Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Ke Jogja
Alya duduk di kursi pesawat dengan posisi yang santai, sesekali bibirnya bergerak mengikuti alunan lagu yang ia senandungkan pelan.
Matanya terpaku pada layar ponsel yang ia genggam erat, jari-jarinya lincah menari menyentuh layar, membuka pesan dan melihat foto-foto lama yang tiba-tiba membuatnya tersenyum tipis.
Di balik senyum itu, ada campuran rasa haru dan gugup yang sulit ia sembunyikan. Lima tahun lamanya ia menghindar pulang, meninggalkan jejak kenangan yang belum sempat ia susun rapi.
" Entah kenapa rasa nya aku sebenar nya belum siap untuk pulang. Ada yang memberatkan aku kembali ke rumah itu. Entah itu karena ada bude atau apa lah. Aku pun tidak tahu pasti. Huh... Semoga ini hanya perasaan ku saja." Bathin Alya.
Sambil menatap jendela pesawat yang mulai menampakkan awan-awan putih mengambang, pikirannya melayang pada sosok Sandra yang selama ini memperlakukan dia sedikit kurang baik.
Setelah kedua orang tua Alya meninggal akibat kecelakaan saat Alya masih kecil dulu, Alya di angkat menjadi anak oleh Pakde Baldi dan Bude Sandra. Mereka menjaga dan merawat Alya seperti anak mereka sendiri. Alya merasa beruntung bisa bertemu dengan mereka.
Tapi di sisi lain, sikap bude Sandra tidak selama nya baik pada Alya.
Setelah Alya memutuskan untuk kuliah dan bekerja di Jakarta, sikap Bude Sandra mulai menampakkan sikap asli nya. Bude Sandra selalu mengatakan jika yang dia lakukan pada Alya, suatu saat nanti harus Alya bayar.
Lebih jelas nya lagi, Alya harus membalas semua kebaikan yang bude Sandra lakukan pada Alya. Mulai dari menyekolahkan Alya, memberi Alya makan, memberikan Alya tempat tinggal yang baik.
Tapi Alya juga tidak tahu, berapa yang harus dia bayar untuk mengganti kebaikan bude dan pakde nya itu pada nya. Selamat ini Bude Sandra tidak pernah bicara soal uang. Karena memang bude Sandra berasal dari keluarga ningrat. Kusuma Diningrat. Salah satu keluarga Keraton yang memiliki pengaruh besar di Jogjakarta.
Tapi setidak nya, hal itu sedikit menyadarkan Alya. Jika tidak ada orang yang bisa berbuat tulus kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
*
*
*
Alya melangkah keluar dari pintu bandara dengan langkah yang sedikit lelah, namun matanya tetap waspada mengamati sekeliling. Tas ransel tote bag yang dia dorong bergeser pelan di trotoar yang basah oleh embun pagi.
Angin dingin menyentuh wajahnya, membuat hijab hitam nya tertiup angin kecil. Ia menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri setelah perjalanan panjang yang melelahkan.
Di ujung jalan, deretan taksi berbaris rapi, lampu-lampu kota mulai menyala samar di kejauhan. Alya mempercepat langkahnya, menatap satu per satu sopir taksi yang menunggu dengan sabar. Wajahnya menampakkan raut harap sekaligus waspada, takut jika harus menghadapi pengalaman buruk.
Di dalam taksi Alya duduk menatap Tote bag yang ada di samping nya. Di dalam nya ada sebuah kado kecil yang akan dia berikan untuk Putri, sepupu nya.
Ya, tujuan Alya pulang kali ini karena dia ingin menghadiri resepsi pernikahan sepupu nya itu.
*
*
*
Taksi Alya berhenti di depan halaman rumah besar keluarga besar Kusuma Diningrat. Alya turun sambil memegang ransel dan tote bag nya.
Alya memang sengaja tidak membawa barang yang banyak. Rencana nya dia akan kembali ke Jakarta nanti sore setelah akad nikah Putri. Dia tidak perlu mengikuti resepsi pernikahan nya karena memang Alya hanya mendapatkan cuti satu hari saja dari kantor.
