Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
********
Di dalam kamarnya, Suina terus saja memikirkan perkataan Riri.
Namun ia masih saja ragu dengan perasaanya pada Edo, karena merasa jika pria itu seperti sudah menaruh hati pada wanita lain.
" Huufff... kenapa aku harus menyukainya. " gumam Suina bingung.
Ketika sedang asyik berdebat dengan fikiranya, tiba tiba ponselnya berbunyi.
Di lihatnya pesan dari sang ayah, untuk memberitahukannya jika ia akan datang besok.
Dengan cepat Suina membalasnya.
" Lebih baik aku tenangkan fikiranku sejenak. " gumam Suina kemudian langsung mengirim pesan singkat pada Edo.
Di rumah sakit, Edo tengan sibuk di ruang tindakan bersama sus Mia.
Ketika sedang serius memeriksa beberapa laporan pasien, tiba tiba ponselnya berdering.
Di lihatnya pesan singkat dari Suina masuk kedalam ponselnya.
Edo langsung tersenyum kemudian membaca pesan itu.
" Aku akan sangat sibuk beberapa hari ini, mungkin tidak akan sering mengunjungimu. tolong jaga putih dengan baik. " isi pesan yang Suina kirimkan.
Seketika raut wajah Edo berubah murung dan bingung begitu membaca pesan Suina.
Ia merasa jika gadis itu seperti akan menghindarinya atau pergi dari kehidupanya.
Keesokan harinya, Suina tiba di bali.
Ia sengaja meminta sang ayah untuk tidak datang mengunjunginya, karena ialah yang akan pulang.
" Ayah! " panggil Suina begitu masuk kedalam rumah.
" Eh! udah sampai anak ayah. " ucap ayahnya yang langsung menghampiri Suina dan memeluknya.
" Suina kangen. " ucap Suina.
" Ayah juga sayang. " jawab ayahnya.
Keduanya berpelukan cukup lama untuk melepas rindu.
" Oh ya, bibimu mana? " tanya ayahnya, karena tidak melihat dia bersama Suina.
" Bibi langsung ketokonya. " jawab Suina.
" Ya udah, kamu pasti capek kan. istirahat aja. " ucap ayahnya sambil membantu putrinya itu memasukkan kopernya kedalam kamar.
" Terima kasih ya ayah. " ucap Suina.
Ia pun langsung menuju kamar masa kecilnya.
" Ternyata masih sama. " gumam Suina melihat lihat keadaan kamarnya.
Kamar yang penuh dengan berbagai gambar dari ia kecil hingga dewasa.
Kemudian ia mengambil salah satu foto mendiang ibunya, seolah olah membutuhkan kehangatanya saat ini.
" Buk! Suina telah menemukan seseorang yang Suina cinta, tapi rasanya aneh. " batin Suina sambil memandangi foto mendiang ibunya.
" Suina benar benar merasa nyaman setiap kali berada di dekatnya, tapi.. apa Suina mampu untuk melewatinya. jantuh cinta ternyata berat ya buk. " lanjut gadis itu yang terlihat mulai berkaca kaca.
Sementara di rumah sakit, Edo tengah mencoba untuk fokus dengan pekerjaanya.
Namun pria itu terus saja teralih, melihat kearah ponselnya. dengan berharap Suina segera menghubunginya.
Tidak mendengar suara gadis itu sejak semalam, membuat Edo gelisah.
" Huff... " gumamnya sambil mengusap wajahnya.
" Kenapa aku jadi gelisah seperti ini? " gumamnya bingung.
Tiba tiba ponselnya berdering, Edo langsung tersenyum mendengarnya.
Kemudian dengan cepat ia mengambil ponsel itu dan berharap itu Suina.
Senyumnya seketika hilang begitu melihat nama yang muncul di layar ponselnya.
Edo tetap mengangkatnya karena itu dari sang ibu.
" Halo buk. " jawab Edo.
" Do! maaf ibu ganggung, besok kamu ada waktu luang sebentar nggak? " tanya sang ibu.
" Ada buk, besok Edo masuk siang. memangnya kenapa? " jawab Edo sambil bertanya.
" Bisa anterin ibu nggak? " pinta ibunya sambil menjelaskan kemana tujuanya besok.
" Tentu, Edo akan mengantar ibu. " jawab Edo.
" Terima kasih sayang. " ucap ibunya senang.
" Em! " jawab Edo kemudian langsung mematikan panggilanya.
Pria itu kembali menghela nafas panjang, karena belum mendapatkan kabar dari Suina.
Di ruang istirahat para dokter, sus Mia dan beberapa perawat lainya sedang bergosip.
Mereka membicarakan Edo.
" Beberapa hari ini Dr.Edo sangat aneh. " ucap sus Mia.
" Iya sus, kita juga berfikir seperti itu. " imbuh suster yang satunya.
" Kayak bukan Dr.Edo yang kita kenal. " ucap sus Mi.
