Anak Yang Sengaja Di Tukar

Sementara di sekolah, wajah sofia yang tersenyum manis dan terlihat sangat cantik mulai terpampang di seluruh sekolah, senyuman nya seperti magnet yang membawa orang tersenyum begitu melihat wajahnya termasuk bastian

Amora sangat kesal dan merasa iri dengan sofia, sehingga dia memendam rasa dendam pada sofia

Pagi itu sofia mendapat kabar jika ayahnya harus segera di operasi lantaran kondisi ayahnya yang sudah sangat lemah, namun dokter mengatakan jika operasi ayahnya memerlukan banyak biaya

Sofia tampak sangat sedih lantaran dia tak punya uang untuk membiayai operasi ayahnya

" Dokter, apakah ayahku bisa menjalani operasi dulu baru setelah itu aku akan membayarnya" ucap sofia

" Maaf itu bukan kebijakan saya, saya hanya menjalani tugas kalo soal biaya silakan anda langsung saja sampaikan pada yang bersangkutan " jawab dokter kemudian berlalu

" Ya tuhan, dimana aku harus mendapatkan uang yang sangat banyak itu?" Ucapnya masih duduk di samping pembaringan ayahnya

" Ibu? Ya sepertinya aku harus meminta pertolongan pada ibu, tidak masalah jika dia mau menghina atau memukulku yang penting dia mau membantu ayah " gumamnya segera beranjak

" Tapi aku tak tau dimana rumah amora dan ibu, bagaimana caranya aku ke sana? Coba aku tanya pada Celine mungkin saja dia tau" gumamnya kembali duduk di kursi dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi celine

******

Berkat informasi dari celine, Sofia kini berdiri di depan rumah mewah keluarga mintura, dengan rasa sedikit takut sofia pun memberanikan diri untuk bertanya pada seorang security

" Permisi pak, apa benar ini rumah amora?" Tanya nya

" Iya, ini rumahnya nona amora? Ada apa? Dan nona siapa?"

" Maaf pak saya sofia, apa boleh saya bertemu dengan amora dan ibunya?"

" Apa nona sudah membuat janji oada nona amora dan nyonya? Kalo belum maaf saya tidak bisa membiarkan nona masuk ke dalam"

" Tapi pak, tolong katakan pada mereka dan sebut saja namaku " ucapnya lagi

" Baiklah kalo begitu nona tunggu sebentar di sini, saya akan masuk untuk memberitahukan pada nyonya dan nona amora" jawab security kemudian berlalu

Tak lama security itu pun kembali dan membiarkan sofia untuk masuk dan menemui majikannya

Dengan perasaan gugup sofia kini masuk dan bertemu dengan amora dan ibunya yang sedang duduk di sofa empuk

" Duduk " ucap bu mira pada sofia

" Bukan di situ, tapi di lantai tempat duduk kamu" teriak amora begitu sofia baru saja ingin duduk di sofa

" Mau apa kamu kesini?" Tanya bu mira terlihat sangat angkuh

" Ibu, aku kangen sama ibu " jawab sofia yang kini duduk di lantai

" Jangan bohong kamu, katakan saja apa maumu" bentak bu mira

" Bu, ayah sedang sakit sekarang, ayah mengalami kecelakaan dan harus di operasi" ucap sofia

" Lalu? Kamu ingin meminta uang padaku?" Tanya bu mira

" Tidak bu, aku hanya ingin meminjamnya" jawab sofia tertunduk

" Gak ada " jawabnya singkat

" Kalo begitu setidaknya ibu datang menjeguk ayah, kasihan ayah bu "

" Untuk apa aku kasihan pada pria yang telah menceraikanku? Tapi aku bersyukur karena setelah bercerai dari pria miskin itu aku jadi seperti sekarang " jawabnya

" Lagian gak usah memaksa diri, kalo emang gak ada uang ya udah biarin aja dia mati, daripada hidup bikin repot aja " ucap amora

" Amora, kamu gak boleh ngomong kayak gitu ke ayah" ucap sofia

" Emang kenyataannya kayak gitu kan?" Ucap amora lagi

" Baiklah kalo gitu, bu aku permisi " ucap sofia terlihat kesal dengan ucapan amora

*****

Esok pun tiba, sore itu kondisi pak Budi makin kritis, dokter menyarankan untuk memindahkan ke ruangan dengan fasilitas yang lengkap, namun seperti sebelumnya sofia tak mampu membiayai pengobatan ayahnya

Mau tidak mau dia pun memilih kembali ke rumah ibunya meski hujan sangat deras dan berjanji ini untuk yang terakhir kalinya dia akan meminta bantuan ibunya

Tap... Tap... Tap...

Terdengar suara langkah menghampirinya

" Kamu masih di sini? Bukan kah sudah aku katakan jangan pernah datang jika kamu tak ingin menjadi babu untuk amora" ucap Bu Mira memandang sofia

" Ibu aku mohon bantu ayah kali ini, aku janji akan mengembalikan uang ibu secepatnya" pinta Sofia sembari menangis di bawah derasnya hujan yang kini membasahi tubuhnya

" Aku sudah tak ada lagi urusan dengan ayahmu, sebaiknya kamu pergi dan jangan pernah mengharapkan bantuan dariku"

" Tapi Bu, kondisi ayah sangat kritis " ucap Sofia masih bertahan dengan memegang kaki ibunya

" Bukan urusanku" jawab Bu Mira menghempaskan kakinya hingga membuat Sofia terhuyung

Sofia tak tinggal diam, dia kembali menahan kaki ibunya dengan harapan ibunya akan luluh

" Bu, tolong ayah untuk kali ini saja " ucapnya memohon namun sayangnya Bu Mira tak menghiraukannya dan segera berlalu

" Hei Sofia... Kita itu bukan siapa-siapa lagi jadi jangan pernah meminta bantuan pada kami, urus saja sendiri ayahmu yang miskin itu" ucap Amora

" Tapi Amora, dia juga ayah kamu. Hanya ibu dan kamu yang dapat membantunya saat ini" ucap Sofia menangis

" Jadi? Kamu sangat butuh uang sekarang? Baiklah, aku akan memberikan padamu"

SREEET....!!!

Amora merobek lembaran uang yang tak sedikit itu menjadi beberapa bagian

" Ini uang yang kamu butuhkan, ambil saja untuk pengobatan ayahmu yang miskin itu" ucapnya membuang uang yang sudah terkoyak ke wajah Sofia dengan kasar kemudian berlalu begitu saja

" Aaaarrrrgggghhhttt....!!!" Teriak Sofia sangat kesal lantaran Amora lebih memilih merobek uang yang tak sedikit itu daripada memberikan padanya untuk pengobatan ayahnya