 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Mayat dalam rumah
Untuk menenangkan hati agar tidak terus-menerus mengalami gangguan buruk dan bisa saja itu karena mungkin selama ini Lea jarang bergaul dengan orang, ditambah saat pindah ke sini dia belum ada berkenalan dengan siapa pun untuk melihat atau pun berbicara dengan tetangga kampung yang tinggal di daerah ini terlebih dahulu.
Jadi agar tidak semakin larut dalam duka dan juga halusinasi tingkat tinggi ini maka Lea memutuskan untuk keluar sambil menyapa beberapa orang yang ada di kawasan sini, sebab kalau di sini adalah kota tapi tetap terasa begitu asri seperti di kampung dan kurang kendaraan yang berlalu lintas melewati jalanan aspal.
Setiap sore atau pagi pasti banyak orang yang berjalan untuk melemaskan otot kaki agar tidak terlalu berdiam diri di dalam rumah dan tenggelam dalam pikiran mereka yang pasti akan membunuh setiap saat, sakit mental bukan masalah yang mudah karena tidak terlihat namun bisa sangat mematikan bagi penderita itu sendiri.
Lea pun memutuskan untuk keluar dan mencari udara segar agar tidak semakin larut saja dalam ketakutan yang tidak berujung itu, Dean juga menyarankan agar Lea mencari teman sehingga dia bisa untuk sharing sehingga nanti duka yang dialami dan juga ketakutan itu bisa hilang perlahan-lahan walau tidak secara langsung dari dalam diri.
"Selamat sore." Lea menunggu wanita muda yang sedang berjalan dengan teman nya.
"Sore juga, Kakak yang baru pindah di rumah itu ya?" Aira bertanya ramah.
"Iya, nama saya Lea."
"Aira, ini Kakak saya namanya Angel." Aira juga mengenalkan saudara dia.
"Salam kenal, saya baru sempat keluar dari rumah sehingga belum ada berkenalan dengan warga sekitar." Lea berusaha mencari topik dengan mereka berdua.
Terlihat bahwa yang bernama Angel terlihat dia kurang ramah terhadap Lea sehingga ada rasa canggung dan juga bingung untuk berbicara apa, beda dengan Aira yang seolah memang ingin bersahabat dan bertetangga baik pada Lea yang baru pindah ini.
Lea juga tidak ambil pusing walau kelihatan dari sorot mata Angel bahwa gadis itu tidak suka pada dirinya, yang penting Lea merasa tidak pernah mengganggu atau mengusik gadis itu sehingga tetap enjoy saja walaupun di sini mereka akan bertetangga dengan waktu yang cukup lama karena Lea dan Dean berencana untuk tinggal di sini setelah menikah.
"Kakak pacarnya yang punya rumah itu ya?" Aira langsung bertanya.
"Ah iya, kami berencana akan menikah dalam waktu dekat jadi sekarang sedang melihat keadaan sekitar dan sudah menikah secara siri." dusta Lea karena dia tidak ingin orang di sini tahu bahwa dia masih pacaran.
"Oh sudah menikah ternyata Kakak." Aira baru tahu bahwa pasangan ini telah menikah.
"Iya, tapi masih secara siri saja dan belum menikah secara resmi." jawab Lea sambil tersenyum.
Aira mengangguk dan kemudian melambaikan tangan pada Lea karena Angel sudah terlebih dahulu berlari menjauh untuk lanjut jogging, dia sangat tidak tertarik untuk basa-basi pada gadis itu karena entah mengapa Angel merasa tidak ada yang menarik pada diri Lea.
"Kakak kenapa sih terlihat tidak suka begitu pada Lea?" Aira menatap Angel.
"Paling dia adalah perebut pacar orang jadi aku malas dengan orang seperti itu." the last Angel.
"Ya kan belum tentu dia merebut, siapa tahu saja dengan yang lama memang sudah putus dan dia pacaran lagi dengan Lea." Aira masih terus membela.
"Kan masih siapa tahu dan kau juga tidak tahu kebenarannya." Angel tetap merasa tidak suka.
"Ih Kakak tu suka menilai orang cuman dari luar saja." Aira memiringkan bibir karena merasa Angel selalu saja begitu.
Angel adalah tipe orang yang bila sekali melihat tidak suka maka akan langsung tidak suka selamanya, dan itu bukan karena iri ataupun dengki melainkan firasat dari hati sehingga dia kadang susah mencari teman yang pas karena perasaannya tidak bisa di bohongi ketika sedang mencari teman.
...****************...
"Sayang kamu di mana?" Lea kembali tidak bisa menemukan keberadaan Dean.
Langkah wanita ini menelusuri sekitar rumah yang selama ini belum pernah dia masuki, kalau ada sedikit rasa takut namun tetap saja lu ya berjalan untuk mencari tahu dimana keberadaan sang kekasih tercinta itu, ada rasa penasaran juga karena selama ini Dean kerap kali menghilang seolah entah ke mana dan kemudian mendadak saja muncul kembali.
Sraaaaak.
Sraaaaak.
"Itu pasti dia yang sedang berisik, lagi apa Dean di dalam ruangan itu?" Lea pun berjalan mendatangi ruangan yang sedikit terbuka dan itu jaraknya agak lumayan jauh dari rumah utama.
"Sayang!" Lea masuk dan kemudian Dean tersentak kaget.
"Lea, kenapa kamu sampai ke sini?!" Dean kaget sekali dan dia menghampiri Lea.
"APA INI SEMUA?!" Lea menjerit kaget dan juga ketakutan setelah melihat apa yang ada di dalam peti kaca.
"Sayang dengarkan aku dulu, kamu tenang saja dan jangan terlalu panik seperti ini." Dean cepat menangkap tangan Lea.
Sedangkan Lea sudah panik tidak karuan karena di dalam peti kaca itu terbaring satu sosok tubuh dengan keadaan yang sudah tidak bergerak sama sekali, emang keadaannya masih seperti manusia hidup dan kelihatan hanya sedang tidur saja ke arah wanita itu menggunakan gaun bagus di lengkapi dengan beberapa hiasan di atas kepala.
"Dengarkan aku, dia sudah mati dan tidak akan berbuat apa-apa." Dean berusaha untuk menenangkan.
"Tapi ini sangat gila karena kita sama saja satu rumah dengan seorang mayat!" teriak Lea sangat panik.
"Hanya butuh enam puluh enam hari kita tidur bersama dia, aku yang akan mengurus semua dan kamu berpura-pura saja tidak tahu ada Julia di dalam sini." Dean terus berusaha untuk membujuk.
"Gila, aku tidak ingin tinggal dengan seorang mayat dan mungkin saja yang aku alami ini semua adalah ulah Julia!" Lea menyentak tangan Dean yang terus memegangi dia.
Dean mengusap wajah kasar karena bingung juga mau menjelaskan bagaimana tentang keberadaan Julia yang ada di dalam kotak kaca ini, hubungan mereka terasa begitu rumit karena memang Lea adalah orang ketiga dalam rumah tangga yang telah di arungi oleh Dean dan juga Julia.
"Aku melakukan ini semua karena cintaku padamu!" Dean mengusap wajahnya kasar.
"Lalu kenapa kau masih saja menyimpan mayat istrimu di dalam rumah ini bila kau memang mencintai aku!" teriak Lea sangat marah.
Bingung Dean menjelaskan karena Lea pasti tidak akan paham apa yang telah dia lakukan dan perjuangkan untuk membuat nanti mereka bisa menikah, padahal Dean rela melakukan apa saja hanya untuk bersama dengan wanita pelakor ini.
selamat sore Besti.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek