NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 12 MENYELAMATKAN

"Bantu gue lin,jen"gumam Darren.

"Kita harus cari cara segera"kata Jena kepada Selina.

"Bentar gue cari cara buat hack sistem keamanan disini"kata Selina sambil mengotak atik laptopnya.

Darren berdiri di dalam ruang operasi dengan pikiran yang penuh,tiba tiba suara dokter terdengar.

"Bawa anak itu ke ruang observasi"

Darren mengangguk,tiba tiba ditelinganya terdengar suara Jena melalui earpiece.

"Tenang Ren. Ingat, kita hanya punya satu kesempatan. Begitu mereka curiga semuanya berakhir" ujar Jena dengan suara tegas tapi menahan panik.

Selina menimpali, "Gue udah akses sistem keamanan. CCTV di lorong 3 dan 4 akan padam selama 10 menit. Itu waktu kita, setelah itu, semuanya normal lagi. Bawa anak itu segera Ren"

Darren melangkahkan kakinya pelan. Ia menghampiri tempat tidur dorong yang ditiduri oleh anak itu. Mata si anak setengah terbuka, penuh ketakutan. Darren berbisik pelan,

"Tenang aku akan membawamu keluar dari sini"

Namun, saat Darren hendak mendorong tempat tidur keluar, salah satu dokter senior menghentikan langkahnya.

"Siapa kamu? Saya tidak pernah lihat wajahmu di tim ini"

Deg

Jantung Darren seperti berhenti berdetak sesaat.

"Ren, jangan panik," suara Jena terdengar lagi.

"Katakan kode itu. Dokter senior seharusnya tahu"

Dengan cepat, Darren menjawab, "Instruksi dari ruang 12-Alpha. Anda bisa konfirmasi ke dr. Kalder sendiri"

Nama itu bukan sembarangan Jena sudah mencari tahu siapa kepala proyek paling ditakuti di ruangan itu. Begitu Darren menyebut nama tersebut, wajah dokter senior langsung berubah pucat. Ia tidak berani menanyakan lebih jauh.

"Baik bawa cepat, sebelum ada yang melihat," katanya, lalu berlalu.

Darren mendorong tempat tidur dengan langkah cepat, sementara keringat dingin membasahi pelipisnya.

Selina menghitung mundur lewat headset, "Waktu blackout tinggal 4 menit. Lorong kiri udah bersih. Arahkan ke pintu darurat, gue udah buka kuncinya dari sistem. Segera Darren"

Begitu mereka berhasil keluar, alarm mendadak berbunyi nyaring. Darren tahu, waktu mereka habis.

"Lari!!!" seru Jena.

Darren langsung mendorong tempat tidur itu secepat mungkin, roda berdecit keras menabrak lantai koridor. Para penjaga berhamburan, tapi karena sistem keamanan kacau akibat hacking Selina, pintu otomatis gagal menutup.

Mereka berhasil menerobos keluar ke parkiran belakang, tempat Jena sudah menunggu dengan mobil van.

"Cepat masuk!!"

Darren menggendong anak itu lalu memasukannya ke mobil,di dalam mobil.ia mencopot baju operasinya dan memakai jasnya lagi,lalu ia masuk ke panti itu untuk kembali agar Bu Lina tidak curiga.

"Gue masuk dulu jemput gavin"

"Oke,anak itu ga kenapa napa kan?"Jena keluar dan akhirnya membantu menenangkan anak itu.

"Lo tungguin di sini, jangan ada yang tahu kalau anak ini ada di mobil," katanya cepat pada Selina yang standby memantau lewat laptop dan headset.

"Siap buruan lo masuk.Bu Lina keliatan curiga dari tadi," kata Selina tetapi fokusnya masi ada di laptopnya.

Darren menutup pintu mobil pelan, lalu melangkah santai masuk kembali ke dalam panti.

Begitu masuk, suasana sudah kacau. Anak-anak berlarian, beberapa menangis ketakutan. Beberapa pegawai sibuk menenangkan mereka, tapi jelas ada kegelisahan di udara. Darren tetap tenang, wajahnya dibuat seolah olah tak ada yang salah. Para penjangga tadi terlihat berlarian.

"Pak,anda tau ada seorang pria berpakaian dokter lari bawa anak?"tanya penjaga kepada Darren.

