NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College
Popularitas:32.4k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Dilarang memplagiat karya!

Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.

Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.

Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.

Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.

Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai uji. Hingga mereka harus berjuang mempertahankan ikatan suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 2 Geng Srikandi VS Geng Kunti

Happy reading

"Woee, berhenti!" Ayu berteriak lantang begitu tiba di Jalan Teratai, tempat anak-anak Geng Srikandi dan bocah-bocah Geng Kunti berkelahi.

Namun sayang, tidak ada yang mau mendengarnya karena terlalu fokus dengan perkelahian.

Tidak ada cara yang bisa ia lakukan untuk menghentikan perkelahian yang terlihat semakin sengit, selain ikut terjun ke medan pertempuran.

Dengan kelincahan gerakan tangannya, Ayu berhasil merebut tongkat yang dipegang oleh salah satu anggota Geng Kunti dan menjadikan Arumi sebagai incaran untuk dijadikan tawanan agar perkelahian mereka segera berhenti.

"Nyet, hati-hati! Di belakang-mu!" Nofiya berteriak ketika salah satu musuh mereka bersiap untuk memukul Ayu dari belakang.

Seseorang tiba di waktu yang tepat.

Ia berusaha melindungi Ayu dengan mencengkram kuat tongkat yang ingin diayunkan tepat ke kepala Ayu.

"Hentikan!" Titahnya--dengan suara yang terdengar menggelegar.

Seketika perkelahian pun terhenti dan atensi semua anggota geng mengarah pada sosok pemilik suara yang ternyata tidak asing.

"Pak Juna --" ucap mereka hampir bersamaan.

Mata Ayu membulat sempurna begitu wajah Arjuna memenuhi ruang pandang.

Ia tidak menyangka jika Arjuna akan menyusulnya.

"Semua bubar! Tinggalkan tempat ini dan jangan pernah berkelahi lagi!" Arjuna kembali melontarkan titah yang tak kuasa dibantah oleh semua anggota geng. Suaranya terdengar datar. Namun penuh penekanan.

Arumi sebagai ketua Geng Kunti, segera membawa anggota gengnya untuk meninggalkan tempat itu. Namun sebelum melangkah pergi, Arumi melayangkan tatapan menghunus ke arah Ayu dan mengancamnya untuk tidak mendekati Dimas.

Seperti biasa, Ayu membalas ancaman Arumi dengan memperlihatkan senyum mencemooh.

Baginya, ancaman itu hanyalah angin lalu yang tidak penting untuk ditanggapi.

"Nyit, gimana keadaan temen-temen?" Ayu bertanya pada Nofiya setelah Arumi dan anggota geng-nya menghilang dari pandangan mata.

"Noh lihat aja sendiri! Kepala Ririn sama Machan benjol!" ujar Nofiya sambil menggerakkan dagu, menunjuk ke arah Ririn dan Machan yang tampak merintih kesakitan sambil memegang dahi mereka yang benjol.

Ayu mengalihkan pandangan mata ke arah dua temannya yang ditunjuk oleh Nofiya. Benar saja, kepala mereka terlihat memar dan benjol akibat perkelahian tadi.

"Selain mereka berdua masih aman, Nyet. Temen-temen kita yang lain cuma luka ringan. Kita bisa obatin pake obat merah atau plester."

Ayu mengangguk pelan, lalu membuang napas kasar. Ia merasa bersalah karena telah datang terlambat.

"Kita bawa teman-temanmu yang terluka ke rumah sakit," tutur Arjuna--menginterupsi.

"Siapa yang akan membayar biaya rumah sakit, Pak?" Bukan Ayu yang menanggapi ucapan Arjuna, melainkan Nofiya.

"Saya yang akan membayarnya."

Ucapan Arjuna mencipta senyum di bibir Nofiya dan teman-temannya, terkecuali Ayu.

Ayu meyakini, jika setelah hari ini ... Arjuna akan selalu membuntuti dan akan membatasi ruang geraknya sebagai ketua Geng Srikandi.

"Yu, kamu ikut saya." Arjuna memecah hening yang sejenak tercipta dan membuat Ayu terhenyak.

"Nofiya dan yang lainnya gimana?" Ayu menanggapi perkataan Arjuna tanpa menatap lawan bicara yang saat ini tengah menatapnya.

"Mereka diantar Pak Hasan--sopir papa."

"Tapi, aku ingin menemani mereka --"

"Ririn, Machan, dan yang lainnya terluka karena aku datang terlambat," imbuh Ayu.

"Kita bisa bertemu mereka di rumah sakit."

"Tapi --"

"Kamu ikut saya atau --"

"Baiklah. Aku ikut kamu."

