Bangkitnya Ratu Yang Terabaikan

"Bagaimana caranya, Yang Mulia?" tanya Mina, memasang telinga yang baik, siap menerima perintah dari Ratu Amora.

"Mina, Kau harus segera mengirim pesan lagi ke Elar, secara tidak langsung, tentu saja. Katakan padanya atau lebih tepatnya, buat rumor yang sampai ke telinganya, bahwa seluruh pelayan Istana telah dirombak dan hanya yang paling setia yang tersisa!" perintah Ratu Amora, dengan tatapan datar nya.

"Bukankah itu akan membuatnya semakin ketakutan, Yang Mulia?" tanya Mina mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja," jawab Ratu Amora, suaranya terdengar menyenangkan.

"Ketakutan akan melumpuhkannya, pria itu harus yakin bahwa tidak ada satu pun wajah lama di Istana yang akan berani membantunya atau Tuan Victor dan Tuan Edgar. Biarkan dia panik dan membuat kesalahan di depan Raja Arthur!" lanjut Ratu Amora, tegas.

"Dan mengenai juru masak yang sakit, segera kirimkan Tabib terbaik kita ke rute yang sama dengan mereka, tapi dengan instruksi untuk tidak mengobati mereka secara langsung," perintah Ratu Amora.

"Perintahkan Tabib itu untuk menawarkan janji kemewahan bagi siapa pun yang bersedia bersaksi mengenai praktik korupsi di dapur Raja, yang mereka lihat dilakukan oleh Tuan Victor dan Tuan Edgar!" lanjut Ratu Amora, tersenyum dingin dan mematikan.

"Sebuah pertukaran Yang Mulia. Mereka sembuh dan diberi uang, asalkan mereka menyebarkan kebohongan yang kita inginkan," ucap Mina, mengangguk kan kepala nya paham.

"Tepat sekali Mina, kita memberi mereka kesempatan untuk memilih sisi, dan memilih untuk hidup kaya. Rakyat biasa akan selalu memilih emas daripada kehormatan yang tidak mereka miliki," ucap Ratu Amora, datar.

Ratu Amora kemudian mengambil selembar kertas lain dari tumpukan, ini adalah catatan tentang persediaan senjata.

"Raja Arthur akan tiba di gerbang dalam waktu kurang lebih dari 48 jam," ucap Ratu Amora, sambil menggeser pin-pin.

"Pastikan Lian dan Ryken berada di posisi mereka, Lian mengontrol kas dan penjaga gerbang, sementara Ryken mengontrol pasukan Istana!" lanjut Ratu Amora

"Mereka sudah diperingatkan dan setia, Yang Mulia, mereka bersemangat untuk membuktikan loyalitas mereka kepada Anda," jawab Mina, penuh keyakinan.

"Loyalitas harus diuji," gumam Ratu Amora, lebih kepada dirinya sendiri.

"Katakan pada Lian untuk memastikan semua pintu samping dan bawah tanah dikunci dan disegel, dengan alasan keamanan, Saya tidak ingin ada tikus yang mencoba menyelinap masuk atau keluar tanpa sepengetahuanku!" ucap Ratu Amora, penuh penekanan.

"Baik Yang Mulia, tidak akan ada jalan keluar bagi musuh," jawab Mina, mengulang.

"Dan pastikan semua bendera Kerajaan diganti, Saya ingin melihat Lambang Kembang Lemos yang baru berkibar di atas menara tertinggi dan beberapa poster besar di jalan ibukota, saat Arthur tiba, dia harus melihatnya, dan dia harus tahu bahwa ini bukan lagi Istana yang sama yang ia tinggalkan," perintah Ratu Amora, sorot matanya berkobar-kobar.

"Akan dilaksanakan dalam semalam, Yang Mulia," jawab Mina, membungkuk hormat.

"Satu hal lagi," Ratu Amora menghentikan Mina di ambang pintu.

"Pastikan penjaga gerbang tahu, hanya Raja Arthur, Taun Elar, dan pengawal pribadi Raja yang diizinkan masuk ke dalam tembok, seluruh rombongan lainnya akan dihentikan di luar, dengan alasan protokol karantina yang ketat," ucap Ratu Amora, penuh penakanan

"Memotong kaki dan tangan Raja, memaksanya masuk ke dalam sangkar sendirian, itu ide yang brilian, Yang Mulia," jawab Mina tersenyum samar.

"Kucing yang kembali harus masuk kandang yang sudah diganti kuncinya," jawab Ratu Amora dengan nada dingin.