"Ah,saya habis dari toilet jadi tidak tahu"kata Darren pura pura ramah.

Darren mencari Gavin hingga ia menemukan Gavin sedang duduk di salah satu kursi panjang, pura-pura sibuk menulis sesuatu di buku catatan donatur.

"Vin, ayo. Kita udah selesai lihat-lihat," Darren menepuk bahu rekannya.

Gavin langsung paham, menutup buku dengan cepat lalu berdiri. Ia masih berusaha mempertahankan perannya sebagai donatur yang sopan.

Mereka berdua berjalan ke arah Bu Lina yang berdiri di dekat pintu masuk administrasi. Wanita itu tersenyum ramah, meski wajahnya tampak agak tegang.

"Terima kasih banyak atas waktunya, Bu Lina. Sangat senang bisa melihat langsung kegiatan di sini" ujar Gavin dengan nada meyakinkan, menyalami tangan Bu Lina.

"Iya Bu, semoga donasi kecil dari kami bisa bermanfaat" tambah Darren dengan senyum tipis.

Bu Lina menatap mereka berdua sejenak, lalu mengangguk sambil tersenyum kaku.

"Terima kasih kembali, Pak. Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak-Bapak semua"

Dengan langkah santai tapi terukur, Darren dan Gavin meninggalkan panti itu. Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Gavin berbisik lirih tanpa menoleh

"Ren lo udah dapetin anaknya?"

Darren hanya mengangguk sekali, matanya lurus ke arah mobil.

"Udah,kita harus cabut sebelum ada yang sadar"

Darren dan Gavin bergegas masuk ke mobil van itu,terlihat anak kecil itu sudah mulai tenang dipelukan Jena.

"Buru vin,pergi"kata Darren.

Gavin segera melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang,hingga mobil itu akhirnya sampai ke markas mereka. Gavin,Darren,Selina dan Jena pun turun bersama anak kecil itu. Mereka masuk ke rumah Darren. Anak kecil itu didudukkan di sofa.

"Te...terimakasih kakak kakak"kata anak kecil itu lemas.

"Kamu sekarang udah selamat,jangan takut sama kita"kata Jena lembut.

"Oh ya kami adalah polisi,kalau kamu siap bisa ceritakan kenapa kamu bisa sampai ke ruang operasi?"kata Darren meemberi penjelasan kepada anak itu.

Anak kecil itu masih pucat, matanya sayu tapi berusaha menatap mereka satu per satu. Tubuh mungilnya gemetar, namun ia mencoba membuka suara.

"Tadi aku dikasih permen sama kakak perawat enak sekali tapi abis makan itu, kepala aku pusing" ia menunduk.

"Terus aku tidur waktu aku bangun, aku udah di ruangan dingin banyak lampu putih di atas, aku lihat ada pisau-pisau aneh sama orang pakai baju kayak dokter. Aku takut sekali kak" suaranya bergetar, lalu ia mulai terisak.

Darren mencondongkan badan, menepuk pelan bahu anak itu.

"Kamu hebat bisa bertahan sampai ketemu kakak di sana.:

Anak itu mengangguk pelan, lalu melanjutkan dengan suara berbisik

"Teman-temanku sering hilang satu-satu. Kata Bu Lina sama perawat mereka udah diadopsi tapi nggak ada yang balik, nggak pernah ada kabar. Aku sering lihat nggak ada orang dewasa datang buat adopsi. Paling cuma ada orang kaya yang ngeliat sebentar terus besoknya ada anak ilang lagi"

Selina yang duduk di samping laptopnya langsung saling tatap dengan Jena.

"Jadi alasan dana satu miliar itu biar mereka bisa tutup-tutupin operasi ilegal" gumamnya, menahan emosi.

Gavin yang dari tadi berdiri di dekat jendela mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Bangsat pantesan pantinya nggak pernah bener, duitnya dipake buat nutupin bisnis organ mereka"

Darren menghela napas dalam-dalam, menatap serius ke arah timnya.

"Kita sekarang udah punya saksi langsung. Anak ini kunci buat buka semuanya"

Anak kecil itu menatap mereka lagi, air mata masih mengalir.

"Kak kalau aku hilang juga nanti tolong… tolong selamatin teman-temanku"

Darren menunduk, matanya dalam.

"Nggak akan ada lagi yang hilang,kami janji"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!