NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Anak Haram Sang Istri / Ibu susu
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.

Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.

Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.

Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.

Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.

Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?

Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?

Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin Menjadi Orang Kejam

#13

“Ah, aku suka, jangan berhenti.” 

Tanpa perlu obat pembangkit gairah, sebenarnya alkohol sudah bisa menjadi racun yang paling mematikan. Terbukti saat ini kedua manusia itu tengah bercumbu sengit di atas sofa yang ada di salah satu ruangan privat di diskotik tersebut. 

Si wanita menerima dan sengaja membiarkan Sean menc^umbu tubuhnya, dan Sean yang dalam kondisi gak sadar hanya bisa menuruti insting alaminya sebagai pria yang disuguhi pemandangan polos tubuh wanita tanpa penghalang sedikitpun. 

Tapi ketika permainan semakin panas, ponsel Sean tiba-tiba berdering. “Abaikan, sayang,” pinta wanita itu, yang kembali menarik Sean ke pelukannya. 

Pada awalnya Sean berhasil mengabaikan, tapi karena panggilan kedua kembali berdering, Sean pun menjeda sejenak apa yang sedang ia lakukan. 

Pria itu menepis tubuh wanita yang sedang menyerahkan tubuhnya untuk digagahi, padahal Sean masih mengenakan pakaian lengkap. “Halo!” jawab Sean kesal, karena telepon tersebut mengganggu kegiatannya. 

“Tuan, maaf, saya mengganggu.” Suara Dina terdengar ketakutan, dan Sean juga mendengar suara tangis Baby Rey. 

“Sudah tahu mengganggu, mau apa?!” 

“T-tuan muda—” 

“Aku sudah membawakan ASI untuknya, kenapa ia masih rewel?” bentak Sean lagi. 

“S-saya tidak tahu, Tuan. Dia sudah kenyang, tapi sampai sekarang tak mau tidur, bahkan tangisnya semakin kencang,” jawab Dina ketakutan, gadis polos itu merasa jatah umurnya semakin berkurang dari hari ke hari setiap kali mendengar suara Sean mengamuk. 

“Dasar Papa tidak bertanggung jawab!” Suara tiba-tiba berganti, kali ini suara Mom Naura, membuat Sean kembali sadar dari efek alkohol yang menguasainya. 

“M-Mom,” ucap Sean gugup. 

“Ada dimana kamu sekarang, hah?! Sudah punya anak, tapi kelakuan tak mau berubah. Setidaknya kalau kamu tak mau memikirkan dirimu sendiri, pikirkan anakmu! Mommy minta pulang sekarang juga!” 

Sean sampai menjauhkan ponsel dari telinganya, saking kerasnya suara Mom Naura. Pria itu mematikan ponselnya, sesaat kemudian ia merasa ada telapak tangan lembut membelai pipi kemudian mengusap dadanya dengan sensual. “Sayang, ayo kita lanjutkan lagi.” 

Sean yang baru sadar dari pengaruh alkohol, menoleh ke arah wanita yang tengah menggerayangi tubuhnya. “Siapa kamu? Dan kenapa kamu tel^anjang?” tanya Sean sengit. 

“Sayang, apa kamu lupa dengan apa yang kita lakukan barusan?” tanya wanita itu, wajahnya kecewa karena ia tak sampai mendapatkan pelepasan yang sangat diharapkannya. 

“Memang, apa yang kulakukan? Pakaianku saja masih utuh.” Sean menatap jijik tubuh tel^anjang wanita itu, ia mengambil jas kemudian meninggalkan puluhan lembar uang untuk membayar minumannya, kemudian pergi begitu saja dari ruangan tersebut. 

Jangan tanya gimana wanita itu, tentu saja ia marah karena rencananya telah gagal total. “Sialan! Dulu ibunya, sekarang anaknya yang jadi penghalang, awas kamu, Sean, aku tak akan menyerah begitu saja."

Sean berjalan keluar dari diskotik, dengan kepala pusing berputar, tapi ia tak khawatir karena Gading masih menunggunya di mobil. Pria itu benar-benar kolot, ia tak mau masuk ke diskotik dan menemaninya minum, malah diam dan menunggu di tempat parkit. 

Brak!

Sean membanting pintu mobil setelah menghempaskan tubuhnya. “Cari makanan berkuah, dan obat pereda nyeri, kepalaku pusing sekali.” 

“Baik Tuan,” jawab Gading, tanpa banyak bertanya lagi. 

Gading mampir ke apotik, sebelum membawa Sean ke depot penjual soto, yang buka hingga dini hari. 

Sean melahap habis soto daging yang tersaji di hadapannya, kemudian meminum obat pereda nyeri yang Gading belikan untuknya. Baru kemudian mereka melanjutkan perjalanan pulang. 

Esok adalah hari libur, untuk alasan itulah, Sean memutuskan pergi ke diskotik malam ini. Tapi sepertinya, takdir kembali  menyelamatkannya dari perbuatan dosa. Ia pun kembali teringat anaknya di rumah, anaknya sedang menantinya pulang, anak yang kini telah kehilangan ibunya, bahkan untuk mendapatkan ASI saja sangat sulit. Sungguh malang nasib Baby Rey. 

Sean tiba di rumah dan seperti bocah yang masih mendapatkan tatapan tajam dari Mom Naura. “Maaf, Mom.” 