Alya tersenyum memandangi ramai nya orang yang sedang bersibuk di sana. Dia bisa melihat betapa meriah nya acara pernikahan sepupu nya itu.
Alya, gadis berhijab dengan hati selembut sutra, selalu memancarkan ketenangan dari balik senyum teduhnya. Setiap kata yang terucap dari bibirnya yang sopan seolah menjadi embun sejuk di tengah panasnya dunia, membuat siapa pun yang berada di dekatnya merasa diterima dan damai, seakan semua beban berat seketika menguap.
" Mbak Alya..." Sapa seorang wanita tidak jauh berdiri dari posisi Alya berdiri.
Alya pun menoleh ke arah datang nya suara. Tidak berapa lama Alya tersenyum saat menyadari jika yang memanggil nya adalah mbok Sri.
" Astaga mbok Sri. Assalamualaikum..." Sapa Alya tersenyum lebar mendekati Mbok Sri.
Mbok Sri adalah orang yang berkerja pada keluarga pakde dan Bude nya Alya. Mbok Sri sudah lama bekerja sejak Alya kecil. Jadi sedikit banyak nya, Mbok Sri sudah banyak tahu perlakuan yang Alya dapat dari bude nya sejak kecil. Dan hanya mbok Sri yang menyayangi Alya dan perhatian dengan tulus pada nya sejak kecil.
" Waalaikumsalam, mbak Alya. Mbak Alya apa kabar?" Tanya mbok Sri masuk ke dalam pelukan Alya.
" Alhamdulillah Alya baik mbok. Mbok sendiri apa kabar? Makin gemuk aja nih Alya perhatiin." Goda Alya saat pelukan mereka terurai.
" Memang mbak. Mbok makin gemuk nih. Makin susah gerak nya. Mbak Alya apa kabar di jakarta? Makin gelis aja. Mbok hampir saja nggak ngenalin tadi."
" Alhamdulillah, Alya baik mbok." Jawab Alya.
Mbok Sri lalu memperhatikan tas dan totebag yang di pegang Alya. Dia merasa heran karena Alya tidak membawa koper tempat pakaian nya.
" Kenapa tidak membawa koper mbak?" Mbak Alya nginap kan di sini?" Tanya mbok Sri heran.
Sebelum menjawab, Alya terlebih dahulu tersenyum. Lalu beberapa detik kemudian dia menggeleng.
" Alya nggak nginep mbok. Nanti sore Alya sudah harus kembali ke Jakarta." Jawab Alya.
" Kenapa begitu mbak?"
" Alya hanya dapat cuti satu hari saja mbok. Jadi maaf, Alya nggak bisa nginap di sini."
" Yah..." Wajah mbok Sri mendadak lesu mendengar jawaban Alya barusan.
" Maafin Alya ya mbok. Alya nggak bisa nginep. Tapi mbok tenang aja, insya Allah lain waktu Alya akan minta cuti lebih panjang agar bisa nginap di sini." Bujuk Alya tersenyum.
" Padahal mbok kangen sekali dengan mbak Alya. Banyak cerita yang ingin mbok ceritakan sama mbak."
" Maaf ya, mbok."
" Oh, ya. Putri mana? Pasti lagi dandan ya di kamar?" Tanya Alya memperhatikan sekitar mencari keberadaan sepupu nya itu.
Mendengar pertanyaan Alya barusan, membuat mbok Sri kembali terdiam. Wajah nya mulai memucat seperti sedang ketakutan dan kebingungan.
" Kenapa mbok? Putri mana?" Tanya Alya lagi karena mbok Sri hanya diam.
" Mbak Putri pergi, mbak." Jawab Mbok Sri singkat.
" Pergi? Pergi gimana maksud nya mbok? Putri pergi kemana?" Tanya Alya memastikan.
" Mbok juga nggak tahu mbak Putri pergi kemana. Tidak ada yang tahu. Mbak Putri pergi tanpa memberitahu keluarga atau siapa pun. Bahkan tidak meninggalkan pesan apa pun." Jawab Mbok Sri.
Alya kaget mendengar jawaban Mbok Sri tentang Putri. Dia tidak menyangka Putri kabur di hari pernikahan nya.
belum nemu kemistrinya Thor🙏