Ayu segera memangkas perkataan Arjuna. Seolah ia bisa menebak apa yang ingin dilontarkan oleh pria menyebalkan itu.

Ancaman.

Arjuna bisa saja membeberkan pernikahan mereka pada semua orang, jika perintahnya tidak diindahkan.

Dengan sangat terpaksa, Ayu menuruti perintah Arjuna dan membiarkan teman-temannya masuk ke dalam mobil bersama Hasan. Sementara dia, membonceng kuda besi milik Arjuna.

"Sesuai dugaan saya, kamu tidak pergi ke minimarket. Kamu sengaja berbohong supaya bisa menyusul teman-teman kamu dan ikut berkelahi bersama mereka," ucap Arjuna sambil fokus melajukan kuda besi.

"Makanya, saya meminta Pak Hasan untuk ikut bersama saya, karena saya yakin pasti banyak yang terluka akibat perkelahian tadi," sambungnya.

"Bagaimana Pak Juna bisa tau kalau aku nggak ke minimarket?"

"Tadi, saya mendengar obrolanmu dengan Nofiya. Mungkin kamu berpikir, suara kamu pelan dan tidak mungkin didengar oleh siapapun kecuali lawan bicara."

Huft ....

Ayu membuang napas kasar. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa berbicara lebih pelan, sehingga Arjuna mendengar obrolannya dengan Nofiya.

"Sebenarnya, apa yang membuat kalian sering berkelahi dengan Geng Kunti?"

Ayu membisu. Ia serasa enggan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Arjuna.

"Apa karena ... kamu dan Arumi memperebutkan Dimas?" tebak Arjuna sambil menoleh sekilas ke belakang, sehingga memaksa Ayu untuk membalasnya.

"Nggak. Sebenarnya, Arumi cuma salah paham aja. Dia cemburu, karena aku deket sama Dimas. Tapi kedekatan kami cuma sekedar teman, nggak lebih."

"Kenapa kamu tidak menjelaskannya pada Arumi? Supaya dia tidak terus menerus salah paham."

"Males, Pak. Yang namanya cemburu, dijelasin seperti apapun, nggak bakal percaya."

"Berarti kamu harus menjaga jarak dengan Dimas."

"Kenapa aku harus menjaga jarak dengan Dimas? Aku dan Dimas berteman dari kecil. Jadi wajar, kalau kami deket. Arumi-nya aja yang terlalu pencemburu dan terobsesi sama Dimas."

"Yu, status kamu sudah bukan gadis lajang lagi. Jadi, kamu harus bisa menjaga Marwah sebagai seorang istri."

"Maksud Pak Juna apa?"

"Nanti malam saya jelaskan. Supaya kamu paham, apa saja hak dan kewajiban kamu sebagai seorang istri."

Ck ...

Ayu berdecak dan memutar bola mata malas.

Selayaknya seorang remaja yang masih berusia belia, Ayu ingin menikmati masa muda dan belum siap menjadi seorang istri.

Apalagi menjalankan kewajiban yang pastinya teramat berat.

Tak terasa, roda kuda besi yang dikendarai oleh Arjuna sudah menginjak area parkir rumah sakit.

Tanpa diminta oleh Arjuna, Ayu bergegas turun dari jok sepeda motor.

"Kita susul teman-teman kamu. Mungkin mereka di UGD."

"Iya." Ayu mengangguk pelan, lalu membawa kakinya melangkah mengikuti ayunan kaki Arjuna.

Setibanya di UGD, Arjuna dan Ayu disambut ramah oleh seorang dokter berparas cantik yang kebetulan mengenal Arjuna.

Dia ... Dira. Saudara Arjuna.

"Jun, semua murid-mu yang terluka sudah kami obati. Mereka bisa langsung pulang," tutur Dira diiringi seutas senyum yang membingkai wajah cantiknya.

"Alhamdulillah. Makasih, Mbak."

"Sama-sama."

"Luka mereka nggak ada yang parah 'kan, Mbak?"

"Alhamdulillah, nggak ada."

"Syukurlah, kalau begitu aku tinggal dulu ke bagian administrasi --"

"Mau ngapain? Semua biaya pengobatan mereka sudah aku bayar."

"Waduh, malah merepotkan Mbak Dira."

"Nggak juga, Jun. Udah, santai saja. Aku nggak merasa direpotkan."

"Sekali lagi ... makasih ya, Mbak."

"Sama-sama. Salam buat Om Adam dan Tante Alisa ya."

"Iya, Insya Allah nanti aku sampaikan."

"Sip. Aku tinggal dulu ya. Ada pasien yang harus segera dioperasi."

"Iya, Mbak. Semoga lancar operasinya."

"Aamiin."

