NovelToon NovelToon
Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Perbatasan Dunia : Hukum Pemburu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:911
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Langit di seluruh dunia kini hanyalah kanvas retakan. Malam tanpa bintang. Dua puluh tahun yang lalu, peradaban manusia berubah selamanya. Sebuah lubang dari retakan dimensi yang menganga seperti luka di angkasa, memuntahkan makhluk-makhluk dari mimpi buruk.

Mereka datang dari dunia lain, tanpa nama dan tanpa belas kasihan. Mereka menghancurkan gedung pencakar langit, meratakan jalan, dan menyebarkan kepanikan di mana-mana. Separuh populasi musnah, dan peradaban manusia berada di ambang kehancuran total.

Namun, di tengah-tengah keputusasaan itu, harapan muncul. Beberapa manusia, entah bagaimana, mulai bangkit dengan kekuatan luar biasa.Mereka menjadi Pemburu. Dengan kekuatan yang setara dewa, mereka berjuang, jatuh, dan bangkit kembali.

Namun, di balik layar, rumor mulai beredar. Retakan-retakan kecil yang seharusnya stabil mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan. Seolah-olah mereka adalah mata-mata dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang sedang menunggu di sisi lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Kebangkitan Sang Pemangsa

Keesokan harinya, media dipenuhi berita tentang keberangkatan para Pemburu menuju Gunung Gede. Konvoi Organisasi Pemburu Kesatria Garuda, bersama dengan pasukan dari organisasi lain, menjadi sorotan utama. Di rumahnya, Arka menonton siaran televisi, berharap dapat menyaksikan pertarungan seru di puncak gunung.

Sementara itu, pasukan Pemburu hampir tiba di lokasi. Dari kejauhan, mereka bisa melihat retakan dimensi raksasa yang menganga di langit, warnanya biru tua, memancarkan aura yang mencekam dan misterius. Setibanya di sana, semua Pemburu bersiap dengan senjata masing-masing. Gatot Pradipta, Pemimpin Organisasi Kesatria Garuda, mengenakan zirah andalannya yang mengilap dengan lambang Garuda, memanggul pedang besar yang seukuran tubuhnya di bahu. Retakan dimensi itu mengeluarkan suara gemuruh yang misterius, membuat semua Pemburu di lokasi merinding.

Di saat yang sama, tubuh Arka bergetar. Ia merasakan sesuatu yang familiar, perasaan aneh yang pernah ia rasakan sebelumnya. Tanpa ragu, Arka mengikuti firasatnya. Ia berjalan menyusuri pinggiran kota Jakarta hingga tiba di sebuah wilayah lain. Di sana, ia melihat sebuah serpihan retakan dimensi muncul kembali. Arka terkejut. Perasaan familiar yang ia rasakan selama ini ternyata adalah firasat akan munculnya retakan baru. Tubuhnya akan menggigil setiap kali retakan itu muncul di dekatnya.

Meskipun baru menyadari kekuatannya, Arka memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia memutuskan untuk menunggu retakan itu terbuka, seorang diri, di balik pandangan penduduk yang berlalu-lalang. Arka tahu, ia tidak bisa lagi menghindari takdirnya. Ia adalah seorang Pemburu, dan perburuan barunya baru saja dimulai.

°°°

Puncak Gunung Gede, pasukan Pemburu dari berbagai organisasi mulai menyisir pegunungan. Jalur yang terjal dipenuhi monster, membuat pergerakan mereka melambat. Di barisan depan, Gatot Pradipta dan timnya, bersama Arini Prameswari dan timnya, bergerak maju sambil membasmi monster yang menghadang.

"Baiklah, sampai di sini saja," ucap Gatot. "Silakan lakukan tujuan masing-masing."

Gatot dan timnya bergegas menuju puncak gunung, meninggalkan Arini di belakang untuk menyisir area tengah pegunungan.

Sementara itu, di pinggiran kota Jakarta, Arka masih menunggu. Serpihan retakan dimensi yang ia temukan tidak kunjung membesar, membuatnya heran. Ia mendekati serpihan itu, dan tiba-tiba, retakan itu terbuka lebar. Puluhan monster besar seukuran rumah keluar, memicu kepanikan massal.

Namun, Arka tidak merasa takut. Di dalam dirinya, hasrat untuk bertarung membuncah. Ia berlari, menerjang ke arah monster-monster itu. Tubuhnya mengeluarkan aura seperti uap asap. Satu per satu, ia memukul monster-monster raksasa itu hingga terpental jauh. Namun, monster-monster itu bangkit kembali.

Di kejauhan, beberapa Pemburu yang mendengar teriakan penduduk mulai berlari ke arah retakan. Mereka terkejut melihat Arka bertarung sendirian, seperti seorang manusia gila. Arka, yang sudah terlelap dalam pertarungan, beradu pukulan dengan monster-monster itu. Setiap pukulannya menciptakan ledakan kecil. Pertarungan berlangsung sengit, dan Arka berhasil menumbangkan puluhan monster raksasa dengan kedua tangannya.

Dengan tubuh berlumuran darah, Arka berdiri di atas tumpukan monster yang tak bergerak. Ia menarik napas panjang, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lakukan. Di sekelilingnya, para Pemburu yang baru tiba membisu, takjub. Mereka bingung, karena Arka tidak mengenakan seragam organisasi mana pun.

Saat tim pembersih, polisi, dan wartawan tiba, Arka bergegas pergi. Para Pemburu di sana membuka jalan untuknya, terlalu terkejut untuk bereaksi.