" Atau jangan jangan Dr.Edo sudah kembali menjadi dokter bedah jantung yang tegas seperti awal awal masuk kesini? " ucap suster yang satunya lagi menebak.
" Bukan sus, Dr.Edo terlihat seperti pria yang sedang patah hati karena wanita. " jawab Sus Mia.
" Oh ya? " ucap mereka kaget.
" Terakhir kali saya mendengar Dr.Edo sedang mengobrol bersama seorang wanita yang bernama Suina. " ucap Sus Mia.
" Su-Suina? " ucap mereka semakin kaget.
" Iya, saya fikir ada hubunganya dengan gadis itu, makanya belakangan ini Dr.Edo seperti terlihat murung layaknya orang patah hati. " jawab sus Mia.
" Karena setiap saya dengar dia bicara dengan gadis itu, suara Dr.Edo terdengar sangat lembut, tidak seperti bicara dengan kita. " lanjut sus Mia.
Ketika sedang asyik bergosip, tiba tiba orang yang di gosipkan mereka datang.
" Sus Mia! " panggil Edo masuk keruangan itu.
" Iya dok. " jawab sus Mia yang langsung terlihat tegang.
Begitu juga dengan perawat lainya, mereka langsung pergi karena takut akan di marahi Edo.
" Apa saya punya jadwal operasi hari ini? " tanya Edo.
" Tidak ada dok. " jawab Sus Mia.
" Baiklah, kita ke Unit UGD sekarang. " ajak Edo.
" Hah? " ucap sus Mia kaget.
" Kenapa? ada masalah? " tanya Edo datar.
" Oh! nggak kok dok. " jawab Sus Mia tersenyum kaku.
" Ayo. " ajak Edo yang sudah berjalan lebih dulu.
" Dasar Mia, punya mulut nggak bisa di rem. " gumam Sus Mia sambil memukul sendiri bibirnya.
Kemudian dengan cepat ia mengikuti Edo menuju unit UGD.
Sore menjelang, Edo kembali keruang kerjanya setelah menangani beberapa pasien.
Sesampainya di sana ia melihat sudah ada Iyan dan Sus Mia yang menunggunnya.
Keduanya langsung tersenyum begitu melihat Edo masuk.
" Eehh... mau kemana? " tanya Iyan karena melihat Edo hendak keluar.
" Aku fikir ini bukan ruanganku. " jawab Edo.
Iyan dan sus Mia langsung tersenyum mendengarnya.
" Kalian ngapain di sini? kayak nggak punya ruang kerja sendiri? " tanya Edo duduk.
" Siapa Suina? " tanya Iyan tiba tiba.
Mendengar nama itu, Edo langsung menatap sus Mia.
Sementara Sus Mia langsung memalingkan pandanganya menghindari tatapan tajam Edo.
" Kalian tau nama itu dari mana? " tanya Edo penasaran.
" Nggak usah mengelak dok, kamu memang sangat mudah di tebak. " jawab Iyan.
" Apa dia pacar dokter? " tanya Sus Mia memperjelas.
Edo pun diam sejenak dan berfikir.
" Kalian tenaga kesehatan atau para normal sih? " tanya Edo heran.
" Dok! siapa saja pasti bakalan tau, dokter benar benar sangat mudah di tebak. " jawab sus Mia.
" Benar banget, biasanya orang yang sedang jatuh cinta, sepert seorang aktor yang baru memulai peranya tanpa latihan terlebih dulu. " imbuh Iyan.
Edo terus berfikir sambil mencerna kata kata kedua sahabatnya itu.
" Nggak apa apa kok dok, dokter bisa mendiskusikannya dengan kita. " ucap sus Mia.
" Oke! namanya Suina, dia belum menjadi pacarku, tapi aku fikir dialah orangnya. " jawab Edo.
Mendengar penuturan pria itu, sus Mia dan Iyan langsung tersenyum senang.
" Terus? " tanya Iyan penasaran.
" Dia pergi selama beberapa hari, tapi aku nggak kemana. " jawab Edo.
" Kenapa dokter tidak tanya kemana dia pergi? " tanya sus Mia heran.
" Karena dia bilang dia sibuk, jadi aku tidak ingin mengganggunya. " jawab Edo.
Iyan dan sus Mia hanya bisa menggeleng heran mendengarnya.
" Dok! apa yang dokter lakukan itu benar benar salah, kenapa dokter tidak langsung bertanya saja. kan nggak ada salahnya. " ucap sus Mia.
Sementara Edo semakin kebingungan harus melakukan apa.
" Apa yang sedang kau khawatirkan itu keluargamu?" tanya Iyan.
Mendengar itu, Edo seperti merasa serba salah.
Di satuh sisi ia sudah menaruh hati pada gadis itu, namun di sisi lain Edo juga memikirkan apa yang akan terjadi jika ia menjalin hubungan dengan Suina.
###NEXT###