Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Kabur
Hana meraba wajahnya yang terasa nyeri. Pertama kali sadar ia melihat Kenaan duduk menunggunya dengan wajah datar.
Ruangan serba putih dan selang infus di tangan membuatnya seketika memalingkan wajah jika teringat kelakuan sang suami.
Tanpa meminta penjelasan, datang langsung meluapkan emosi benar-benar seorang yang memiliki tempramen buruk.
"Kau sudah sadar kan? Kalau begitu aku pergi!" Kenaan beranjak dan Hana hanya bisa melengos mendengar perkataan suaminya itu. Bukan meminta maaf atau setidaknya bertanya bagian mana yang sakit tapi Kenaan justru bersikap seolah tak bersalah sama sekali.
"Pergi saja, aku bisa mengurus diriku sendiri," ujar Hana tanpa melihat ke arah Kenaan.
"Baguslah, jadi jangan merepotkanku! Kalau butuh sesuatu, aku sudah mentransfer uang ke rekeningmu!"
"Tenang saja, mulai sekarang aku tidak akan merepotkanmu!" Hana masih enggan menatap Kenaan. Kekesalannya, kebenciannya pada laki-laki itu bertambah kali lipat. Setelah punggung tegap itu menghilang, Hana sekali lagi memastikan tidak ada suster yang akan datang ke ruangannya. Ia segera mencabut selang infus, meraih tasnya kemudian kabur.
Sialnya ia malah tanpa sengaja menabrak seorang Dokter.
"Maaf," ucap Hana mengatupkan kedua tangannya kemudian berlari.
"Apa dia pasien? Kenapa bajunya mirip baju pasien rumah sakit ini? Tapi dia memakai kacamata, masker dan membawa tas!" gumam Dokter Rey menatap kepergian Hana.
"Ah mungkin sedang trend fashionnya," gumam Rey sekali lagi lalu melanjutkan langkahnya mengunjungi kamar-kamar pasien.
"Apa Dokter melihat pasien kabur barusan? Tolong, Pak. Istri Pak Kenaan kabur," ujar suster datang tergopoh-gopoh karena tanpa sengaja melihat Hana kabur dan ia berusaha mengejar.
"Tidak ada! Coba cari ke kantin," ujar Rey.
Suster itu mengangguk, menurut. Padahal Rey melihat Hana masih sembunyi di sekitaran tempat itu.
Lantas ia malah ikut mencari wanita tadi.
"Kau akan tetap ketahuan jika memakai pakaian seperti itu," ujar Rey membuat Hana yang tengah sembunyi di balik pohon taman rumah sakit tersentak.
"Pak Dokter," ujar Hana meringis. Ia tak tahu kenapa dokter muda itu mengikutinya. Apakah ia akan menghalanginya kabur atau melapor pada Kenaan. Mendadak matanya menatap sekeliling memastikan bahwa tempat itu aman dari jangkauan Kenaan.
"Matikan saja ponselmu, dia tidak akan tahu keberadaanmu kalau ponsel itu mati," ujar Rey sekali lagi semakin membuat Hana terhenyak.
"Terima kasih, tapi bagaimana seorang Dokter malah membantuku kabur?" tanya Hana tak mengerti.
"Ayo ikut ke ruanganku, aku akan membantumu!" ajak Rey.
Hana mengangguk begitu saja, dalam hati ia berharap semoga laki-laki di hadapannya saat ini adalah dewa penolong yang Tuhan kirimkan.
"Masuklah, ini ruang kerja pribadiku! Sebentar, aku akan meminta seseorang untuk membawakanmu baju."
"Terima kasih banyak, Dokter!" ucap Hana akhirnya.
"Rey, panggil aku Rey! Namaku Reymond! Aku dokter disini."
"Makasih, Rey!"
Selang dua puluh menit, seseorang datang membawa satu paperbag!
"Ehm, Rey! Jadi untuk siapa baju-baju ini?" tanya assistennya celingukan. Rey menatap tajam assistennya, "bukan siapa-siapa! Lebih baik kamu pergi sekarang!" ujar Rey.
"Baiklah!"
Rey pun menutup pintunya, Hana yang sedang bersembunyi di bawah meja pun keluar perlahan.
"Sudah aman, keluarlah! Ini ganti bajumu," ujar Rey diiringi senyum manis.
"Sungguh aku sangat merepotkanmu, Dok!"
"Rey, panggil aku Rey, Nona!"
"Ya, Rey! Maaf, dan panggil aku Vina," ucap Hana.
"Bagaimana kalau Nana? Sepertinya aku suka memanggilmu dengan nama itu."
"Tidak buruk, aku menyukainya!"
Rey pun meminta Hana untuk mengganti pakaiannya, sementara ia keluar untuk mengecek keadaan pasien yang sempat tertunda.