"Lakukan sekarang! Malam ini adalah penentuan! Tidak ada ruang untuk kesalahan!" perintah Ratu Amora dengan nada tegas.

"Baik, Saya permisi Yang Mulia," jawab Mina membungkuk dalam-dalam, lalu pergi dari paviliun kembang.

Ratu Amora kembali berdiri di samping peta. tangan lentiknya menyentuh pin hijau yang mewakili Pangeran Kevin.

Di sebrang sana Raja Arthur telah menerima dua surat dari Istana, Raja Arthur sangat terkejut dan marah, tetapi juga bingung.

Raja Arthur telah memerintahkan rombongan untuk mempercepat perjalanan, sementara Tuan Elar terus-menerus berbisik dan berusaha meracuni pikiran Raja Arthur, tetapi Raja Arthur kini lebih sering diam dan menatap peta.

Mina yang baru pergi, bergegas kembali lagi ke Paviliun Kembang, karena mendapat kan informasi yang terbaru tentang kedatangan Raja Arthur.

"Salam Yang Mulia Ratu," ucap Mina membungkuk hormat.

Ratu Amora mengalihkan pandangan dari peta, melihat ke arah Mina dengan mengangkat sebelah alis nya.

"Yang Mulia, Saya baru mendapat kan, bahwa Raja Arthur akan tiba paling lambat besok malam, bukan lusa, Raja Arthur marah, tapi beliau juga bingung. Surat kedua Anda bekerja dengan sempurna, fokusnya kini terpecah antara tuduhan pengkhianatan dan fakta efisiensi yang Anda tunjukkan," ucap Mina, melaporkan informasi terbaru.

"Bagus! Kebingungan adalah senjata terbaikku, Raja Arthur tidak tahu harus mencintai fakta rasional atau membenci tuduhan emosional, kita akan memberi Ryken satu hari penuh untuk serangan pembukaan!" ucap Ratu Amora menyeringai puas.

Pada saat yang sama, di berbatasan utara, Ryken dan Unit Malam nya telah mencapai punggung bukit yang menghadap ke Markas Komandan Bandit.

Malam itu gelap, langit tertutup awan, sempurna untuk serangan kejutan Ryken memerintahkan Unit Malam untuk bersiap, masing-masing memanggul tongkat api, prototipe yang berat dan beberapa Bom Asap.

"Dengarkan!" bisik Ryken kepada anak buahnya.

Auranya sebagai Singa Utara yang baru telah sepenuhnya kembali.

Kita tidak menyerang untuk membunuh semua orang, kita menyerang untuk menghancurkan moral dan menanam ketakutan yang belum pernah mereka rasakan! Ini adalah senjata hantu, mereka akan takut pada apa yang tidak bisa mereka lihat!" perintah Ryken dengan tegas.

"Baik kapten!" jawab anggota unit malam, mengangguk tegas.

Strategi Ratu, senjata api primitif itu lambat diisi ulang, tetapi suaranya keras dan pelurunya mematikan, asap akan menimbulkan kekacauan, dan suara keras serta kekuatan peluru akan menakut-nakuti para bandit yang terbiasa dengan pedang dan panah.

Sesaat sebelum tengah malam, Ryken memberi isyarat, pada unit malam.

DUAR

Suara tembakan pertama yang memekakkan telinga meledak di malam yang sunyi, diikuti oleh teriakan terkejut dari kamp bandit.

Ryken menembakkan proyektil pertamanya, yang menembus perisai kayu tebal seperti mentega.

Unit Malam, di lindungi oleh kegelapan dan Bom Asap yang dilemparkan, menembakkan senjata mereka secara sporadis, menciptakan ilusi bahwa ada pasukan besar yang menyerang.

DUAR

DUAR

DUAR

Asap tebal mengepul, menciptakan kekacauan dan kepanikan total, para Bandit yang kebingungan, terkejut oleh suara ledakan yang belum pernah mereka dengar, mulai berlarian tanpa arah, mengira mereka diserang oleh iblis api.

Ryken, memimpin Unit Malam, memerintahkan penarikan cepat setelah menembakkan semua proyektil, hanya meninggalkan jejak asap, mayat beberapa bandit, dan ketakutan absolut di belakang mereka.

Kemenangan strategis pertama telah dicapai. Raja Arthur kini hanya setengah hari lagi dari Ibukota, mendekati Istana yang telah dikuasai dan disiapkan oleh Ratu Amora untuk menyambutnya.