Riana yang berumur 17 tahun kelas 3 sma terpaksa harus menerima permintaan sang bunda untuk menikah muda. dengan erlangga laki-laki mengebalkan sekaligus rivalnya.
Erlangga yang terlihat cuek dan tidak peduli pada riana, justru menyimpan rasa cinta sangat besar hingga menjadi obsesi yang sangat gila.
mampukah riana menghadapi sikap Erlangga yang posesif dan manja itu?
dibalik pernikahan mereka ada sebuah masalah besar sedang menanti riana. mampu kah erlangga melindungi riana? atau justru sebaliknya.
kalo suka mampir yah gays😉
maaf kalo jelek soalnya karya pertama_<
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istri'minyonggi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6.cemburu
seperti yang dijanjikan erlangga kini dia membawa riana. Pergi kesebuah perusahaan
Riana menatap kagum bangunan besar yang sedang dia pijak.
Banyak pertanyaan dikepala kecilnya untuk sang suami namun memilih menahan dulu pertanyaannya itu karna melihat erlangga sangat sibuk dengan karyawan yang lain sehingga riana harus menunggu di ruangan ceo.
Dari awal mereka masuk keperusahaan ini sudah disambut oleh seorang lelaki tampan yang sedang menunggu kedatangan erlangga. Yang tidak lain adalah asistennya erlangga.
erlangga sangat sibuk bersama karyawan lain, sehingga disini riana diam menunggu namun lama-lama bosen juga.
Riana pun memutuskan keluar untuk berjalan-jalan melihat keadaan sekitar daripada bosen didalam sendirian.
Namun tiba-tiba ada suara yang mengajaknya berbicara.
"lagi ngapain?" tanya cakra berjalan mendekati riana.
"loh! Aku yang harusnya nanya gitu kan? Kamu ngapain disini cak?" riana malah bertanya balik.
"cak cak cak kamu kira aku cicak apa hah!" kesal cakra.membuat riana terkekeh.
"pertanyaan aku belum dijawab loh ri?" cakra berdecak kesal.
"mainlah emang mau ngapain lagi, aku kan pengacara. Pengangguran banyak acara." jawab riana santai. Membuat cakra berdecak kesal.
"oh iya kamu sendiri ngapain disini cakra? Gak buat masalahkan?" tatap naira curiga.
"sembarang! itu mulut gak disaring dulu apa!" tangan cakra meraup wajah riana.
"ya habisnya mencurigakan." gelak tawa raina.
"aku loh disuruh kesini nganterin kontrak sama papah." cakra langsung merangkul pudak riana pergi.
Tanpa mereka berdua sadari dari tadi ada yang melihat obrolan riana dan cakra sangat mesra menurutnya.
Padahal dari dulu cakra memang sangat manja pada riana sedari kecil, karna orang tua cakra. mereka harus terpisah selama 5 tahun.
Cakra sedikit lebih tua dari raina mereka berdua beda lima tahun namun yah begitu cakra yang sangat menginginkan kasih sayang orang tua, tapi dia dapatkan dari raina.
"aman bro?" reza menepuk bahu erlangga yang mengepalkan tangan erat.
"hmmm." erlangga langsung pergi setelah memberikan tatapan tajam pada reza.
"lah malah emosi tuh anak, untung sayang." reza menggelengkan kepala melihat tingkah bosnya itu.
_ _ _ _ _
cakra terus menatap riana yang sedang menyantap makanan didepannya dengan lahap.
"ada yang salah sama wajah aku." kesal raina langsung menaruh sumpit di meja.
"Gak ada kok." cakra tersenyum manis.
Pengunjung yang lain pun dibuat salting melihat dua saudara yang sedang duduk berhadapan, mereka mengira cakra dan riana itu adalah pasangan romantis.
Erlangga mengepalkan tangan erat menggenggam pecahan kaca ditangannya. ia pun berjalan menghampiri istri kecilnya bersama laki-laki lain.
Keadaan ramai tba-tiba sangat hening ketika erlangga duduk diantara mereka berdua.
"lanjutin aja obrolan kalian. Anggap aja saya gak ada." erlangga tersenyum manis berbeda dengan tatapan matanya sangat tajam.
ariana menelan ludah ketika melihat erlangga tersenyum semengerikan itu, firasat mengatakan dia dalam masalah. Tapi sebisa mungkin riana mengelola ekspresi wajahnya sehingga terlihat tenang diluar berkecamuk didalam.
"ngapain disini ganggu aja. Gak liat apa kita sedang kencan." sinis cakra pada erlangga.
"K.E.N.C.A.N?" ucap erlangga menekan setiap kata.
"bu-bukan lo! Kamu salah paham kak." ketar ketir riana takut juga.
"tapi benerkan kita itu." perkataan cakra dipotong oleh naira sebelum erlangga tambah salah paham.
"dia sepupu aku kak." senyum riana. Membuat cakra tambah bete.
"kak? Emangnya saya kakak kamu." erlangga menatap tajam riana.
"gak usah begitu menatapnya." marah cakra.
riana yang melihat keadaan semakin tidak kondusif terlebih erlangga akan meledak emosinya bahaya juga jika mereka saling pukul yang ada nanti masalahnya tambah runyam.
"paksu. sayangku kita disini lagi makan gak ngelakuin hal aneh loh." bujuk riana manja, mebuat cakra heran.
"paksu maksudnya apa ri?" cakra meminta penjelasan.
"boleh aku bilang." cicit riani pada erlangga.
"silahkan nyonya tapi perlu diingat hati-hati jika pasangan kencan anda kabur." cibir erlangga.
Riana hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan suaminya yang sudah cemburu tapi masih saja gengsi mengakui nya.
"nah cakra kenalin ini suami aku erlangga dan erlangga kenalin ini cakra sepupu aku." raina meperkenalkan mereka berdua.
"SUAMI?!" teriak cakra kaget.
"SEPUPU?!" teriak erlangga sama kagetnya.
tiba-tiba mata riana kaget melihat tangan erlangga yang sudah bercucuran dari dari tadi.
Saking marahnya erlangga mengabaikan tangannya yang berdarah, tanpa sadar saat mengulurkan tangan terlihat banyak darai berceceran dilantai.
"ERLANGGA." teriak marah riana.
Sontak membuat mereka bertiga yang tadi sudah jadi bahan tontonan kini semuanya menatap mereka bertiga saat riana berteriak marah.
Tak ngin banyak omong riana langsung pergi meninggalkan erlangga yang mematung syok karna baru pertama kali dibentak riana.
"nyari penyakit sih, riana itu gak suka melihat darah kamu tau dia punya fobia." setelah menepuk pundak erlangga, cakra langsung pergi.
Erlangga dibuat lemas ketika cakra memberitahukan ketakutan sang istri pada darah. Mana ini dia berdarah lagi, ketar ketir erlangga. Seperti semam jantung.
