Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.
Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.
Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.
"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.
Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Pertemuan Yoda dan Lahat
"Papaaa."
Bocah yang Yoda temukan di jalanan dekat parkiran itu, segera menyambut seorang pria matang yang menghampirinya. Tangan bocah yang bernama Alvian itu merekah.
"Al, Sayang. Ya ampun, papa sama mama sampai panik mencari Al di kerumunan orang-orang. Syukurlah, Nak, kamu selamat."
Pria matang yang ternyata ayah dari bocah yang ditemukan Yoda itu, girang mendapati sang putra selamat. Kemudian tatap matanya kembali ia tujukan kepada Yoda.
"Bang Lahat? Ini anak Abang?" Yoda menatap tidak percaya kalau pria yang mengaku ayahnya Avian itu adalah anak Lahat.
Pria yang ternyata ayah dari bocah itu, rupanya pria yang sudah Yoda kenal. Dia Lahat, suami dari mantan kekasihnya, yaitu Aika. Setelah Yoda pindah kesatuan ke Yonif XXX tiga tahun silam, baru kali ini mereka dipertemukan.
Yoda dan Lahat bersalaman bagai dua kawan lama yang baru dipertemukan. Padahal dalam kisah silam, mereka tercatat sebagai dua orang yang saling bermusuhan karena satu orang perempuan bernama Aika.
***
Beberapa saat berlalu, sebuah pemandangan yang tidak biasa, kini terlihat jelas. Yoda dan Lahat serta bocah yang bernama Alvian yang merupakan anak kembar Lahat, duduk akur di atas hamparan rumput, sembari menatap pejoging di lapangan Banteng.
Setelah pertemuan tidak terduga tadi, obrolan mereka berlanjut begitu saja sampai memutuskan duduk berteduh di bawah pohon pinus untuk sekedar ngobrol.
"Tadi, aku melihat seorang bocah di dekat area parkir sendirian. Dia terlihat bingung. Lalu aku dekati dan ditanya. Sayangnya anak Abang tidak mau bicara, dia nangis sepertinya takut melihat aku," tutur Yoda menceritakan kembali kejadian saat pertama kali menemukan Alvian.
"Terimakasih banyak, Dik. Alhamdulillah putraku selamat. Padahal tadi kami sudah panik dan mencari di dalam jejalan orang-orang yang lalu lalang. Setelah setengah jam mencari dan hampir putus asa, tiba-tiba kami mendengar sebuah pengumuman dari pos jaga. Dan ternyata pengumuman orang hilang itu adalah putra kami."
Tutur Lahat, berterimakasih pada Yoda, karena Yoda bagaikan malaikat bagi putranya.
"Sepertinya, tadi Alvian sedang mengejar balon yang terlepas dari tangannya, sehingga terpisah dari kami. Abang baru tersadar setelah berada dalam jejalan orang-orang sehingga kami berpikir, Alvian menghilang di balik kerumunan orang-orang," tutur Lahat menceritakan kronologis kehilangan Alvian.
Obrolan mereka yang awalnya kaku, kini berlanjut hangat. Mereka seakan lupa pernah punya masa lalu yang menyebabkan mereka saling bersitegang. Tapi, kini tidak lagi.
Ucapan Yoda yang terdengar tulus, merubah paradigma buruk Lahat terhadap mantan Aika itu.
"Ngomong-ngomong, di mana Ai ... Istri Abang? Kalian hanya berdua saja?" Yoda sedikit ragu menyebut nama Aika, dia takut Lahat salah pengertian.
"Istriku tadi abang tinggal. Abang segera kemari beberapa saat setelah mendengar pengumuman di pos jaga. Lalu, bagaimana denganmu, Dik? Kamu ke sini sendirian? Di mana istrinya?"
Obrolan mereka semakin menarik. Sampai akhirnya Yoda terdiam ketika Lahat bertanya tentang satu hal yang menurutnya pribadi.
Yoda hening beberapa saat, bibirnya bergerak tidak karuan, berusaha menyembunyikan perasaan yang campur aduk.
"Aku belum menikah, Bang. Aku masih membujang hingga kini." Yoda berkata dengan lirih.
Lahat tercengang, bukankah seperti yang pernah Aika bilang kalau Yoda akan segera tunangan dengan kekasih dokternya itu? Lalu kenapa kini Yoda katakan belum menikah?
"Lho, ya ampun." Wajah Lahat memperjelas rasa tidak percayanya.
"Beginilah, Bang, faktanya. Bisa jadi ini karma bagi aku yang dulu sudah menyakiti Aika," akunya terdengar menyesal.
Lahat meraba bahu Yoda sebagai tanda simpatik. Walaupun terkejut dengan berita Yoda yang belum menikah, akan tetapi Lahat sudah tidak takut lagi kalau Aika akan direbut Yoda. Lahat melihat, Yoda sudah tidak tertarik Aika lagi.
"Jangan katakan karma. Kalau Allah belum memberikan takdirnya, maka sekuat apapun kita berusaha, tidak akan Allah berikan jika memang belum saatnya," hibur Lahat.
Yoda tersenyum hambar. Ia membenarkan ucapan Lahat. Memang sepertinya dia belum ditakdirkan menikah dan mempunyai istri. Dokter Serelia saja sudah tidak bisa dia harapkan lagi, sebab Yoda sudah beberapa kali dibuat kecewa karena harus menunggu.
"Aku justru bahagia melihat Abang. Aku juga lega, perempuan yang sempat aku sia-siakan, kini benar-benar jatuh pada pria yang tepat." Yoda mengungkapkan perasaannya yang kini dirasakan tentang hubungan Aika dan Lahat.
Lahat tersenyum, dia tidak memberi tanggapan apa-apa lagi. Baginya, perubahan Yoda yang beberapa tahun tidak pernah bertemu, semakin baik dan tenang.
"Terimakasih banyak, Dik. Semoga setelah pertemuan kita ini, kamu justru mendapatkan jodoh terbaik di tempat ini," ucap Lahat tulus.
"Papa, itu Mama."
Tiba-tiba Alvian yang sejak tadi anteng, menunjuk ke arah seorang perempuan yang mendorong stroller bayi. Di atas stroller itu, ada Alyana sedang tertidur.
Yoda menoleh ke arah perempuan yang sudah pasti dia kenal. Dia Aika.
Tatapan mereka bertemu. Tapi, baik Aika dan Yoda cepat membuang tatap ke arah lain.
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.