikan masakannya.

Jadi selama aku tidur dia menjagaku?

Ada kehangatan yang tumbuh hatinya. Meski pun, ada juga kecurigaan yang tak bisa dihentikan.

"Saat aku tidur kamu gak ngapa-ngapain aku kan?" Mata Arya menelaah ekspresi Alia.

Ditanyai seperti itu malah membuat Arya tersenyum penuh misteri. "Hmm ... Soal itu sih, ternyata punya kamu itu gede ya."

"!?" Arya refleks menutup area selangkangan. ".. A-Apa yang sudah kamu lakukan padaku!?"

Alia menjawab santai, "Yang aku maksud itu adalah kamar tamu rumah kamu yang gede. Aku kan tidur sana." Alia berubah memasang senyum nakal. "Memangnya ... Kamu pikir aku melakukan apa kemarin?"

"...."

"Pikiran kamu ternyata kotor juga ya," goda Alia. "Lagian kenapa saat aku bilang gede, kamu malah langsung kepikiran ke bagian itu? Aku sih gak yakin punya kamu beneran gede."

Arya tak terima. "Kata siapa punyaku kecil!?"

Alia memprovokasi, "Ya kalau begitu coba buktikan!"

Ada dorongan di sudut kepalanya yang memerintahkan dia untuk buka celana dan menunjukkan ke Alia betapa jantannya dia. Tapi, logika serta kewarasan menghentikannya.

Alia pun lanjut tertawa, "Sudah, cuci muka dulu sana! Sarapan yang aku buat masih belum matang."

Pagi-pagi begini Arya sudah dibuat capek oleh tingkah laku Alia. Tetapi setelah di kamar mandi, setelah juga membasuh muka dengan air, Arya memperhatikan refleksi wajahnya di cermin. Arya pun menemukan sudut bibirnya yang meninggi.

Harus diakui Alia yang baru telah membuat hidupnya jauh berbeda. Lebih melelahkan, namun tidak bisa juga dibilang buruk.

...----------------...

Waktu sarapan, Arya dimanjakan dengan berbagai hidangan yang menggugah selera saat dilihat, serta membuat lebih bertenaga setelah dimakan. Dan menyaksikan Arya yang lahap, menenangkan hati Alia yang dari kemarin dipenuhi rasa khawatir.

Di tengah makan pagi, ketika matahari di luar mulai menampakkan diri, ponsel Arya berdering. Arya ambil handphone-nya, lalu membaca nama si penelepon di layar.

Arya tampak agak ragu mengangkat telepon tersebut di hadapan Alia. Tapi, pada akhirnya dia tetap menekan tombol berwarna hijau di layar.

"Iya, hallo Mah?"

Yang menghubungi Arya ternyata adalah ibunya.

"Gimana keadaan kamu? Udah baikan belum? Apa perlu Mamah datang ke rumah kamu?"

Suara dari speaker ponsel samar-samar bisa juga terdengar oleh Alia.

"Aku udah sembuh kok," jawab Arya.

"... Apa kamu mau langsung masuk kerja hari ini?"

"Iya."

"Dasar bocah workaholic! Tidak bisakah kau istirahat lebih lama!? Buat apa kamu punya karyawan banyak kalau masih gak ada waktu bahkan untuk istirahat!?"

"Ada meeting penting hari ini yang aku gak bisa lewatkan."

"Sepenting-pentingnya sebuah meeting, tidak lebih penting dari keadaan anak Mamah!"

Jangan pernah mendebat seorang ibu tentang kekhawatiran mereka terhadap anak! Arya tahu itu, makanya dia lanjut memilih untuk diam.

"...."

"Pokoknya hari ini kamu gak boleh masuk kerja dulu! Kalau enggak! Mamah akan datang ke kantor dan menyeret kamu balik ke rumah!"

"T-Tapi Mah ...,"

"Nggak ada tapi-tapian! Apa cuma karena sudah jadi CEO kamu tidak mau dengerin lagi perkataan Mamah!"

"...."

Arya kehabisan kata-kata.

Alia di sisi lain awalnya ingin terus diam. Namun secara tiba-tiba dia kepikiran sebuah ide jahil.

"Mas, aku sudah buatkan sup hangat untuk kamu." Alia sengaja sedikit melambangkan suaranya supaya ibunya Arya ikut mendengarkan.

"Hah!? Siapa itu!? Arya, kamu semalem tidur bareng seorang wanita!?" Pikiran ibunya Arya kemana-mana. Ada wanita di rumah anaknya sepagi ini! Hal yang paling logis ialah si wanita sudah berada di sana dari malam.

"Apa kemarin kamu beneran sakit!? Jangan-jangan kamu cuma cari alasan aja supaya gak kerja dan bisa mesra-mesraan dengan wanita!?" celoteh ibunya.

"...."

Arya yang bingung merangkai penjelasan hanya bisa menatap Alia. Dia tahu asistennya ini memang sengaja melakukan hal tadi.

Alia pun melakukan gestur agar Arya menyerahkan ponselnya. Dan Arya walau pun ragu, tetap melakukan hal yang Alia minta.

"Hallo Bu, nama saya Alia, saya asistennya Pak Arya," Alia memperkenalkan diri.

"Asisten?" Pikiran Ibunya Arya tambah liar, sebab hubungan antara CEO dan asisten adalah hal lumrah di novel-novel yang ia biasa baca. "K-Kenapa kamu pagi-pagi ini sudah ada di rumah Arya?"

Alia tak berbohong. "Karena semalam saya menginap di sini."

""....""

Arya dan ibunya sama-sama terdiam mendengar jawaban Alia.

"Kemarin, selepas dari kantor, saya menjenguk Pak Arya untuk memastikan keadaannya. Tadinya saya mau langsung pulang setelah itu, tapi mengingat lagi Pak Arya tinggal di rumah ini sendiri, saya jadi tak bisa tenang. Saya pun memutuskan untuk menjaga Pak Arya dan tak pulang."

Ibunya Arya cukup tersentuh mengetahui kepedulian Alia terhadap Arya. "Terima kasih karena sudah menjaga anak ibu. Tapi ibu mau tanya serius, kalian berdua bener gak ngapa-ngapain kan tadi malam?"

Alia melirik Arya sambil menjawab, "Tidak Bu, kami tidak melakukan hal yang ibu takutkan."

Arya lega karena Alia tidak bicara sembarangan.

Setidaknya sampai Alia lanjut berkata, "Lagian, saya mana tega melakukan hal seperti sama orang yang sakit. Saya lebih memilih melakukannya saat Pak Arya sehat supaya lebih memuaskan."

""!?""

Arya dan ibunya sama-sama kaget.

"Apa yang kau katakan?" teriak Arya.

"Hm? Memangnya aku salah ngomong? Apa menurutmu kamu tetap bisa memuaskan aku meski sedang sakit?"

"Ya iyalah!" Arya refleks menjawab. "Eh!? Maksudnya bukan gitu!"

Alia pun mengangguk-angguk, "Oh ternyata aku terlalu meremehkan kamu. Harusnya tadi malam kita melakukannya aja ya?"

"Bukan itu masalahnya!"

Interaksi Arya dan Alia jelas terdengar oleh si penelepon. Tapi anehnya, ibunya Arya justru tertawa.

"Hahahahaha. Arya, kamu ternyata menemukan wanita yang menarik!"

"...."

"Namamu Alia kan? Biar aku tanya, apa kau mencintai Arya?"

Alia menjawab tanpa jeda, "Iya, saya mencintai dia dengan segenap hati!"

Di ujung telepon, ibunya Alia seperti sedang tersenyum.

"Kalau begitu akhir pekan ini datanglah ke rumah kami!"

"...."

"Jika kau semenarik yang aku pikir, aku akan membantumu mendapatkan Arya."

1
zhouzhou_zz
Gak sabar nunggu lanjutannya!
✨Wyn한✨
Tidak hanya cerita, tetapi juga pengalaman hidup. 🤗
Abadon007
Gue ga bisa berhenti baca!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!