Merasa tak enak, Hana pun akhirnya memilih menunggu Dokter muda itu untuk berpamitan sebelum pergi.
"Astaga, aku kira kau sudah pergi." Rey masuk kembali ke dalam ruangannya, terkejut melihat Hana masih berada disana.
"Ehm, aku menunggumu! Mau sekalian pamit."
"Kemana tujuanmu?" tanya Rey yang sebenarnya ingin mengenal sosok Vina atau Nana lebih dekat.
"Aku mungkin akan ke Luar Negeri," ucap Hana ragu-ragu.
"Semua berawal dari ide gila mertuaku. Dia ingin aku menikah dengan anaknya sebagai penebus hutang. Ah sudahlah... Aku akan pergi, Rey! Terima kasih untuk bantuanmu!" ujar Hana.
"Kamu kabur dari rumah? Jika iya, aku harap kamu jangan pergi ke Luar Negeri. Lebih baik tinggal di sebuah desa, mungkin akan lebih sulit ditemukan!" saran Rey.
"Makasih sarannya, akan aku pikirkan."
Hana pun keluar dari ruangan Rey dan meninggalkan rumah sakit. Ia sudah tak tahan hidup dengan Kenaan yang semena-mena padanya.
"Aku akan melakukan apapun untuk melindungimu," ujar Hana mengusap lembut perut datarnya. Dirinya kini positif hamil dan sudah pasti itu adalah anak Kenaan. Namun, mengakui saja tidak akan cukup membuat suaminya percaya. Hana lebih memilih menyingkir demi keselamatan janin dalam kandungannya.
Mengingat perkataan Rey, Hana pun kembali berfikir. Ada baiknya ia pergi ke pedesaan karena Kenaan pasti tak akan mencarinya kesana atau mungkin kepergiannya justru menjadi kemerdekaan bagi Kenaan. Entah, Hana tak ingin memikirkan apapun.
Kereta api jurusan Surabaya seolah berjalan lambat. Terbiasa menaiki pesawat membuat Hana berulang kali menghela napas kasar.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih delapan jam, Hana akhirnya sampai di Kota Surabaya. Bibirnya tersenyum penuh harapan, ia bebas sekarang dan berharap Kenaan tak akan menemukannya, paling tidak sampai anaknya lahir. Hana tak ingin laki-laki itu berbuat kasar yang malah membahayakan janinnya.
"Aku masih tak menyangka, akan menyerah secepat ini!" Hana tersenyum kecut, meratapi nasib pernikahannya yang baru seumur jagung. Entah keputusannya akan berakhir seperti apa nanti.
***
Brakkk!
"Kalian gak becus! Rumah sakit sebesar ini bahkan tidak tahu ada pasien kabur!" teriak Kenaan marah.
Pulang kerja, ia ingin memastikan keadaan Hana. Namun, yang terjadi malah istrinya itu hilang entah kemana.
"Arka, pasti Arka! Awas saja kamu Hana, kalau sampai aku menemukanmu bersama Arka lagi. Aku tak akan segan mengikatmu di atas ranjang," gerutu Kenaan.
Ia segera menghubungi Marvin agar mengantarkannya ke tempat Arka.
Dari jauh, Rey mengamati Kenaan yang mengamuk pada suster, sedikit banyak ia jadi tahu permasalahan Nana yang sebenarnya.
"Kau yakin, istrimu bersama Arka?" tanya Marvin.
"Aku yakin, semalam dia kabur dan berada di apartemen bersama Arka. Jadi kemungkinan, Hana bersamanya lagi."
Marvin mengangguk, ia mengantar Kenaan ke kediaman Arka. Namun, yang terjadi Arka malah terkejut mendengar kabar Hana.
"Kau memukulku sampai lebam, bagaimana mungkin aku masih nekat membawanya?" elak Arka.
"Itu karena kau sudah menyentuh istriku!" maki Kenaan.
"Aku tak pernah menyentuhnya, maksudku belum!"
"Apa maksudmu?" teriak Kenaan. Marvin merasa tak enak karena Kenaan terus meneriaki si pemilik rumah.
"Aku belum menyentuhnya sama sekali, harusnya kamu bisa mempercayai istrimu sendiri. Sejauh apapun hubunganku dengan Hana, aku masih tau batasanku sebagai seorang laki-laki. Lagian kalau melakukannya itu..." Arka terdiam, tak melanjutkan kalimatnya.
"Tapi dia sudah tidak..." Kenaan ikut terdiam. Entah kenapa ia merasa ada yang aneh disini. Jika Arka saja tidak pernah menyentuh Hana lebih itu artinya? Apakah Hana hamil anaknya?
"Arghhh, ayo pulang!" Kenaan langsung berdiri mengajak Marvin.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..