Laporan tentang kejadian itu sampai ke telinga Hanif Sanjaya. Hanif, yang bergegas ke lokasi, tiba saat Arka sudah pergi. Ia tidak menyangka bahwa Pemburu kualifikasi C seperti Arka bisa memiliki kekuatan sebesar itu. Hanif segera menelepon Citra. "Temui Arka lagi. Undanng dia kembali bergabung dengan Organisasi Pemburu Pandawara," perintahnya.

°°°

Di Gunung Gede, pertempuran masih berkecamuk. Arini Prameswari bergerak dengan cepat, membasmi monster-monster yang menghadang. Gerakannya anggun, namun penuh kekuatan. Di kaki gunung, Pemimpin Organisasi Pemburu Bambu Kuning, seorang pria bernama Wisnu Darma, bersama pasukannya, menahan monster-monster yang berusaha melarikan diri ke pemukiman penduduk.

Setibanya di puncak gunung, Gatot Pradipta dan pasukannya tertegun. Mereka melihat sebuah retakan dimensi yang sangat mengerikan, sebuah pemandangan yang mengingatkan Gatot pada pertempuran dua puluh tahun yang lalu. Namun, setelah mengamati sekeliling, Gatot merasa heran. Tidak ada satu pun monster kuat yang keluar.

"Pemimpin, sepertinya sudah tidak ada lagi monster yang keluar. Retakan ini sudah terbuka lebih dari seminggu," lapor wakil pemimpinnya, seorang wanita bernama Ratih Setyawati.

Gatot mengerutkan keningnya. Sambil berjalan kembali, ia memerintahkan, "Ayo kita bersihkan semua monster dari atas." Ia mulai membersihkan area puncak gunung Gede secara seksama. Setiap ayunan pedang besarnya menghempaskan angin kuat, membunuh monster-monster kecil seperti semut.

Setelah pertempuran panjang, Gatot berhasil membersihkan area puncak dan bergerak turun. Di tengah jalan, ia bertemu kembali dengan Arini. "Apakah di area sini ada sesuatu yang terasa ganjil?" tanya Gatot. Arini hanya menggelengkan kepalanya.

Mereka terus turun hingga bertemu Wisnu Darma yang sedang duduk menunggu di kaki gunung. "Bagaimana, Gatot? Apakah monster di puncak sudah dibersihkan?" sapa Wisnu.

"Sudah semua," jawab Gatot. "Namun, aku tidak menemukan satu pun monster kuat di sana."

Mendengar itu, mereka semua terdiam. Keanehan ini membuat mereka bertanya-tanya, apa sebenarnya tujuan dari retakan dimensi sebesar itu jika tidak mengeluarkan monster yang sepadan?

Yang lebih mengherankan lagi, retakan dimensi raksasa di puncak gunung itu masih menganga, belum tertutup sama sekali. Hal itu menandakan masih ada monster yang belum dibasmi.

Gatot Pradipta, dengan dahi berkerut, segera memerintahkan pasukannya. "Terus cari monster-monster itu di setiap sudut gunung. Jangan sampai ada yang luput!"

Wisnu Darma juga melakukan hal yang sama, memerintahkan pasukannya untuk menyisir setiap celah di pegunungan. Waktu terus berjalan, namun Gatot belum mendapat laporan apa pun tentang monster lain.

Kebingungan dan kecemasan mulai menyelimuti Gatot. Ia berhenti melangkah, menancapkan pedang besarnya ke tanah dengan keras. Suaranya bergema, penuh ketegasan dan frustrasi. "Kenapa... kenapa retakan ini belum tertutup? Apa sebenarnya yang disembunyikan monster-monster ini?"

Ratih Setyawati, wakilnya, menghampiri. "Pemimpin, semua monster yang kami temukan sudah dibasmi. Tidak ada yang terlewat."

"Kalau begitu, ada sesuatu yang lain di sini," balas Gatot. "Sesuatu yang kita lewatkan. Retakan sebesar ini tidak mungkin hanya mengeluarkan monster-monster kecil."

Gatot menatap tajam ke sekeliling gunung, matanya memancarkan tekad. Ia tahu, di balik keheningan itu, ada misteri yang jauh lebih besar dan berbahaya dari yang mereka duga.

Saat semua Pemburu diliputi kebingungan, sebuah dentuman besar tiba-tiba keluar dari dalam retakan dimensi. Dentuman itu mengguncang seluruh pegunungan, menimbulkan perasaan tidak nyaman yang menjalar di antara para Pemburu. Wajah Gatot Pradipta menunjukkan kecemasan yang jelas.

Semua mata terfokus pada retakan raksasa di langit. Dentuman dan gemuruh semakin besar dan berlangsung lama, menciptakan suasana mistis yang membuat bulu kuduk berdiri. Aura mencekam menyebar di setiap sela-sela pegunungan.

Kemudian, dalam sekejap, semuanya berhenti. Dentuman itu lenyap, gemuruhnya menghilang. Keheningan yang menakutkan menyelimuti seluruh area. Semua mata masih memandang retakan dimensi itu dalam diam, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

1
muhamad andri
Baru baca di noveltoon liat ini penasaran, bagus juga, biasa ada dimashwa korea alus kek gini.
jangan dikasih kendor thor😁🔥
Yusi Yustiani
Baru baca, kebanyakan tema pemburu sama monster dari alam lain itu latar tempatnya dari negara luar. ini keren authornya ngambil dari Indonesia. aplikasi pertarunganya juga enak dibaca, semangat Thor🔥🔥🔥
Yusi Yustiani
Next Thor dipercepat 👌
Nafa Nafila
Keren nih latarnya dari Indonesia.Tentang retakan dimensi sama pemburu monster, nama nama organisasi pemburu nya juga khas banget👏🔥
Nafa Nafila
Ditunggu updatenya Thor 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!