Mom Naura menutup hidungnya, karena dari tubuh Sean terpancar aroma alkohol yang sangat menyengat. “Kapan kamu dewasa, hah?! Pergilah bersihkan tubuhmu, kamu dengar, kan, suara tangis anakmu?” omel Mom Naura. 

Sean mengangguk, kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mandi, dan berganti pakaian. Suara tangis Baby Rey masih terdengar, hanya saja tak sekencang tadi ketika Sean baru saja datang. 

“Berikan padaku,” pinta Sean pada baby sitter. 

Dengan patuh, Dina menyerahkan Baby Rey pada papanya. Dengan terampil Sean menggendong bayi kecilnya tersebut, kemudian menciumi wajah Baby Rey. “Kamu menunggu Papa, Hem?” 

Baby Rey yang sudah mengenali bau tubuh Sean pun merasa tenang, dan secara ajaib berhenti menangis. “Maafkan Papa, ya? Karena Papa belum bisa menjadi papa yang baik untukmu.” 

“Tuan, ini ASI untuk tuan muda.” Dina menyerahkan botol ASIP untuk Baby Rey. 

“Bawa ke sini, kamu istirahatlah, malam ini Rey bersamaku.” 

“Baik, Tuan. Selamat istirahat.” Dina pun pamit untuk beristirahat.

Sean memeluk Baby Rey, agar bayi itu bisa tidur dengan nyaman, suasana sepi dan tenang, membuat sean meletakkan kembali botol susu bayi itu diatas meja. 

Melihat botol susu tersebut, membuat sean teringat dari mana ASI itu berasal. Namun, ia masih belum bisa menjabarkan bagaimana perasaannya pada Elma. 

Sean memejamkan matanya perlahan, namun, bukannya tidur, justru yang ia lihat adalah wajah Elma ketika tengah menggeliat seksi di bawah kungkungannya. 

“Shit!” Sean mengumpat seorang diri. “Hentikan, Sean! Kenapa kepalamu hanya berisi hal-hal mesum! Ingat anakmu!” sambungnya. 

Tapi sekeras apapun ia coba mengelak, senyuman Elma terus hadir menggantikan senyum Linda yang tiba-tiba saja hilang dari pelupuk matanya. 

•••

“Terima Kasih,” ucap Elma lega, karena akhirnya mampu mengatasi kesedihannya dengan datang ke rumah sakit tempat Eve biasa dirawat. Wanita itu sedang mengurus dokumen kematian Eve. 

Kedua matanya berair ketika melihat dokumen tersebut, pada akhirnya ia harus rela melepaskan, karena Tuhan lebih sayang Eve. Elma duduk di salah satu kursi, karena masih belum sanggup melanjutkan langkah kakinya, kemudian menangis seorang diri di sana. 

Setelah lelah menangis, tiba tiba Elma merasakan nyeri di kedua dadanya, ia pun berdiri, ingin bergegas pulang karena tadi tak membawa peralatan pumping. Tapi, di perjalanan melewati tiap lorong rumah sakit, ia mendengar suara tangis bayi yang cukup menarik perhatiannya. 

Elma hanya mengikuti instingnya, entah kenapa tangisan itu seperti memanggil dirinya agar terus mendekat dan semakin dekat. 

Elma sungguh benci melihat pemandangan ini, kenapa alam seolah memanggil dirinya untuk terus dekat dan semakin dekat dengan anak pria itu. Bahkan pandangannya kini beradu dengan Sean, namun Elma juga ingin menjadi orang yang kejam sebagaimana sikap pria itu dahulu, Elma berbalik melangkah pergi begitu saja. 

“Elma!” 

1
Nar Sih
turuti kta ibu mu elma ,biar sja sean urus sendiri ank nya ,toh dia dulu ngk peduli dgn eve
Patrick Khan
knp q ngerasa rey bukan anak nya sean sm linda ya🤔🤔🤔
Patrick Khan
bener ibu km elma.. km ngapain repot2 ngurusi tu bayik.. bapak nya model e gitu
Cindy
lanjut
Rahmawati
berarti eve sakit jantung bawaan sama kayak tantenya
DozkyCrazy
setuju sama ibu nya elma
DozkyCrazy
syukaaa n ngfanz deh sama kamu mom
kerren
Bunda Aish
seruu puol, awal cerita udah bikin 😬😠😮‍💨terimakasih Mbak Bulan 😘
semangat terus nulisnya yaaa 😍
Heri Achmadi
👍
Bunda Aish
kayaknya kalau mom Naura ketemu Bu Kartika dan Sean barengan bakalan seruu nih 😏
Nur Janah
kapok koe Sean sudah jatuh tertimpa tangga😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh 🤨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
batu raksasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Karena Sean tidak pernah lihat foto Eve 😭
Ais
iya el bnr kt ibumu kamu tanggungjwb ibumu soal baby rey itu adalah tanggungjwb sean seutuhnya jd ngak usah pikirkan itu lagi pula blm jelas baby rey anak kandung sean atau bkn smua msh abu"dan msh diselidiki sm lingga dan ayahnya sean
Esther Lestari
Mom Naura sudah tahu masa lalu mu Sean dan foto yg ditunjukkan tadi mungkinkah foto Eve anak Elma ?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu foto Eve 😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kamu yg harus di usir Mirna 😠
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dengan kasar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!