Dira kembali menerbitkan senyum, lalu melangkah pergi--meninggalkan Arjuna dan Ayu untuk melanjutkan tugas.

"Sepertinya, Pak Juna akrab banget sama bu dokter tadi." Ayu membuka obrolan.

"Iya. Dia ... Mbak Dira. Anak Om Firman--kakaknya papa."

"Owhh, aku kira mantan Pak Juna --"

"Seharusnya, Pak Juna memiliki istri seperti Dokter Dira. Cantik, lembut, cerdas, dan baik hati. Bukan seperti aku. Bedugalan." Ayu menyambung ucapannya, lantas mengayun kaki tanpa menunggu balasan dari Arjuna.

Andai kamu tau, Yu. Sebelum kita bertemu, aku pernah menjalin hubungan serius dengan seorang dokter. Hubungan kami kandas, karena dia lebih memilih pria lain yang mungkin lebih baik dari-ku.

Arjuna menghela napas dalam, lalu menghembuskan nya perlahan. Menghempas rasa sesak yang memenuhi rongga dada.

Setiap mengingat sang mantan kekasih, segumpal daging yang bersemayam di dalam dadanya terasa ngilu.

Rasa sakit karena pengkhianatan Cathy masih tersisa dan belum sembuh sepenuhnya, hingga membuat Arjuna enggan menjalin hubungan dengan wanita lain.

Namun demi menuruti permintaan papanya, ia terpaksa menikahi Ayu--muridnya sendiri dan berusaha ikhlas menjalani goresan takdir yang dikehendaki oleh Sang Penulis Skenario.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
Nofiya dan Machan ngekos aja mang di dunia ini. yg punya dunia ya Juna dan Ayu..kasian mereka berdua
Ayuwidia: cemungut, dapat 600 kata langsung terbangin
total 3 replies
Najwa Aini
Berarti hati Arjuna mang udah mati utk yg lain..tuh..mendengar cathy meninggoy dia B aja. gak ngucap istirja' malah
Najwa Aini: lah iya kok bisa dikasih nama caty..
kenapa gak mpus aja sekalian
total 4 replies
Najwa Aini
Arjuna gak sempat ngucapin makasih ke Aga???
Terlalaaaa
Najwa Aini: parah tu si Juna
total 2 replies
Najwa Aini
yaaahhh..jadi pelukan..aku kok kecewa..kurang lama liat Arjuna merengut
Ayuwidia: yaiyalah 🤣
total 5 replies
Najwa Aini
Aku bersorak kegirangan..jangan kasih peluang ke Juna pokoknya
Najwa Aini: biarinn weee
total 2 replies
Najwa Aini
deuggjj..masih sempat²nya mikirin makanan
Ayuwidia: biasa dia
total 1 replies
Najwa Aini
Bagus Nof..jangan kasih sempat Si Juna meluk bininya
Ayuwidia: Bhhhahahaha 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Apaan sih Nof..main mutusin Ayu meninghal...
Ayuwidia: Tau' tuch dia
total 1 replies
Najwa Aini
miris banget yak nasibnya.
turut berduka aku ya
Najwa Aini
wuiihh..
sdah di alam berbeda??
kasian si Alisa yg pengin bnaget punya mantu cathy
Ayuwidia: biar besok dianter sama mantunya ke sana
total 1 replies
Najwa Aini
Behh..malah reunian kisah mantan.
noh di depan suamimu nangis Yu..
Ayuwidia: mantan yang mana, Kak?
total 1 replies
Najwa Aini
Aga itu adiknya Cat2 ya
Ayuwidia: Hu-um, tapi Aga di sini. Bukan Aga sopirku
total 1 replies
Najwa Aini
hmm..bagus Aga..emosi yang membuncah tak membuatnya lupa akan status
Najwa Aini
beruntung si Ayu punya riwayat tukang nangkring di pohon ya
Ayuwidia: Begitulah, tapi sekarang entah masih bisa apa nggak
total 1 replies
Najwa Aini
Alhamdulillah..ternyata selamat.
Ayuwidia: Klw nggak selamat mana bisa dia nulis, Kak
total 1 replies
Najwa Aini
pohon tabebuya ini mengingatkan aku pada kisahnya Syila di paijo
Ayuwidia: bagus nggak?
total 1 replies
Najwa Aini
buruan dah manjat tuh tangga
Najwa Aini
shodaaallahul adziem
Najwa Aini
Berdoa? Arjuna pasti tidak akan puas hanya dengan dianjurkan berdoa
Najwa Aini
baguusss...
kalau perlu dagunya juga dibuat lepas dari tempatnya
Ayuwidia: beughhhh ngeri-ngeri sedap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!